| logo =
| footnotes =
}}'''Pondok Pesantren Sidogiri''' adalah sebuah [[Pesantren|Pondok Pesantrenpondok Islampesantren]] yang beradaterletak di Desa [[Sidogiri, Kraton, Pasuruan|Sidogiri]] [[Kraton, Pasuruan|Kraton]] [[Kabupaten Pasuruan|Pasuruan]]. [[Jawa Timur]].Pondok Pesantren Sidogiri jugadidirikan merupakanpada Pondok Pesantren tertua diawal [[Jawaabad Timurke-18]], bahkanmenjadikan diSidogiri [[Indonesia]]sebagai yangsalah didirikansatu padapondok tahunpesantren 1718tertua saat masa pendudukandi [[Hindia Belanda|Hindia-BelandaIndonesia]] di Indonesia.
== Sejarah ==
Desa Sidogiri dibabatdidirikan oleh seorang [[Sayyid dari CirebonSulaiman]], Jawa Barat bernamaseorang [[Sayyid Sulaiman]]. Diabermarga adalah keturunan RasulullahBasyaiban dari marga Basyaiban[[Cirebon]]. Ayahnya, Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin 'Umar Basyaiban al '-Alawi yang datang dari Qosam Hadhramaut, adalahmerantau seorangke perantau[[Nusantara]] dari negeri wali, [[Tarim]], [[Hadramaut]], Yaman.sedangkan Sedangkanibu ibunyaSayyid Sulaiman, Syarifah KhodijahKhadijah, adalah putri [[Kesultanan Cirebon|Sultan Cirebon]] yang nasabnya tersambung Keturunankepada [[Sunan Gunung Jati]]. DenganSayyid demikian,Sulaiman darimendirikan garispondok ibu,pesantren Sayyiddi SulaimanSidogiri merupakandengan kerabatdibantu darioleh KeturunanKiai SunanAminullah, Gunungsantri Jatidan menantu Sayyid Sulaiman dari [[Pulau Bawean|Bawean]].
=== Tahun berdiri ===
Sayyid Sulaiman membuka dan mendirikan pondok pesantren di Sidogiri dengan dibantu oleh Kiai Aminullah. Kiai Aminullah adalah santri sekaligus menantu Sayyid Sulaiman yang berasal dari Pulau Bawean. Konon pembabatan Sidogiri dilakukan selama 40 hari. Saat itu Sidogiri masih berupa hutan belantara yang tak terjamah manusia dan dihuni oleh banyak makhluk halus. Hutan belantara Sidogiri dipilih untuk dibuka dan dijadikan pondok pesantren karena diyakini tanahnya baik dan berbarakah.
Ada dua versi mengenai tahun pendirian Pondok Pesantren Sidogiri. Pertama, dalam suatu catatan yang ditulis Panca Warga pada 1963, disebutkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri didirikan pada 1718. Catatan itu ditandatangani oleh [[Noerhasan Nawawie|K.H. Noerhasan Nawawie]], [[Cholil Nawawie|K.H. Cholil Nawawie]], dan [[Sa'doellah Nawawie|K.A. Sa'doellah Nawawie]] pada 29 Oktober 1963. Kedua, dalam surat lain bertahun 1971 yang ditandatangani oleh K.A. Sa'doellah Nawawie, tertulis bahwa pada 1971, Pondok Pesantren Sidogiri memperingati miladnya yang ke-226, menunjukkan bahwa pesantren didirikan pada 1745. Versi kedua ini yang dijadikan patokan hari ulang tahun dan ikhtibar Pondok Pesantren Sidogiri.
=== Tahun Berdiri ===
Terdapat dua versi tentang tahun berdirinya Pondok Pesantren Sidogiri, yaitu 1718 atau 1745. Dalam suatu catatan yang ditulis Panca Warga bertahun 1963 disebutkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri didirikan pada tahun 1718. Catatan itu ditandatangani oleh Almaghfurlahum KH. Noerhasan Nawawie, KH. Cholil Nawawie, dan K. A. Sa’doellah Nawawie pada 29 Oktober 1963.
