Sigmund Freud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
Baris 42:
 
=== Alam bawah sadar ===
Freud membagi keadaan [[jiwa]] manusia menjadi dua bagian dengan tiga tingkatan. Bagiannya yaitu kesadaran dan ketidaksadaran. Kesadaran ini terbagi menjadi dua tingkatan, yaitu sadar dan pra-sadar. Sedangkan ketidaksadaran menjadi tingkatan tersendiri.<ref>{{Cite book|last=Hidayah, N., dkk.|date=2017|url=http://fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/060417-Psikologi-Pendidikan-lengkap.pdf|title=Psikologi Pendidikan|location=Malang|publisher=Universitas Negeri Malang|isbn=978-979-495-934-3|pages=44|url-status=live}}</ref> Freud menyatakan bahwa [[alam bawah sadar]] merupakan bagian terbesar dari pikiran. Alam bawah sadar merupakan tempat menyimpan pemikiran-pemikiran yang rumit seperti nafsu, insting, kenangan, atau emosi yang timbul akibat trauma. Alam bawah sadar bagi Freud merupakan sumber motivasi terhadap hasrat individu yang bersifat sederhana hingga yang bersifat kreatif.<ref>{{Cite journal|last=Wjiaya, A., dan Darmawan, I. P. A.|date=2019|title=Optimalisasi Superego dalam Teori Psikoanalisis Sigmund Freud untuk Pendidikan Karakter|url=https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/19628/1/PROS_Hengki%20Wijaya_I%20Putu%20Ayub%20Darmawan_Optimalisasi%20Superego%20dalam%20Teori%20Psikoanalisis%20Sigmun%20Freud%20untuk%20Pendidikan%20Karakter.pdf|journal=Proceedings Seminar Nasional: Merajut Keragaman Untuk Mencapai Kesejahteraan Psikologis Dalam Konteks Masyarakat 5.0|pages=22}}</ref> Menurut Freud, sumber alam bawah sadar ini berasal dari pewarisan filogenetika. Pewarisan ini memberikan pengalaman-pengalaman yang mengalami pengulangan secara genetika.<ref>{{Cite journal|last=Warsah|first=Idi|date=2017|title=Kontekstualita, Vol. 33, No. 1, 2017 54Interkoneksi Pemikiran Al-Ghazāli dan Sigmund Freud Tentang Potensi Manusia|url=http://e-journal.lp2m.uinjambi.ac.id/ojp/index.php/Kontekstualita/article/view/30/10|journal=Kontekstualita: Jurnal Penelitian Sosial dan Keagamaan|volume=33|issue=1|pages=63|issn=2548-1770}}</ref> Karenanya, sebagian besar perilaku manusia yang terbentuk oleh kekuatan psikologi tidak mampu disadari keberadaannya. Hal ini juga membuat manusia tidak mampu memahami motivasi dirinya.<ref>{{Cite book|last=Rahmawati|date=2016|url=https://feb.unmul.ac.id/uploads1manajemen/files/Buku-Rahmawati-Manajemen-Pemasaran.pdf|title=Manajemen Pemasaran|location=Samarinda|publisher=Mulawarman University Press|editor-last=Fitriastuti, T., dan Kiswanto|pages=39-40|url-status=live|access-date=2022-03-10|archive-date=2021-07-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20210717003209/https://feb.unmul.ac.id/uploads1manajemen/files/Buku-Rahmawati-Manajemen-Pemasaran.pdf|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Teori kepribadian ===
Pemikiran Sigmund Freud tentang kepribadian berkaitan dengan teorinya yang lain tentang [[mimpi]]. Kesimpulan yang diperolehnya dalam penelitiannya tentang mimpi, bahwa seluruh aktivitas manusia sangat dipengaruhi oleh alam bawah sadar. Kesimpulan ini berlaku pada aktivitas manusia yang bersifat normal maupun yang tidak normal. Pada taraf tertentu, adanya mimpi menandakan bahwa seluruh manusia mengidap neurosis. Aktivitas manusia yang mengalami tekanan memiliki keterkaitan yang sangat erat terhadap mimpi yang berasal dari alam bawah sadar. Tekanan tersebut berubah menjadi perilaku aneh dan kebiasan neurosis lainnya di dalam mimpi.<ref>{{Cite journal|last=Helmy|first=Muhammad Irfan|date=2018|title=Kepribadian Dalam Perspektif Sigmund Freud dan Al-Qur’an: Studi Komparatif|url=https://ejournal.aiat.or.id/index.php/nun/article/download/69/45|journal=Nun|volume=4|issue=3|pages=109|access-date=2022-03-10|archive-date=2020-02-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20200213210154/https://ejournal.aiat.or.id/index.php/nun/article/download/69/45|dead-url=yes}}</ref>
 
Teori kepribadian manusia yang dikembangkan oleh Freud juga berasal dari pengalaman-pengalamannya dalam menangani pasien yang mengalami pernah mengalami mimpi. Ia juga mengalami langsung mimpi-mimpi yang kemudian dianalisisnya. Teori kepribadian manusia yang dikembangkan olehnya juga merupakan hasil dari banyak bacaan Freud di bidang ilmu dan [[humaniora]]. Freud merevisi teori kepribadian yang dibuatnya selama 50 tahun terakhir dari masa hidupnya.<ref>{{Cite journal|last=Waslam|date=2015|title=Kepribadian dalam Teks Sastra: Suatu Tinjauan Teori Sigmund Freud|url=http://journal.unas.ac.id/pujangga/article/download/323/221|journal=Jurnal Pujangga|volume=1|issue=2|pages=138-139}}</ref>