Surau Latiah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 22459657 oleh Carolina Mahadewi Malin (bicara)
Tag: Pembatalan
Membalikkan revisi 22459655 oleh Carolina Mahadewi Malin (bicara)
Tag: Pembatalan
Baris 1:
{{Infobox religious building
|image = Cagar budaya Surau Latiah.jpg
| name = Masjid Latiah<br>''مسجد لاتيا''
|image_size = 250px
| image = Cagar budaya Surau Latiah.jpg
|caption = Surau Latiah
| image_size = 250px
|building_name = Surau Latiah
| caption = Masjid Latiah sewaktu masih menjadi Surau
|location = Kampai Tabu Karambia, [[Lubuk Sikarah, Solok|Lubuk Sikarah]], [[Kota Solok]], [[Sumatra Barat]], [[Indonesia]]
| religious_affiliation = [[Islam]]
|religious_affiliation = [[Islam]]
| location = Jalan Tanjung Paku №133, [[Kota Solok|Solok]], [[Indonesia]]
|leadership = Wakaf
| province = {{flag|Sumatra Barat}}
|architecture_type = [[Surau]]
| established = [[1880]] (versi lain menyebutkan pada tahun [[1902]]){{sfn|Pramono|29 September 2019}}
|architecture_style = [[Arsitektur Minangkabau|Minangkabau]]
| architect =
|facade_direction =
| architecture_type = [[Masjid]]
|groundbreaking = 1880
| architecture_style = [[Minangkabau]] dengan sedikit sentuhan arsitektur [[Jawa|Jawa Kuno]] dan [[Melayu]]
|year_completed =
| capacity =
|dome_quantity construction_cost =
|dome_height_outercapacity = =
|dome_dia_outerlength = 21,5 meter
|minaret_quantitywidth = 11 meter
|minaret_height minaret_quantity =
|minaret_height =
| website =
}}
 
'''Surau Latiah''' terletak di [[Kampai Tabu Karambia, Lubuk Sikarah, Solok|Kampai Tabu Karambia]], [[Lubuk Sikarah, Solok|Lubuk Sikarah]], [[Kota Solok]], [[Sumatra Barat]], [[Indonesia]]. Surau ini didirikan pada akhir abad ke-19 oleh [[Syekh Sialahan]]. Bangunannya berbentuk menyerupai [[rumah gadang]], rumah adat tradisonal Minangkabau. Sejak didirikan sampai sekarang, konstruksinya tidak banyak mengalami perubahan, kecuali bagian dinding yang telah diberi plester dan material atap yang telah berganti dari ijuk menjadi seng.{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=22-23}}{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}
'''Masjid Latiah''' ([[bahasa Arab]]: ''مسجد لاتيا'') atau yang dulunya dikenal dengan '''Surau Latiah'''<ref>{{Cite web|last=Selvia|first=Novitri|date=2021-04-14|title=Surau Latiah, Masuk Cagar Budaya, Naskah Tuonya Didigitalisasi|url=https://padek.jawapos.com/sumbar/solok/14/04/2021/surau-latiah-masuk-cagar-budaya-naskah-tuonya-didigitalisasi/|website=Padek.co|language=id|access-date=2022-12-24}}</ref> ([[bahasa Indonesia]]: ''Musala Latiah'') adalah sebuah [[masjid]] tua bersejarah yang berada di [[Lubuk Sikarah, Solok|Lubuk Sikarah]], [[Kota Solok]], [[Sumatra Barat|Provinsi Sumatra Barat]], [[Indonesia]]. Masjid ini didirikan pada akhir abad ke-19 oleh [[:en:Shekh Sialahan|Syekh Sialahan]].<ref>{{Cite web|last=Khairul|date=2018-04-30|title=Naskah Bersejarah Surau Latiah Syekh Sialahan Kota Solok|url=https://infopublik.solokkota.go.id/naskah-bersejarah-surau-latiah-syekh-sialahan-kota-solok/|website=Info Publik Solok {{!}} info kota solok {{!}} kota solok|language=id|access-date=2022-12-24}}</ref> Bangunannya berbentuk menyerupai [[Rumah Gadang|rumah gadang]], [[Rumah tradisional|rumah adat tradisional]] [[Orang Minangkabau|Minangkabau]].{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}
 