Dalam surat lain yang bertahun 1971 yang ditandatangani oleh K. A. Sa’doellah Nawawie, tertulis bahwa tahun tersebut (1971) merupakan hari ulang tahun Pondok Pesantren Sidogiri yang ke-226. Dari sini disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri berdiri pada tahun 1745. Dalam kenyataannya, versi terakhir inilah yang dijadikan patokan hari ulang tahun/ikhtibar Pondok Pesantren Sidogiri setiap akhir tahun pelajaran.
== Pimpinan ==
Urutan pengasuh Sidogiri sampai sekarang adalah sebagai berikut.
Selama beberapa masa, pengelolaan Pondok Pesantren Sidogiri dipegang oleh kiai yang menjadi pengasuh saja. Kemudian pada masa kepengasuhan KH. Cholil Nawawie, adiknya yang bernama KH. Hasani Nawawie mengusulkan agar dibentuk wadah permusyawaratan keluarga, yang dapat membantu tugas-tugas pengasuh.
# Sayyid Sulaiman (pertengahan abad ke-18)
Setelah usul itu diterima dan disepakati, maka dibentuklah satu wadah yang diberi nama “Panca Warga”. Anggotanya adalah lima putra laki-laki KH. Nawawie bin Noerhasan, yakni:
# K.H. Aminullah (akhir abad ke-18)
# K.H. Abu Dzarrin (awal abad ke-19)
# K.H. Mahalli (awal abad ke-19)
# K.H. Noerhasan bin Noerkhotim (pertengahan abad ke-19)
# K.H. Bahar bin Noerhasan (sampai 1920-an)
# K.H. Nawawie bin Noerhasan (sampai 1929)
# K.H. Abd. Adzim bin Oerip (1929-1959)
# K.H. Abd. Djalil bin Fadlil (1959-1947)
# K.H. Cholil Nawawie (1947-1978)
# K.H. Abd. Alim Abd. Djalil (1978-2005)
# K.H. A. Nawawi Abd. Djalil (2005-2021)
# K.H. Fuad Noerhasan (2021-Sekarang)
Pada masa kepengasuhan K.H. Cholil Nawawie, K.H. Hasani Nawawie mengusulkan agar dibentuk wadah musyawarah keluarga yang dapat membantu pengasuh selama beertugas. Setelah usul itu disepakati, dibentuklah satu wadah yang diberi nama ''Panca Warga''. Anggotanya adalah lima putra laki-laki KH. Nawawie bin Noerhasan, yakni:
1. KH. Noerhasan Nawawie (wafat 1967)
2.# KHK.H. CholilNoerhasan Nawawie (wafat 1978)
# K.H. Cholil Nawawie
# [[Siradj Nawawie|K.H. Siradj Nawawie]]
# K.A. Sa'doellah Nawawie
# [[Hasani Nawawie|K.H. Hasani Nawawie]]
Setelah tiga anggota Panca Warga wafat, K.H. Siradj Nawawie membentuk wadah baru, ''Majelis Keluarga'', dengan anggota terdiri dari cucu-cucu laki-laki KH. Nawawie Noerhasan. Rais Majelis Keluarga pertama sekaligus pengasuh adalah [[Abdul Alim Abdul Djalil|K.H. Abdul Alim Abdul Djalil]], sedangkan K.H. Siradj Nawawie dan K.H. Hasani Nawawie sebagai penasehat. Anggota Majelis Keluarga saat ini adalah:
3. KH. Siradj Nawawie (wafat 1988)
# K.H. Fuad Noerhasan
4. K. A. Sa’doellah Nawawie (wafat 1972)
# K.A. Nawawy Sa'doellah
# K.H. Bahruddin Thoyyib
5. KH. Hasani Nawawie (wafat 2001)
Dalam pernyataan bersamanya, ke-lima putra Kiai Nawawie ini merasa berkewajiban untuk melestarikan keberadaan Pondok Pesantren Sidogiri, dan merasa bertanggungjawab untuk mempertahankan asas dan ideologi Pondok Pesantren Sidogiri.
