Sejarah Indramayu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan revisi Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Mengembalikan revisi Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 208:
'''Kesultanan Dermayu''' dikenal pula '''Dermayu''' adalah nama umum [[Indramayu]] antara tahun 1470 dan 1770, ketika Raden Khalif Aria Wirasamudra dan Syeikh subaqir (Ulama) yang ia dirikan negeri ini dengan sistem [[Kesultanan]]. Di bawah kepemerintahan Raden Khalif Aria Wirasamudra, Dermayu diubah menjadi negeri [[Totaliterisme|totaliter]] dan hampir semua aspek kehidupan dikendalikan oleh pemerintah. Nama resmi negeri ini adalah '''''Sulthonul Dermayu Nagarigung''''' ([[Dermayu, Sindang, Indramayu|Negeri Kesultanan Dermayu]]) sampai 1770.
Raden Khalif Aria Wirasamudra (wiralodra) ditunjuk sebagai [[Sultan|Sulthonul]] oleh ulama dan masyarakat manukan (Indramayu), namun Raden Khalif baru menerima
Dengan belanja kesultanan dermayu melebihi pendapatan, era Sultan Khalif ini mampu menggalakan pekerjaan umum, termasuk pembangunan pelabuhan pasekan, pelabuhan teluk kerimun, pelabuhan juntinyuat, pembuatan batik dermayon, pembangunan tanggul untuk jalan raya dan kemaritiman. Pulihnya ekonomi [[Indramayu|Dermayu]] meningkatkan kepopuleran Kesultanan Dermayu di nusantara. Kemaritiman menjadi bagian dari ideologi Raden Khalif ini. Perdagangan bebas dianggap oleh Raden Khalif sebagai sumber ekonomi utama.
Baris 217:
Nama Pabean berasal dari kata '''bea''', maksudnya '''bea cukai''', nama Pagirikan berasal dari kata '''girik''' artinya surat izin untuk keluar masuk daerah pelabuhan, sedang desa Pasekan berasal dari kata '''pasek''' artinya tempat penimbunan barang-barang yang akan bongkar muat di kapal. Itu penjelasan dari W.J.S Purwadarminta, Bahusastra Jawa, J.B. Wolters, Groningen, Batavia, 1937, hal. 34-145, 75.
[[File:Hubungan Kesultanan Turky di Nusantara.jpg|thumb|Hubungan Kesultanan Dermayu dengan Turki dalam Peta Surat sekitar tahun 1850]]
Raden Khalif mulai mengatur komoditif barang yang akan di naik turunkan di kapal dagang dermayu untuk penjualan. Komoditif andalan dermayu adalah minyak kayu putih, buah mangga dermayu, beras putih, beras ketan hitam, beras ketan putih, beras merah, gula putih, gula tebu, belekutak (cumi-cumi), tongkol (tuna), rajungan (kepiting), pasir besi, bahan besi, dandang tembaga, wajan tembaga, tekel keramik, keramik, kain batik dermayon, kayu rinsom, batu bata, bubuk rempah, bubuk belanggur (mesiu), kerupuk kulit ikan, kelapa, benang kain, tanur sembur tembaga, genting, jeruk junti, garam laut (non sodium), urang pletok (lobster), kacang, kayu manis, bijih logam garam laut dan komoditif lainnya.
Baris 280 ⟶ 282:
Pasca perang telah usai, beberapa tuntutan seperti dari Palembang yang sebelumnya memiliki perjanjian dengan Pangeran Wirakusuma akan menjadikan daerah mereka sebagai Kesultanan jika membantu kesultanan dermayu. Pangeran Hadi Samudra salah satu putra dari Pangeran Wirakusuma menjadi penguasa di Palembang untuk mengubah Kerajaan menjadi Kesultanan Palembang.
=== Kedudukan Kesultanan Demak ===
Kedudukan Kesultanan Demak di Kesultanan Dermayu pernah terjadi pada tahun 1522, namun kedudukan Demak ini hanya menjadikan Kesultanan Dermayu sebagai basis atau markas militernya dan tidak menduduki secara kepemerintahaan, sebab dermayu dengan demak ini adalah sekutu dan tidakan itu adalah hal yang wajar . Hal itu juga sangat jelas dalam naskah lama Demak yang tidak menyebutkan kedudukan Demak di Dermayu.
=== Pangeran Koesumawijaya (Kowi) ===
Baris 291 ⟶ 293:
Pada kepemimpinan Sultan Kowi ini sangat sedikit catatan lama Dermayu tentangnya. Hal itu juga sangat sulit untuk membuka sejarah Kesultanan Dermayu era kepemimpinan Pangeran Koesumawijaya ini, akan tetapi terdapat empat Carik Braja dalam naskah jawa kuno Kanzi yang menceritakan tentangnya.
Sultan Koesumawijaya mengganti '''Dinasti Sapu Angin''' (kemudi kapal laut) pendahulunya menjadi '''Dinasti Medhangi Samudra''' yang bersimbol Perahu Perang. Simbol itu memiliki makna Perang dagang di laut asia. Sebab di eranya ini kerajaan-kerajaan di
Para bajak laut menguasai jalur rempah atau sutra dengan membuntuti kapal dagang dan beberapa barang dicuri komoditasnya. Terakhir kali para bajak laut terlihat di perairan Champa antara Thailand dan Kamboja. Disana mereka memasang bom yang bisa mengapung di permukaan air laut untuk menenggelamkan kapal dagang yang melintasi jalur, namun ingga saat ini belum terdapat kabar kejadian penenggelaman kapal dagang dermayu oleh bajak laut.
|