Surau ini telah ditetapkan sebagai [[cagar budaya]] yang dilindungi oleh pemerintah pada 2007.{{sfn|Pemerintah Provinsi Sumatera Barat|2012}}{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}<br />
Sejak didirikan sampai sekarang, konstruksinya tidak banyak mengalami perubahan, kecuali bagian dinding yang telah diberi plester dan material atap yang telah berganti dari ijuk menjadi seng.{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=22-23}}{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}} Kemudian masjid ini telah ditetapkan sebagai [[cagar budaya]] yang dilindungi oleh pemerintah daerah setempat pada tahun [[2007]].<ref>{{Cite web|last=Maijar|first=Andri|date=2020-10-17|title=Sejarah Situs Cagar Budaya Surau Latiah di Kota Solok|url=https://halonusa.com/sejarah-situs-cagar-budaya-surau-latiah-di-kota-solok/|website=Halonusa.com|language=id|access-date=2022-12-24}}</ref> Walaupun statusnya sudah menjadi [[masjid]], namun masih dikenal oleh masyarakat sekitar dengan kata ''Surau'' atau yang dalam [[bahasa Indonesia]] disebut [[Musala]].{{sfn|Pemerintah Provinsi Sumatra Barat|2012}}{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}
 
== Sejarah ==
Keberadaan masjidSurau iniLatiah berkaitan dengan figur [[:en:Shekh Sialahan|Syekh Sialahan]], seorang [[ulama|ulama Minangkabau]] yang berdakwah di daerah [[Kota Solok|Solok]] dan sekitarnya.<ref>{{Cite web|last=redaksi|title=Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gelar Pendigitalisasian Naskah Kuno Surau Latiah {{!}} Sumut24|url=https://www.sumut24.co/dinas-perpustakaan-dan-kearsipan-gelar-pendigitalisasian-naskah-kuno-surau-latiah/|language=en-US|access-date=2022-12-24}}</ref> Ia bernama asli [[:en:HussainHusin bin Mahmud|Hussain bin Mahmud]]. Sialahan merujuk pada nama daerah di [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]], tempat ia dulunya pernah ber[[dakwah]]berdakwah sebelum pindah ke Solok. Semasa hidupnya, Syekh Sialahan pernah belajar ke beberapa guru, terakhir ia berguru kepada Syekh Aminullah, cucu dari [[KotaSyekh Solok|SolokSupayang]]. Namun, saat berdakwah di Solok, ia mendapat hambatan dari kakaknya sendiri, seorang pemuka adat bergelar Datuk Bandaro dengan jabatan Angku Lareh. Jabatan ini membuat kakaknya cenderung berpihak kepada Belanda.{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=22-23}}{{sfn|BPCB Sumatra Barat|2018|pp=8-12}}
 
Menurut keterangan yang tertera pada papan informasi yang terpasang di surau, Surau Latiah didirikan oleh Syekh Sialahan pada 1880.{{sfn|Pramono|29 September 2019}} Versi lain menyebut tahun pendiriannya pada 1902. Surau ini merupakan salah satu bangunan ibadah umat Muslim tertua di Kota Solok.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8}} Secara fisik, bentuk bangunan surau menyerupai [[rumah gadang]] dengan atap gonjong. Satu-satunya komponen ruang yang mencirikan sebagai tempat peribadatan adalah [[mihrab]] di bagian tengah sisi barat.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8-9}}
Semasa hidupnya, [[:en:Shekh Sialahan|Syekh Sialahan]] pernah belajar ke beberapa guru, terakhir ia berguru kepada [[:en:Shekh Aminullah|Syekh Aminullah]]—cucu dari [[:en:Shekh Supayang|Syekh Supayang]]. Namun, saat berdakwah di Solok, ia mendapat hambatan dari kakaknya sendiri, seorang [[Adat|pemuka adat]] bergelar ''[[:en:Datuk Bandaro|Datuk Bandaro]]'' dengan jabatan ''[[:en:Angku Lareh|Angku Lareh]]''. Jabatan ini membuat kakaknya cenderung berpihak kepada [[Belanda]].{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=22-23}}{{sfn|BPCB Sumatra Barat|2018|pp=8-12}}
 