=== Majelis Keluarga ===
Setelah tiga anggota Panca Warga wafat, KH. Siradj Nawawie mempunyai gagasan untuk membentuk wadah baru, maka dibentuklah organisasi pengganti yang diberi nama “Majelis Keluarga”, dengan anggota terdiri dari cucu-cucu laki-laki KH. Nawawie bin Noerhasan. Rais Majelis Keluarga pertama sekaligus Pengasuh adalah KH, Abd. Alim Abd. Djalil, sedangkan KH. Siradj Nawawie dan KH. Hasani Nawawie sebagai Penasehat.
Anggota Majelis Keluarga saat ini adalah:
1. KH. Fuad Noerhasan (Rais/Pengasuh)
2. K. A. Nawawy Sadoellah (Sekjen/Anggota)
3. KH. Bahruddin Thoyyib (Anggota)
=== Urutan Pengasuh ===
Keberadaan Panca Warga dan selanjutnya Majelis Keluarga, sangat membantu pengasuh dalam mengambil kebijakan-kebijakan penting dalam mengelola Pondok Pesantren Sidogiri sehingga berkembang semakin maju.
Tentang urutan Pengasuh, terdapat beberapa versi, sebab tidak tercatat pada masa lalu. Dalam catatan yang ditandatangani KH. A. Nawawi Abd. Djalil pada 2007, urutan Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri sampai saat ini adalah:
1. Sayyid Sulaiman (wafat 1766)
2. KH. Aminullah (wafat akhir 1700-an/awal 1800-an)
3. KH. Abu Dzarrin (wafat 1800-an)
4. KH. Mahalli (wafat 1800-an)
5. KH. Noerhasan bin Noerkhotim (wafat pertengahan 1800-an)
6. KH. Bahar bin Noerhasan (wafat awal 1920-an)
7. KH. Nawawie bin Noerhasan (wafat 1929)
8. KH. Abd. Adzim bin Oerip (wafat 1959)
9. KH. Abd. Djalil bin Fadlil (wafat 1947)
10. KH. Cholil Nawawie (wafat 1978)
11. KH. Abd. Alim Abd. Djalil (wafat 2005)
12. KH. A. Nawawi Abd. Djalil (wafat 2021)
13. KH. Fuad Noerhasan (2021-Sekarang)
== Kegiatan ==
1. Tahajud dan Witir Bersama
Kegiatan ini harus diikuti seluruh santri dan dimulai pukul 03.30 WIB (setengah empat dini hari). Pada waktu ini semua santri dibangunkan dari tidur, kecuali santri yang mukim di Daerah J (dibangunkan pukul 04.00). Setelah mandi/berwudhu, seluruh santri harus melaksanakan salat Tahajud dan Witir.
Untuk murid kelas VI Ibtidaiyah, murid Tsanawiyah, dan anggota Kuliah Syariah yang tidak bertugas di Daerah-nya, kegiatan ini bertempat di masjid, di bawah pengawasan Kepala Bagian Ubudiyah dan bawahannya. Setelah itu, dilanjutkan dengan membaca Asma’ul Husna bersama, dengan dipimpin seorang santri yang ditunjuk.
Sedangkan untuk kelas I sampai V Ibtidaiyah dan murid Isti’dadiyah, kegiatan ini bertempat di Daerah, di bawah pengawasan Pengurus Daerah. Kemudian dilanjutkan dengan membaca wirid-wirid mu’tabaroh, dipimpin Ubudiyah Daerah dan stafnya.
