Bahasa Jawa Indramayu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kesalahan Sejarah tanpa Rujukan dari Sumber Sejarah yang benar Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Penambahan Konten dari pihak sejarawan Indramayu. Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 3:
| nativename = {{jav|ꦧꦱꦗꦮꦆꦤ꧀ꦢꦿꦩꦪꦸ}}<!-- LIHAT HALAMAN PEMBICARAAN DAHULU JIKA INGIN MENGGANTI--><br>''Basa Jawa Indramayu''
| states = [[Indonesia]]
| region = [[Kabupaten Indramayu]], sebagian utara dan timur [[Kabupaten Subang]]
| speakers = ± 2 juta [[bahasa ibu|penutur jati]]
| date = 2020
Baris 25:
{| class="wikitable"
|+
! Dialek
! Dialek Banyumasan
! Dialek Tegal
Baris 85:
| bagaimana
|-
| ora,
| ora, dudu, seje
| ora, dudu, seje
| ora, dudu, seje
| tidak, bukan
|}
* <br />
== Pengaruh Dermayu ==
Dalam [[Sejarah Indramayu]], terdapat beberapa daerah yang terpengaruhi oleh daerah Dermayu (Indramayu) dalam kosa kata bahasa yang berasal dari aktifitas sosial yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Daerah pertama yang terpengaruhi oleh daerah [[Dermayu, Sindang, Indramayu|Dermayu]] adalah [[Bekasi]], yang mana orang-orang Dermayu atau Indramayu tahun 1550 bermigrasi ke wilayah barat dari sungai Citarum atau wilayah [[Kabupaten Bekasi]]. Mereka dikenal sebagai orang-orang Muhajirin dari Dermayu, justru sejarah pengaruh Dermayu di Bekasi ini ditulis oleh keturunan ulama-ulama Dermayu di Bekasi seperti di daerah Ban Chong, Kemejing, Pilar, Muara Gembong, Pulo Damar, Pulo Murub yang terbit di tahun 1965.
Dalam hal perantauan, yang mana penduduk Indramayu biasanya yang merantau ini adalah kaum laki-laki lajang dan sebagian besar perantau asal Indramayu tahun 1550 itu menikahi penduduk pribumi betawi di Bekasi. Terdapat catatan yang menyebutkan penggunaan [[Bahasa Jawa Indramayu|Bahasa Jawa Dermayu]] di Bekasi seperti pengaruh Kosa Kata :
{| class="wikitable sortable" width="100%"
! Dermayu (Indramayu)
! Bekasi
! Indonesia
|-
| Bagen
| Bagen
| Biarin aja
|-
| Ora
| Ora, Embung
| Tidak
|-
| Madang, Mindo
| Madang, Mindo
| Makan Siang
|-
| Ngendong
| Ngendong
| Menginap
|-
| Medit
| Medit
| Pelit
|-
| Dewekan
| Dewekan
| Sendirian
|-
| Penter
| Penter
| Cuaca Cerah
|-
| Ontong
| Ontong
| Jangan
|-
| Demen
| Demen
| Suka atau Cinta
|-
| Puguh
| Puguh
| Tentu saja
|-
| Nyangcang
| Nyangcang
| Terikat
|-
| Jember
| Jember
| Menjijikan
|-
| Papagan
| Kepapagan
| Berpapasan
|-
| Ongkoh
| Ongkoh
| Santai saja
|-
| Gedig
| Gedig
| Pukulan Palu
|-
| Ilok
| Ilok
| Sering, Masa
|-
| Mendek
| Mendek
| Jongkok
|-
| Gawean
| Gawean
| Pekerjaan
|-
| Angot
| Angot
| Kumat atau Kambuh
|-
| Kukuban
| Kukuban
| Berselimut
|-
| Ngadem
| Ngadem
| Berteduh
|-
| Pengkor
| Pengkor
| Pincang
|-
| Ganjen, Lenjeh
| Ganjen, Lenjeh
| Centil
|-
| Beleguran
| Beleguran
| Suara Meriam Bambu
|-
| Eretan
| Eretan, Getek
| Perahu Rakit
|-
| Gableg
| Gableg
| Punya
|-
| Pilar, Pilaran
| Pilar, Pilaran
| Batas, Penyanggah
|-
| Karang
| Karang
| Hutan, Rumput Belukar
|-
|}
Pada pengaruh Kosa Kata Dermayu di dalam bahasa Betawi Bekasi tidak disengaja, melainkan berasal dari migrasi penduduk Indramayu ke Bekasi di masa lalu. Terdapat beberapa desa di Bekasi yang menggunakan kosa kata dalam Bahasa Jawa Dermayu, misalnya daerah Pasar ''Ban Chong'', yang mana nama Ban Chong berasal dari Bahasa Jawa Indramayu artinya ''Teras Rumah'' atau ''Balkon''. Kemudian nama daerah ''Kemejing'' juga berasal dari Kosa Kata Dermayu yang artinya ''Pohon Kemejing'', selain itu daerah Pilar yang berasal dari kosa kata Dermayu artinya Batas atau Penyangga.