Pada awal berdirinya, Surau Latiah hanya berdinding bambu yang dianyam atau disebut ''sasak'' dan beratapkan ijuk. Setelah Syekh Sialahan meninggal pada 9 Muharram 1336 (26 Oktober 1917), dinding bangunan diberi plester dengan semen. Bagian lantai dan loteng telah diganti dengan material baru pada 1997 oleh [[Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala]] (BP3) Batusangkar. Bagian tiang dalam masjid yang asli sudah dilapisi dengan papan guna perkuatan dan pencegahan terhadap rayap.{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}{{sfn|situsbudaya.id|2 Februari 2016}}
Menurut keterangan yang tertera pada papan informasi—yang terpasang di masjid ini–Masjid Latiah didirikan oleh [[:en:Shekh Sialahan|Syekh Sialahan]] pada tahun [[1880]].{{sfn|Pramono|29 September 2019}} Versi lain menyebut tahun pendiriannya pada tahun [[1902]].<ref>{{Cite web|date=2020-05-25|title=Baraja : “Surau Latiah” Salah Satu Bangunan Ibadah Tertua di Kota Solok|url=https://gajahmaharamphotography.co.id/baraja-surau-latiah-salah-satu-bangunan-ibadah-tertua-di-kota-solok/|website=Gajah Maharam Photography|language=en-US|access-date=2022-12-24}}</ref> Masjid ini merupakan salah satu bangunan [[tempat ibadah]] [[Muslim|umat Muslim]] tertua di Kota Solok.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8}} Secara fisik, bentuk bangunan masjid inj menyerupai [[rumah gadang]] dengan atap ''gonjong''. Satu-satunya komponen ruang yang mencirikan sebagai tempat peribadatan adalah [[mihrab]] di bagian tengah sisi barat.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8-9}}
 
Surau Latiah dulunya digunakan sebagai tempat ibadah, menuntut ilmu, dan kegiatan [[suluk]]. Suluk merupakan ajaran [[tasawuf]] dalam Islam yang artinya jalan atau cara untuk mendekatkan diri pada Allah. Tidak semua surau bisa menjadi tempat suluk, karena terbatasnya ulama yang bisa membimbing suluk. Para peserta suluk di Surau Latiah berasal dari berbagai daerah, seperti [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]], [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]], dan [[Kabupaten Sijunjung|Sijunjung]]. Namun, tradisi bersuluk di surau ini sudah tidak dilakukan lagi, terakhir kali dilakukan pada 2003.{{sfn|BPCB Sumatra Barat|2018|pp=3-7}}{{sfn|Albert Rahman Putra|29 Juni 2014}}
Pada awal berdirinya, masjid ini hanya berdinding [[bambu]] yang dianyam dan beratapkan ijuk. Setelah [[:en:Shekh Sialahan|Syekh Sialahan]] meninggal pada [[9 Muharam]] [[Kalender Hijriah|1336]] ([[26 Oktober]] [[1917]]), dinding bangunan diberi plester dengan [[semen]]. Bagian lantai dan [[loteng]] telah diganti dengan material baru pada tahun [[1997]] oleh [[Balai Pelestarian Kebudayaan|Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala]] [[Batusangkar (kota)|Batusangkar]]. Bagian tiang dalam masjid yang asli sudah dilapisi dengan papan guna perkuatan dan pencegahan terhadap rayap.{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}{{sfn|situsbudaya.id|2 Februari 2016}}
 