2. Salat Subuh Berjamaah
Salat berjemaah Subuh ini bertempat di masjid bagi murid kelas VI Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan anggota Kuliah Syariah yang tidak bertugas di Daerah-nya. Sedangkan murid kelas I sampai V Ibtidaiyah dan murid Isti’dadiyah bertempat di Daerah.
3. Takrar Nazham
Kegiatan ini khusus untuk murid kelas I sampai V Ibtidaiyah dan murid Isti’dadiyah. Bertempat di Daerah masing-masing, di bawah pengawasan Ta’limiyah Daerah dan stafnya.
4. Jam Belajar
Kegiatan jam belajar ini dibagi dua, pagi dan malam. Bertempat di Daerah. Yaitu pagi setelah salat Subuh s.d pukul 06.00 WIB, dan malam pukul 09.00 s.d 10.00. Untuk jam belajar setelah Subuh, pada hari-hari tertentu diisi pengajian kitab oleh Kepala Kamar masing-masing, dengan materi yang telah ditetapkan oleh Pengurus Daerah.
5. Salat Dhuha Berjamaah
Kegiatan ini untuk murid kelas I sampai IV Ibtidaiyah dan murid Isti’dadiyah. Waktunya pukul 06.30 s.d 06.45 pagi, dan bertempat di Daerah. Kegiatan ini khusus santri yang bermukim di selain Daerah K, L, dan H, kecuali pada hari Jumat. Setiap hari Jumat, salat Dhuha berjamaah diganti musyawarah di Daerah.
Kemudian setiap hari Selasa, sebelum pelaksaan salat Dhuha berjamaah, diisi khataman al-Quran. Khusus di Daerah I, kegiatan salat Dhuha berjamaah ini harus diikuti oleh seluruh santri dari semua tingkatan.
6. Pengajian Kitab Kuning
Pengajian kitab kuning ada yang diasuh langsung oleh Kiai/Pengasuh, dan ada yang dibacakan guru-guru yang telah ditunjuk Kepala Bagian Ta’limiyah dengan persetujuan Ketua III PPS.
Pengajian kitab kuning oleh Pengasuh adalah kegiatan inti atau pokok di PPS, bertempat di Surau H dan harus diikuti seluruh santri yang tergolong (1) anggota Kuliah Syariah non guru (telah lulus Tsanawiyah dan selesai tugas mengajar di luar PPS, tapi tidak bersekolah di Aliyah), (2) guru yang sedang tidak bertugas, dan (3) murid Aliyah.
Sedangkan santri tingkat Tsanawiyah, Ibtidaiyah, dan Isti’dadiyah sangat dianjurkan untuk mengikuti pengajian yang diasuh oleh Pengasuh. Materi pengajian kitab kuning oleh Pengasuh biasanya adalah kitab Ihya’ Ulūmiddīn, Shahīh Bukhāri, Fathu al-Wahhāb, I’ānah ath-Thālibīn (pagi); Tafsīr Jalālain (sore); dan Jam’u al-Jawāmi’ (malam).
Sementara itu, mengikuti pengajian kitab yang dibacakan guru-guru, hanya bersifat anjuran bagi semua santri yang ingin mengikutinya. Tempatnya di ruang-ruang MMU atau Daerah, waktunya setelah pengajian al-Qur’an Magrib. Materi pengajian kitab kuning oleh guru-guru adalah kitab-kitab kecil dalam bidang Fikih, Akhlak, Tasawuf, Nahwu, dll.
7. Musyawarah
Di PPS, kegiatan musyawarah kitab kuning untuk anggota Kuliah Syariah diselenggarakan setiap malam, pada pukul 21.00 s.d 22.00 WIB bertempat di ruang-ruang MMU. Khusus malam Selasa, musyawarah dilaksanakan pada pukul 20.00 s.d 22.00 WIB.