Jika diteliti lebih dalam terutama ''Mencari Keturunan Muhajirin Dermayu di Bekasi'' akan menemukan daerah dengan nama Ban Chong, Kemejing, Pulo Damar, Pulo Murub, Pilar dan Srengseng.
=== Pengaruh Dermayu di Cirebon ===
Perngaruh Dermayu di Cirebon, bisa dikatakan sebagai tindakaan kesengajaan oleh Kepemerintahaan Dermayu di masa lalu, tepatnya pada 18 November 1678 masehi terutama pada wangsakerta (Masa Kertawijaya atau Wiralodra ke VIII)
Putra Sulthonul Wazir Syah Suramenggali (Benggali) Wamsa Dinasti Gagak Singhalodra yaitu Pangeran Kertawijaya diangkat oleh Sultan Hamengkurat I di Kartasura sebagai ''Sulthan Kartawijaya'' dengan nama lain ''Indrawijaya'' atau ''Sultan Anom'' (Sultan Muda). Ia dinobatkan sebagai Sultan untuk mengganti Sulthonul Wazir Syah Syama'un (sultan dermayu ke VII) yang meninggal pada Idhul Fitri hari Jum'at 15 November 1678.
Selain itu Sultan Hamengkurat I menyerahkan wilayah pesisir utara pulau jawa kepada Syah Mansyur Dermayu, Syah Mansyur Jepara dan Syah Mansur Tuban. Daerah-daerah itu adalah daerah yang sengaja dimerdekakan oleh Mataram Islam.
Wilayah Cirebon yang saat itu di duduki Kesultanan Mataram, separuh wilayah Cirebon ini digadaikan ke Kesultanan Dermayu dan separuhnya lagi digadaikan ke Sumedang. Sultan Hamengkurat I menggadaikan Cirebon, dikarenakan memiliki banyak hutang terhadap VOC terutama pada saat cirebon membeli senjata dari VOC untuk menyerang Banten, namun Cirebon mengalami kekalahan dari Banten. Pada saat Mataram menduduki wilayah cirebon, daerah itu memiliki hutang terhadap VOC, sehingga Mataram diburu oleh VOC untuk melunasi hutang, akhirnya cirebon digadaikan ke Dermayu dan Sumedang.
Pada Sulthonul Wazir Syah Kertawijaya atau Indrawijaya menurunkan tahtanya ke Ponakannya yaitu Raden Wiradhibrata sebagai Sulthonul Syah Adhi Mansyur penerus dinasti Indrawijaya II. Pangeran Kertawijaya mendirikan kantor pajak bernama ''Kanoman'' sebagai simbol kedudukan Kesultanan Dermayu di Cirebon.
Disana Kertawijaya melakukan perubahan keras, terutama melarang penduduk Cirebon yang masih menggunakan Bahasa Sunda dan menggantinya menggunakan Bahasa Jawa Dermayu. Saat itu penduduk Cirebon yang mencoba menentang kebijakan Pangeran Kertawijaya ini, mereka tidak dikehendaki hidup dan yang hidup akan diasingkan.
Meskipun demikian Cirebon tidak diduduki VOC atau Mataram tidak menggadaikan Cirebon ke VOC, yang tentunya lebih awal terjajah sebelum daerah lain abad 19.
== Lihat pula ==
|