== Konstruksi ==
Awalnya masjid ini digunakan sebagai [[tempat ibadah]], menuntut ilmu, dan kegiatan [[suluk]]. Karena hal itu, masjid ini dulunya menyandang gelar ''[[Surau]]'' atau setara dengan [[Musala]]. Tidak semua surau bisa menjadi tempat suluk, karena terbatasnya [[ulama]] yang bisa membimbing suluk. Para peserta suluk di Surau Latiah (sekarang Masjid Latiah) berasal dari berbagai daerah, seperti [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]], [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]], maupun dari [[Kabupaten Sijunjung|Sijunjung]]. Namun, tradisi bersuluk di surau ini sudah tidak dilakukan lagi, terakhir kali dilakukan pada tahun [[2003]].{{sfn|BPCB Sumatra Barat|2018|pp=3-7}}{{sfn|Albert Rahman Putra|29 Juni 2014}}
Denah bangunan Surau Latiah berukuran panjang 21,5 meter dan lebar 11 meter.{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=22-23}} Dinding terbuat dari kayu yang dikombinasikan dengan plester (pasir dan semen). Bagian atap berbentuk gonjong dengan bahan terbuat dari seng, sedangkan kerangkanya terbuat dari kayu dan bambu. Atap ditopang oleh 12 tiang.{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}{{sfn|situsbudaya.id|2 Februari 2016}}
 
Pintu masuk berada di sisi utara dan di sisi timur. Bukaan berupa jendela terdapat di sisi selatan, sisi barat, dan sisi timur. Ruangan bangunan terbagi atas ruang salat dan beberapa kamar yang digunakan untuk kegiatan suluk. Kamar tersebut berada pada sisi timur dari ruang utama yang pintunya tidak penuh hingga ke bagian bawah, dan sebuah ruangan dengan pintu penuh hingga ke bagian bawah.{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}{{sfn|situsbudaya.id|2 Februari 2016}}
 
Mihrab menjorok keluar bangunan dan membujur dari arah utara ke selatan. Pada bagian atas pintu dan jendela terdapat hiasan kerawang. Hiasan tersebut berbentuk setengah lingkaran dengan motif suluran yang di tengahnya terdapat lambang mahkota. Motif mahkota terbentuk sebagai pengaruh yang dibawa oleh bangsa [[Belanda]].{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8-9}}{{sfn|situsbudaya.id|2 Februari 2016}}
 
== Peninggalan Syekh Sialahan ==
 
Di surau ini, terdapat manuskrip berupa naskah berbahasa Arab dalam abjad gundul peninggalan Syekh Sialahan. Ketika ditemukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Solok pada April 2018, kondisinya sudah bercerai-berai dan dibungkus dengan kertas koran.{{sfn|Info Publik Solok|30 April 2018}}
 
Syekh Sialahan meninggal pada 9 Muharram 1336 (sekitar Juli 1917). Di sisi timur dalam kompleks surau, terdapat makam Syekh Sialahan berupa susunan bata berplester. Nisannya menyatu dengan jirat, dengan bentuk nisan berbentuk undakan, pada bagian kepala nisan terdapat empat buah undakan dan pada bagian kaki nisan terdapat tiga buah undakan. Saat ini, makam Syekh Sialahan telah diberi cungkup dan dibuatkan bangunan yang disusun dengan bata berplester dengan ukuran 4 x 3 meter. Atap cungkup terbuat dari seng.{{sfn|BPCB Sumatra Barat|2018|pp=3-7}}{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}
 
Selain itu, seperti kebanyakan masjid dan surau tua lainnya di Minangkabau, surau ini memiliki bedug atau disebut ''tabuah'' dalam [[bahasa Minang]]. Bersebalahan dengan surau, terdapat rumah gadang peninggalan Syekh Sialahan.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8-9}}
 