Sedangkan untuk tingkat Tsanawiyah, sesuai dengan ketentuan Daerah dan kelasnya, musyawarah dilaksanakan pada Selasa pagi pukul 05.30 s.d 07.00 WIB, bertempat di ruang MMU. Dan bagi santri kelas V & VI Ibtidaiyah serta V, VI, dan VII Isti’dadiyah dilaksanakan pada Jumat pagi pukul 06.00 s.d 07.00 WIB, bertempat di Daerah.
Selain itu, kegiatan musyawarah ada yang diistilahkan dengan musyawarah gabungan antar Daerah, bagi kelas III Tsanawiyah. Musyawarah ini membahas masalah waqi’iyah (kejadian di masyarakat). Dilaksanakan setiap Jumat pagi pukul 07.30 s.d 09.45 WIB dan bertempat di Daerah sesuai urutannya. Begitu pula dengan kelas II & III Tsanawiyah, ada musyawarah gabungan Jumat Pagi, tapi bertempat di ruang MMU.
8. Salat Dhuhur & Ashar Berjamaah
Kegiatan ini untuk murid Ibtidaiyah dan Isti’dadiyah, pada pukul 12.20 s.d 12.45 WIB bertempat di Daerah untuk kelas I sampai V, dan bertempat di masjid untuk kelas VI.
9. Salat Maghrib Berjamaah
Kegiatan ini bertempat di masjid untuk kelas VI Ibtidaiyah, murid Tsanawiyah, dan semua anggota Kuliah Syariah yang tidak bertugas di Daerah-nya. Sedangkan kelas I sampai V Ibtidaiyah dan murid Isti’dadiyah bertempat di Daerah.
10. Mengaji al-Quran
Mengaji al-Quran harus diikuti oleh seluruh santri selain kelas VI Ibtidaiyah & III Tsanawiyah, setelah salat Maghrib berjamaah. Kegiatan ini diselenggarakan setiap malam, selain malam Selasa dan malam Jumat.
Kegiatan mengaji al-Quran bertempat di Daerah untuk anggota Kuliah Syariah dengan cara tadarus. Bertempat di kamar-kamar Daerah untuk kelas I sampai V Ibtidaiyah dan murid Isti’dadiyah. Dan bertempat di ruang-ruang MMU untuk kelas I & II Tsanawiyah. Untuk Ibtidaiyah dan Tsanawiyah dipandu oleh seorang mu’allim (guru mengaji).
Selain itu, bagi murid kelas III Tsanawiyah harus mengaji al-Quran di pagi hari pukul 06.05 s.d 06.30 WIB, selain Selasa dan Jumat, dengan cara tadarus. Tempatnya di Daerah. Tadarus ini bagi santri selain warga Daerah K, L, dan H yang harus mengikuti kursus bahasa Arab dan Inggris (pukul 06.15 s.d 07.15 WIB), selain hari Selasa dan Jumat. Untuk Daerah K, L, dan H, tergantung pengaturan waktu oleh Pengurus Daerah-nya masing-masing.
11. Baca Salawat
Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam untuk kelas VI Ibtidaiyah dan III Tsanawiyah, bertempat di masjid setelah pelaksanaan salat Maghrib berjamaah. Khusus malam Selasa, ditambah dengan kelas I dan II Ts. Kegiatan baca shalawat pada malam Selasa juga dilaksanakan di Daerah, yang harus diikuti oleh kelas I sampai V Ibtidaiyah dan murid Isti’dadiyah. Setelah baca shalawat pada malam Selasa itu, diadakan penerangan/ceramah.
12. Kursus Pengkaderan Ahlusunah wal Jamaah (Annajah)
Kursus Annajah ini khusus murid Tsanawiyah, sesuai dengan tingkatan kelas. Tujuannya untuk pemantapan akidah Ahlusunah wal Jamaah dan pelatihan calon Guru Tugas. Dilaksanakan pada malam-malam tertentu pada pukul 09.00 s/d 10.00, dengan jadwal dan tempat yang telah diatur oleh Kepala Bagian Ta’limiyah.
