Muhammad Hasyim Asy'ari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Salim lubis (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Mengedit kalimat |
||
Baris 1:
{{Naratif}}
{{pemastian}}Hadratussyaikh [[Kiai]] [[Haji]] '''Muhammad Hasyim Asy'ari''' adalah seorang ulama besar bergelar pahlawan nasional dan merupakan pendiri sekaligus [[Daftar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama|Rais Akbar]] (pimpinan tertinggi pertama) [[Nahdlatul Ulama]]. Beliau memiliki julukan ''Hadratussyaikh'' yang berarti Maha Guru dan telah hafal ''[[Kutubus Sittah]]'' (
|notability =
<!-- ----------- -->
Baris 132:
== Mendirikan NU ==
Terbentuknya [[Nahdlatul Ulama]] atau NU sebagai wadah [[Suni|Ahlussunnah wal Jama’ah]] atau ASWAJA bukan semata-mata karena
<ref>{{Cite web|title=NU Online|url=https://nu.or.id/|website=nu.or.id|language=id-id|access-date=2021-12-03}}</ref>
Setelah melakukan ''istikharah,'' para ulama di Arab Saudi mengirimkan sebuah pesan kepada
Kemudian pada tahun 1924, [[Kholil al-Bangkalani|Syaikhona Kholil]] mengutus Kiai As'ad yang saat itu berumur 27 tahun untuk mengantarkan sebuah tongkat ke Kiai Hasyim Asy'ari, Tebuireng, Jombang dan menghafalkan [[Surah Ta Ha|Surat Thaha]] ayat 17-23 untuk dibacakan di hadapan Kiai Hasyim. Berangkatlah Kiai As'ad dengan mengayuh sepeda, Kiai As'ad telah dibekali uang oleh Syaikhona Kholil untuk di perjalanan, namun ia justru berpuasa selama di perjalanan. Kemudian setibanya di Tebuireng, Kiai As’ad menghadap Kiai Hasyim Asy'ari dan menyerahkan tongkat itu. Kiai Hasyim bertanya “Apakah ada pesan dari Syaikhona?” Lalu Kiai As’ad membaca Surat Thaha ayat 17-23 yang arti terjemahannya :
|