Bentuk peribadatan untuk memuja atau menyembah Hyang biasanya disebut sebagai [[Sembahyang]], yang mana tersusun dari dua kata [[bahasa Jawa kuno|Jawa kuno]], yakni ''sĕmbah'' + ''Hyang''.
== Hyang dalam agama-agama di Indonesia ==
Konsep Hyang bagi beberapa agama di Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut:
* Kejawen: Ialah ''[[Sang Hyang Taya]]'' tuhan yang maha esa yang tidak dapat dirupa namun bisa dirasa dan dinyata.<ref>{{Cite web|url=https://www.kompasiana.com/achmadeswa/5df28737d541df612d75d122/membuka-tabir-kapitayan-agama-kuna-di-tanah-jawa|title=Membuka Tabir Kapitayan, "Agama Kuna" di Tanah Jawa|last=Kompasiana.com|website=KOMPASIANA|language=id|access-date=2020-04-21}}</ref>
* Hindu: Ialah ''[[Sang Hyang Widhi]]'' tuhan yang maha esa, sumber dharma yang dibawa dewa-dewa
* Buddha: Ialah ''[[Sanghyang Adi Buddha]]'' hukum alam yang terus ada, tuhan yang tidak dapat dirupa, di mana damma-nya ditemukan oleh Buddha Gautama
* Islam: sesuai ajaran ''[[Sunan Kalijaga]]'' Sang Hyang adalah leluhur orang nusantara dari Sang Hyang Adam, Sang Hyang Esis, Sang Hyang Jawana, Sang Hyang Jawith, Sang Hyang Wanuh, Sang Hyang Bathara Guru, Sang Hyang Ismaya, Sang Hyang Bathara Wisnu, dan lain seterusnya sampai orang tua yang sudah meninggal dipersonifikasi sebagai entitas tunggal Sang Hyang.
*Sunda Wiwitan: Ialah ''[[Sang Hyang Kersa]]'' dewa atau tuhan (setara dengan Maha Adhi Parabrahman dalam agama Hindu) yang diyakini oleh para pemeluk agama Sunda Wiwitan.