13. Baca Burdah
Kegiatan ini dilakukan bergantian setiap malam, sesuai dengan urutan Daerah yang ditetapkan Pengurus. Pembacaan Burdah ini dilakukan dengan dua cara, Burdah keliling dan Burdah di Daerah.
Burdah keliling dibaca sambil mengelilingi komplek pesantren oleh semua santri tingkat Tsanawiyah, yang berbaris dua-dua, sepuluh jejer dari depan membaca Ayat Kursi. Sedangkan Burdah di Daerah dibaca bersama di Daerah, dengan seorang pemandu yang telah ditunjuk oleh Pengurus.
Kegiatan ini dilaksanakan pukul 11.30 s/d 12.00 malam, kecuali bagi Daerah J & I. Untuk Daerah J, pelaksanaannya setelah salat Subuh berjamaah, bertempat di Daerah. Dan untuk Daerah I, pelaksanaannya setelah Tahajud dan Witir bersama, juga bertempat di Daerah.
14. Baca Diba’
Pembacaan Diba’ dilaksanakan setiap malam Jumat, pukul 07.30 s/d 08.30 malam. Bertempat di masjid untuk anggota Kuliah Syariah yang tidak bertugas di Daerah. Dan bertempat di Daerah untuk tingkat Isti’dadiyah, Ibtidaiyah, dan Tsanawiyah. Pembacaan Diba’ ini dipimpin oleh santri yang telah ditunjuk oleh Pengurus.
15. Gerak Batin
Kegiatan ini bertempat di masjid, diikuti seluruh santri sesuai urutan Daerah-nya. Waktunya sama dengan pembacaan Burdah, yaitu pukul 11.30 s/d 12.00 malam. Gerak batin ini diisi dengan membaca Munjiyat yang diakhiri dengan membaca Hizbul-Futuh.
16. Jaga/Ronda Malam
Yang harus melaksanakan jaga atau ronda malam ini hanya santri yang berada di tingkat Tsanawiyah, setiap malam empat anak dari setiap Daerah. Waktunya pukul 12.00 s/d 03.00, dengan cara berpindah-pindah dari satu pos jaga ke pos jaga yang lain.
17. Baca Munjiyat
Waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah Jumat sore, pukul 05.00 s/d 06.00. Bertempat di Daerah.
18. Baca Ratibu al-Haddad
Pembacaan wirid ini hanya dilaksanakan oleh santri kelas I sampai V Ibt dan murid Isti’dadiyah, dengan dipandu oleh Ubudiyah Daerah. Pelaksanaannya setelah salat Subuh berjamaah, bertempat di Daerah.
19. Baca Surat Kahfi
Semua santri harus mengikuti kegiatan ini setelah salat Subuh berjamaah hari Jumat. Bertempat di Daerah.
20. Olahraga
Kegiatan ini diikuti semua santri, bertempat di lapangan PPS dengan dipimpin oleh seorang pemandu yang telah ditunjuk oleh Pengurus. Waktu pelaksanaannya setelah salat Subuh berjamaah, dengan mengikuti jadwal yang telah ditentukan untuk masing-masing Daerah, kecuali Daerah I.
Untuk Daerah I, olahraganya juga dilaksanakan setelah salat Subuh berjamaah, tapi bertempat di lapangan desa Sidogiri. Cara olahraga, berlari keliling lapangan tiga kali. Setelah olahraga, belajar bersama di Daerah.
21. Tahfizh al-Qur’an
Kegiatan ini dikhususkan bagi santri yang berminat menghafal al-Qur’an, bertempat di Daerah A lantai dua. Tahfizh al-Qura’n ini hanya diperuntukkan bagi tingkat Tsanawiyah ke atas. Untuk Ibtidaiyah dan Isti’dadiyah, hanya santri yang hafal al-Qur’an 10 juz lebih yang boleh masuk Tahfizh al-Qur’an.
