Bahasa Sunda Indramayu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual |
Mengembalikan revisi oleh tim sejarawan Indramayu Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 8:
'''Bahasa Sunda Indramayu''' atau '''bahasa Sunda dialek Indramayu''{{Sfnp|Deasty|2018|pp=1}}''''' atau '''bahasa Sunda Parean-Lelea''' adalah sebutan untuk ragam percakapan [[bahasa Sunda]] yang secara lokal dikenal sebagai '''''basa Sunda Léa''''' atau '''''basa Sunda Léléa'''''{{Sfnp|Deasty|2018|pp=2}} di [[Lelea, Indramayu|Kecamatan Lelea]], dan '''''basa Sunda Paréan'''''{{Sfnp|Kusuma|Rais|pp=3197|Wibowo|2021}} di [[Kandanghaur, Indramayu|Kecamatan Kandanghaur]] di wilayah [[Kabupaten Indramayu]]. Secara [[fonologi]]s, dialek yang dituturkan di daerah-daerah tersebut termasuk ke dalam jenis dialek bahasa Sunda non-h, sehingga dalam kosakatanya, bunyi konsonan /h/ tidak direalisasikan di segala posisi, selain konsonan /h/, dialek ini juga tidak memiliki bunyi vokal /eu/ seperti halnya [[dialek bahasa Sunda]] pada umumnya. Dialek ini dianggap sebagai fase bahasa Sunda lama karena kosakatanya terbilang arkais atau masih mempertahankan bentuk-bentuk leksikal dari bahasa pendahulunya, yakni [[bahasa Sunda Kuno]].''{{Sfnp|Asteka|2016|pp=235}}{{Sfnp|Abdurrachman|Umsari|Zarkasih|1985|pp=7}}''
== Sejarah ==
Dalam naskah wangsakerta (masa kertawijaya) carik braja tahun 1678 masehi. Berawal dari Raden Gempol dari [[Sumedang]] diangkat sebagai menteri panembahan Sumedang sebagai menteri pemajegan (pajak) di Kesultanan Dermayu oleh Sulthonul Syama'un (Dinasti Wiralodra ke VII) tahun 1669 masehi.
Kesultanan Dermayu yang saat itu dipimpin Sulthonul Syama'un sebagai Dinasti Sapu Angin melakukan peperangan dengan VOC di teluk Kerimun pelabuhan Losarang Kesultanan Dermayu dan dari perng itu juga menghasilkan tokoh Pahlawan Jaka Sembung. Orang-orang VOC melakukan perang itu hanya ingin mengambil Pajak Mataram di Keraton Dermayu, bahwa Mataram sudah bekerja sama dengan VOC. Kesultanan Dermayu yang sebelumnya hanya sebagai kerajaan bawahan dari Kesultanan Mataram Islam. Mendengar itu Kesultanan Dermayu memilih merdeka dari Mataram Islam, dikarenakan Sultan Hamengkurat I mulai menjalin kerjasama dengan VOC yang sebelumnya menjadi musuhnya.
Hal itu juga didengar oleh Raden Gempol di Keraton Dermayu tahun 1676 masehi, yang kemudian Raden Gempol bersama adiknya yang sebelumya bekerja di Dermayu pamit kepada Sultan Syama'un pulang ke Sumedang. Raden Gempol kemudian menobatkan dirinya sebagai Raja Sumedang yang merdeka dari Mataram Islam dan orang-orang Mataram Islam seperti Prawiralodra (Raden Bagus Taka), Tanujiwa tunduk kepada Raden Gempol dan mereka menjadi Punggawa pribadinya.
Tahun 1678 masehi yang saat itu kepemerentahan Kerajaan Sumedang berada di Tegalkalong tiba-tiba diserang oleh Kesultanan Banten dan Rangga Gempol wafat, namun Istri, Ki Jangkung, Prawiralodra (Raden Bagus Taka) dan beberapa penduduk Tegalkalong pergi menyelamatkan diri ke Kesultanan Dermayu.
Istri Rangga Gempol, Ki Jangkung dan penduduk Tegalkalong yang masih selamat meminta tolong pada Sultan Kertawijaya (Indrawijaya) untuk tinggal di Dermayu.
Ki Jangkung membawanya ke Kesultanan Dermayu, dikarenakan Dermayu adalah satu-satunya daerah di Jawa Barat yang tidak pernah diserang Banten, yang mana Kesultanan Dermayu adalah guru-gurunya Pangeran Cakrajaya, Raden Kian Santang, Sultan Maulana Banten, Syarif Hidayatullah dan Buyutnya Raja Sumedang yaitu Nyi Mas Ratu Kenchana Wungu asal Kesultanan Dermayu.
Ki Jangkun dan Istrinya tinggal menetap di desa Xio Jaran (Kiajaran, Lohbener), sedangkan peduduk Tegalkalong itu bermigrasi Kesultanan Dermayu di utara Desa Pengauban, di desa Karangawor, di desa Kemarang (Cikamurang) dan di desa Luwung Malang yaitu desa Suku Bugis Indramayu (Awor Bugis atau Haurbaogeulis).
Prawiralodra (Raden Bagus Taka) asal Bagelen utusan Mataram Islam yang pernah menjadi mentri di Sumedang, ia angkat oleh Sulthonul Kertawijaya (Indrawijaya) menjadi menteri pemajegan (pajak) di Kesultanan Dermayu tahun 1678 masehi.
Setelah itu tahun 1686 masehi Kesultanan Dermayu dipimpin oleh Sulthonul Wiradhibrata sedangkan Pangeran Kertawijaya (Indrawijaya) menjadi mentri dan mendirikan Kantor pajak Kesultanan Dermayu di Lemahwunguk Cirebon, dikarenakan Kadipaten Cirebon digadaikan ke Kesultanan Dermayu oleh Mataram Islam.
== Letak persebaran geografis ==
|