Haji Darip: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Perjuangan kemerdekaan: Perbaikan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Perjuangan kemerdekaan: Penyempurnaan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 10:
Kesulitan untuk memperoleh bahan pokok dirasakan oleh hampir seluruh rakyat di Jakarta. Di pinggir-pinggir jalan mulai kelihatan banyak rakyat yang kelaparan. Badannya kurus dan kering, pakaian yang dikenakan seadanya. Dengan keadaan yang semakin menyengsarakan rakyat Indonesia, KH. Darip kemudian memimpin masyarakat di Klender dan menghimpun para tokoh ulama dan jawara seperti H. Mursyidi dan H. Hasbullah serta napi rutan Cipinang untuk melakukan perlawanan terhadap tentara pendudukan Jepang. Dengan prinsip "mencintai Tanah Air merupakan bagian dari iman", KH. Darip membakar semangat ratusan pemuda dari Klender dan sekitarnya. Namanya yang sudah dikenal membuatnya dalam waktu singkat mengumpulkan banyak pengikut. Maka pada tanggal 20 Agustus 1945 KH. Darip membentuk laskar BARA (Barisan Rakyat Indonesia) yang anggotanya terdiri dari pelarian KNIL Pondok Gede dan mempunyai pasukan organik terlatih. Dalam menegakkan Republik, BARA berperan dalam memobilisasi massa dan menumpas gerakan anti Soekarno, BARA juga pernah bekerja sama dengan BKR dalam pertempuran terbuka di sepanjang Kali Cipinang. Ia dijuluki 'Panglima Perang dari Klender', bertempur di seluruh front di kota Jakarta. Menerima serangan dari pasukan KH. Darip, pihak Jepang menjadi geram dan membuatnya merasa terancam. Pihak Jepang kemudian melakukan siasat untuk menundukkan KH. Darip. Pemerintah Jepang melakukan bujuk rayu harta dan jabatan kepada KH. Darip dengan tujuan agar KH. Darip menghentikan gerakan dan penyerangannya kepada tentara Jepang. Akan tetapi KH. Darip menolak dan tidak bisa ditundukkan dengan bujuk rayu Jepang. Maka Jepang mengambil langkah penangkapan terhadap KH. Darip sebagai pimpinan. Setelah diketahui bahwa dirinya akan ditangkap, KH. Darip melarikan diri dan bersembunyi mulai dari daerah Klender, Pulogadung, Bekasi, Karawang, Cikampek, hingga Purwakarta. Pada tahun 1943, Jepang berhasil menangkap KH. Darip, setelah dikhianati oleh kawannya sendiri yang memberitahukan tempat persembunyiannya. Dua tahun KH. Darip mendekam dipenjara dan terpidana mati. Sebelum di eksekusi mati, KH. Darip menerima penyiksaan secara tak manusiawi dari tentara Jepang. Selama dipenjara KH. Darip tetap menjadi pribadi yang sabar dan tetap taat beribadah.
Setelah Jepang menyerah dan kembali ke negerinya, Belanda dan tentara Sekutu berusaha kembali menjajah Indonesia. KH. Darip bersama pasukannya yang tergabung dalam BARA <ref name=merdeka/> bersiap-siap untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang diamanatkan oleh [[Soekarno]] saat rapat akbar di Klender pada tanggal 20 Agustus 1945.<ref name=kemdikbud/>
|