Sedangkan kegiatannya, menyetor hafalan ke Pembina setiap hari, pukul 06.00 s/d 07.30 pagi, setelah Ashar s/d pukul 05.00 sore, dan setelah salat Isya’ s/d 09.00 malam. Pada hari Selasa, mulai pukul 07.30 pagi sampai selesai menyetor ke wakil Pembina di dalem. Pada hari Selasa pukul 08.00 s/d 09.00 pagi dan Jumat pukul 10.00 s/d 11.30 siang takrar silang antar sesama anggota.
Selain itu, latihan fashahah (kefasihan) dan murattal (membaca tartil) dilaksanakan setiap malam Selasa setelah salat Maghrib sampai Isya’.
=== KEGIATAN Sekolah ===
1. Masuk Sekolah
Waktu masuk sekolah berbeda-beda sesuai dengan tingkatan madrasah, dan bertempat di ruang-ruang MMU yang telah ditentukan. Untuk tingkat Idadiyah, Isti’dadiyah (kini bernama Idadiyah Reguler) dan Ibtidaiyah dilaksanakan pukul 07.30 pagi s/d 12.10 siang, dengan istirahat dua kali (08.50 s/d 09.15 pagi dan 10.35 s/d 10.50 siang).
Sedangkan tingkat Tsanawiyah dan Aliyah dilaksanakan pukul 12.20 siang s/d 05.00 sore, dengan istirahat dua kali (01.40 s/d 02.05 dan 03.25 s/d 03.40)
2. Musyawarah Kelas
Musyawarah ini membahas pelajaran-pelajaran di kelas, dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pimpinan madrasah. Waktu pelaksanaannya sesuai dengan tingkatan madrasah.
Untuk Isti’dadiyah dilaksanakan pada pukul 10.50 s/d 12.00 siang. Untuk kelas I, II, dan III Ibtidaiyah dilaksanakan pada pukul 05.10 s/d 05.45 sore. Untuk kelas V & VI Ibtidaiyah dilaksanakan pada pukul 07.30 s/d 08.45 malam. Dan untuk tingkat Tsanawiyah dilaksanakan pada pukul 10.10 s/d 11.15 malam.
3. Mengaji al-Quran
Kegiatan ini harus diikuti oleh seluruh murid LPPS (dari Luar Pondok Pesantren Sidogiri) pada waktu kegiatan olahraga madrasah, sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh pimpinan madrasah.
4. Pembinaan Baca Kitab
Bagi santri yang mukim di PPS, kegiatan ini dilaksanakan setiap malam Selasa. Sedangkan bagi murid LPPS dilaksanakan di rumah pembinanya, sesuai dengan tempat dan waktu yang telah ditentukan oleh pimpinan madrasah.
5. Kursus Ilmu Jiwa dan [[Didaktik Metodik]]
Kursus ini merupakan kegiatan ekstra kurikuler bagi murid Tsanawiyah pada malam-malam tertentu. Waktu pelaksanaannya pukul 09.00 s/d 10.00 malam, dengan jadwal dan tempat yang telah diatur oleh pimpinan madrasah. Kursus Ilmu Jiwa (Psikologi) untuk kelas II Tsanawiyah, sedangkan [[Didaktik Metodik]] (Ilmu Pendidikan) untuk kelas III Tsanawiyah.
6. Olahraga
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari-hari tertentu, sesuai jadwal dari pimpinan madrasah. Kegiatan ini sama dengan masuk sekolah, karena dilaksanakan pada jam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM). Yaitu pada jam pertama untuk tingkat Ibtidaiyah, dan pada jam terakhir untuk tingkat Tsanawiyah dan Aliyah.
Jenis olahraga bagi murid Ibtidaiyah dan Tsanawiyah adalah kasti, sedangkan bagi murid Aliyah adalah voli. Untuk murid Ibtidaiyah dan Tsanawiyah, berangkat dan pulang olahraga dilakukan dengan berbaris.
=== Kegiatan Ekstra ===
|