== Referensi ==
{{ref-listreflist}}
 
== Daftar pustaka ==
{{refbegin|2}}
 
* {{cite book
|title = Masjid-masjid Kuno di Sumatra Barat, Riau, dan Kepulauan Riau
|year = 2006
|publisher = Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Batusangkar
|place = Batusangkar
|id =
|accessdate = 25 April 2019
|url = https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbatusangkar/wp-content/uploads/sites/28/2015/04/Masjid-Kuno-Sumbar-Riau-Kepri-Sugi-2006-Cet.-2-Rev.pdf
|ref = {{sfnRef|Masjid-masjid Kuno...|2006}}
}}
* {{cite web
|title = Deskripsi Cagar Budaya Tidak Bergerak Kota Solok Provinsi Sumatra Barat
|author =
|url = https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/sites/28/2018/08/Cagar-Budaya-Kota-Solok.pdf
|work =
|publisher = Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatra Barat
|date = 2018
|accessdate = 25 April 2019
|ref = {{sfnRef|BPCB Sumatra Barat|2018}}
}}
* {{cite book
|title = Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Solok
|chapter = Bab II: Profil Kota Solok
|year = 2018
|publisher = Pemerintah Kota Solok
|id =
|accessdate = 25 April 2019
|chapter-url= https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_4a86655a7d_BAB%20IIBAB%20II.pdf
|ref = {{sfnRef|Pemerintah Kota Solok|2018}}
}}
* {{cite web
|title = Surau Latiah Sumatera Barat
|author =
|url = https://situsbudaya.id/surau-latiah-sumatera-barat/
|work = situsbudaya.id
|publisher =
|date = 2 Februari 2016
|accessdate = 25 April 2019
|ref = {{sfnRef|situsbudaya.id|2 Februari 2016}}
}}
* {{cite web
| url = https://docplayer.info/36785079-Daftar-cagar-budaya-tidak-bergerak-provinsi-sumatera-barat-provinsi-sumatera-batat.html
| title = Daftar Cagar Budaya Tidak Bergerak Provinsi Sumatera Barat
| work = Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
| accessdate = 25 April 2019
| year = 2012
| ref = {{sfnRef|Pemerintah Provinsi Sumatera Barat|2012}}
}}
* {{cite web
|title = Cagar Budaya Kota Solok
|author = Yusfa Hendra Bahar
|url = https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/cagar-budaya-kota-solok/
|work =
|publisher = Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatra Barat
|date = 2 Februari 2016
|accessdate = 25 April 2019
|ref = {{sfnRef|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}
}}
* {{cite web
|title = Naskah Bersejarah Surau Latiah Syekh Sialahan Kota Solok
|url = https://infopublik.solokkota.go.id/naskah-bersejarah-surau-latiah-syekh-sialahan-kota-solok/
|work = Info Publik Solok
|publisher = Pemerintah Kota Solok
|date = 30 April 2018
|accessdate = 25 April 2019
|ref = {{sfnRef|Info Publik Solok|30 April 2018}}
}}
* {{cite web
|title = VideoGubuakKopi Surau Latiah
|author = Albert Rahman Putra
|url = http://gubuakkopi.id/2014/06/29/videogubuakkopi-surau-latiah/
|work = Komunitas Gubuak Kopi
|publisher =
|date = 29 Juni 2014
|accessdate = 25 April 2019
|ref = {{sfnRef|Albert Rahman Putra|29 Juni 2014}}
}}
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
*[[Pramono]]. [https://inioke.com/2892-2/ ''Mengenal Khazanah Naskah di Surau Latiah''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200627195506/https://inioke.com/2892-2/ |date=2020-06-27 }}.
[[Kategori: Masjid di Indonesia]]
 
{{Portal|Islam}}
{{Masjid di Indonesia}}
 
[[Kategori:Masjid di Sumatra Barat|Latiah]]
[[Kategori:Kota Solok]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1902]]
[[Kategori:Cagar budaya Indonesia di Sumatra Barat]]