Surah An-Nisa’: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Menghapus Kategori:An-Nisa; Menambah Kategori:Surah An-Nisa' menggunakan HotCat |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor |
||
Baris 60:
* Pandangan Al-Qur'an terhadap [[Isa|nabi Isa]] (171–175)
* Masalah pusaka ''[[kalalah]]'' (176)
{{EndDiv}}Surah yang termasuk Madaniyah ini diturunkan untuk melindungi kelompok Muslim yang sedang bertumbuh,<ref name="archive1" /> serta menjelaskan peranan Al-Qur'an sebagai sumber hukum Islam tertinggi.<ref>Ernst, Carl W. How to Read the Qur'an : A New Guide, with Select Translations. Chapel Hill: The University of North Carolina Press, 2011. Ebook Library. Web. 25 Nov. 2012.</ref> Surah ini juga diturunkan untuk memberantas kesyirikan serta tradisi yang bertentangan dengan syariat, khususnya di masyarakat Arab pra-Islam (jahiliah).<ref name="archive1" /> Misalnya, salah satu ayat surah ini memuat keharusan berlaku adil terhadap yatim piatu (4:2-4) dan diturunkan dalam rangka membahas praktik masyarakat jahiliah yang mengawini gadis yatim piatu untuk mengambil harta mereka..<ref name="ReferenceA">Haleem, M. A. S. Abdel. The Qur'an. New York: Oxford University Press, 2008. Print. 50.</ref>
Perbuatan [[syirik]] (4:48 dan 4:116)<ref name="Quran 4 U2" /> adalah bentuk kekafiran dan kezaliman paling keji, dan dianggap sebagai dosa yang tidak diampuni Allah.<ref>{{cite web|title=Encyclopaedia of Islam, Second Edition — Brill|url=https://referenceworks.brillonline.com/browse/encyclopaedia-of-islam-2/alphaRange/Sh%20-%20Sn/S?s.start=300}}</ref>
Surah An-Nisā tidak hanya membahas persoalan perempuan, tetapi juga membahas tentang hukum syariat seperti waris, perkawinan, cara merawat anak dan yatim piatu, hukum, jihad, hubungan umat Islam dan Ahli Kitab, perang, dan peran [[Isa]] (Yesus) sebagai seorang nabi, bukan "anak Tuhan" atau bagian dari "[[Tritunggal]]" seperti yang diklaim orang Nasrani.<ref name="archive1" /> Lebih jauh lagi, dalam membahas perang, surah ini mendorong umat Islam untuk berjuang melindungi yang lemah<ref name="ReferenceA" /> sebagaimana ayat 4:75: "Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang berdoa, 'Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekkah) yang penduduknya zalim. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-Mu.'?"<ref>Haleem, M. A. S. Abdel. The Qur'an. New York: Oxford University Press, 2008. Print. 57.</ref> Surah ini membahas banyak masalah yang dihadapi masyarakat Muslim awal serta menanggapi tantangan yang dihadapi masyarakat. Beragamnya persoalan yang dibahas dalam surah ini membuat sulit dalam pemaknaan sastrawinya. Namun, berdasarkan telaah terhadap tema-tema yang ada di setiap bagian surah, Amin Ahsan Islāhī membagi surah tersebut menjadi tiga bagian: reformasi sosial, masyarakat Islam dan penentangnya, serta kesimpulan.<ref>Boullata, Issa J. Literary Structures of Religious Meaning in the Qur'an. Richmond: Curzon Press, 2000. eBook. 29</ref> Mathias Zahniser menghadirkan cara alternatif dalam melihat struktur surat ini. Ia mengeklaim bahwa tema sentral dari surah ini adalah ditujukan kepada orang-orang Nasrani. Kesimpulannya, berdasarkan pengujian tersebut, surah ini memiliki keteraturan struktural seperti kesejajaran, pengulangan, dan komposisi.<ref name="Ernst, Carl W 2011">Ernst, Carl W. How to Read the Qur'an : A New Guide, with Select Translations. Chapel Hill: The University of North Carolina Press, 2011. Ebook Library. Web. 25 Nov. 2012. 190.</ref> Namun, Carl Ernst mengakui bahwa lebih banyak penelitian perlu dilakukan dalam jenis analisis struktural ini untuk lebih memahami komposisi surah yang begitu luas.<ref name="Ernst, Carl W 2011" />
Dalam bukunya yang berjudul ''Qur'an and Woman,'' [[Amina Wadud]] menempatkan pendekatan tafsir Al-Quran ke dalam tiga kategori: tradisional, reaktif, dan holistik.<ref>Wadud, Amina. Qur'an and Woman: Rereading the Sacred Texts from a Woman's Perspective. New York: Oxford University Press, 1999. Print. 1.</ref> Jenis penafsiran yang diterapkan pada surah ini mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap peran perempuan dalam masyarakat muslim. Mengambil pendekatan ketiga, pendekatan holistik memungkinkan pembacaan Alquran secara feminis,<ref>Wadud, Amina. Qur'an and Woman: Rereading the Sacred Texts from a Woman's Perspective. New York: Oxford University Press, 1999. Print. 3.</ref> yang secara khusus relevan dengan an-Nisā dan dapat membentuk kembali pemahaman tentang surah ini.
== Referensi ==
|