Suwido Limin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Referensi: merapikan templat stub
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
Baris 62:
Suwido dikenal karena sering mengeluarkan ide untuk perbaikan lingkungan, melakukan penelitian dan berbagai upaya penyelamatan gambut. Suwido mulai meneliti gambut untuk kepentingan studi pada 1988. Tahun 1993 ia bekerja sama dengan peneliti asing, selain juga ditugasi oleh Rektor Universitas Palangka Raya saat itu, Amris Makmur, berkaitan dengan rencana kerja sama penelitian gambut dengan Jack Rieley ([[Universitas Nottingham]], Inggris) dan Bambang Setiadi ([[BPPT]]).<ref name="tokohindonesia"/>
 
Kerja sama itu disebut ''Kalimantan Peat Swamp Forest Research Project'' (KPSFRP), yang lalu menjadi ''Center for International Cooperation in Sustainable Management of Tropical Peatland'' (Cimtrop). Dia juga menjadi salah satu motor berdirinya Laboratorium Alam Hutan Gambut (LAHG) Universitas Palangka Raya di [[Kereng Bangkirai, Sabangau, Palangka Raya|Kereng Bangkirai]], [[Sabangau, Palangka Raya|Sabangau]]. Lahan seluas 50.000 hektare itu dimanfaatkan sejak 1993 dan menjadi satu-satunya laboratorium alam untuk penelitian gambut tropis di Indonesia. Di sini pula ditemukan gambut berusia 9.600 tahun dengan ketebalan mencapai 17,3 meter.<ref name="pwri"/><ref name="tokohindonesia">{{cite web |url=http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/287-wiki-tokoh/2788-upaya-menyelamatkan-gambut |title=Upaya Menyelamatkan Gambut |publisher=tokohindonesia.com |accessdate=6 Juni 2016 |archive-date=2016-04-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160402191237/http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/287-wiki-tokoh/2788-upaya-menyelamatkan-gambut |dead-url=yes }}</ref>
 
Suwido juga merealisasikan gagasannya, seperti membuat Tim Serbu Api untuk mengatasi kebakaran lahan, membuat desain dam model "V" pada kanal lebar di gambut, dan mengajukan ide reboisasi lahan dengan sistem beli tanaman tumbuh.<ref name="tokohindonesia"/> Ide-ide Suwido menjadi pembicaraan di kalangan peneliti gambut karena sebagian telah dipresentasikan dalam simposium internasional, mulai di Singapura, Malaysia, Jepang, Finlandia, Jerman, Belgia, Australia, sampai Amerika Serikat.<ref name="pwri"/>