Ridwan Saidi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 55:
 
=== Tafsiran eksistensi kerajaan Indonesia ===
Pernyataan Ridwan Saidi mengenai 'tafsiran sejarah' eksistensi sejumlah kerajaan di Indonesia menuai protes. Ucapan Ridwan ini terdapat dalam sebuah video berdurasi 15 menit yang diunggah oleh akun Macan Idealis. Pertama, video berjudul MENGEJUTKAN !! Babe Ridwan Saidi Beberkan Mengenai Keberadaan Kerajaan Sriwijaya diunggah 23 Agustus 2019.<ref>{{Citation|title=MENGEJUTKAN !! Babe Ridwan Saidi Beberkan Mengenai Keberadaan Kerajaan Sriwijaya|url=https://www.youtube.com/watch?v=kL3JlDvcPiw|accessdate=2022-06-22|language=id-ID}}</ref>. Video kedua berjudul ''GEGER !! Terbongkar Ternyata Sriwijaya Hanyalah Bajak Laut, dan Banyak Kerajaan Fiktif di Indonesia''<ref>{{Citation|title=GEGER !! Ridwan Saidi Ungkap Versi Lain Mengenai Sriwijaya, dan Kerajaan Fiktif di Indonesia|url=https://www.youtube.com/watch?v=ZGHgl6iL1nQ|accessdate=2022-06-22|language=id-ID}}</ref> diunggah 25 Agustus 2019. Dalam video tersebut, Ridwan tampak menjawab sejumlah pertanyaan [[Vasco Ruseimy, ST|Vasco Ruseimy]] yang merupakan mantan Juru Bicara [[Koalisi Indonesia Adil Makmur|Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi]]. Dalam wawancara ini, Ridwan mengatakan Kerajaan Sriwijaya adalah fiktif. Bahkan, ia mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya adalah [[bajak laut]]. Ridwan juga menampik bukti-bukti sejarah Kerajaan Sriwijaya.<ref name="kontroversi">{{Cite news|url=https://news.detik.com/berita/d-4899353/kontroversi-ridwan-saidi-sriwijaya-bajak-laut-hingga-kerajaan-galuh-brutal |title=Kontroversi Ridwan Saidi: 'Sriwijaya Bajak Laut' Hingga 'Kerajaan Galuh Brutal |first=Rakhmad Hidayatulloh |last=Permana |date=14 Februari 2020 |accessdate=20 Maret 2021 |work=[[Detik.com|detikcom]]}}</ref>
 
Pernyataan itu lantas menuai protes, karena dinilai menyinggung [[Suku Palembang|masyarakat Palembang]], tempat di mana kerajaan Sriwijaya pernah berdiri. Pemerintah Kota Palembang pun mengungkapkan kekecewaannya.<ref>{{Cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190827203901-12-425178/sebut-kerajaan-sriwijaya-fiktif-ridwan-saidi-akan-dilaporkan |title=Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif, Ridwan Saidi Akan Dilaporkan |work=[[CNN Indonesia]] |date=27 Agustus 2019 |accessdate=20 Maret 2021}}</ref> Sementara itu, budayawan Sumatera Selatan, Erwan Suryanegara menilai Ridwan salah, karena bajak laut marak justru setelah Sriwijaya runtuh.<ref>{{Cite news|url=https://regional.kompas.com/read/2019/09/06/23115891/ridwan-saidi-sebut-sriwijaya-kerajaan-fiktif-budayawan-sumsel-bikin-video?page=all |title=Ridwan Saidi Sebut Sriwijaya Kerajaan Fiktif, Budayawan Sumsel Bikin Video Tandingan |work=[[Kompas.com]] |date=6 September 2019 |accessdate=20 Maret 2021|first=Aji YK |last=Putra }}</ref> Namun, Ridwan mempersilakan orang yang mengkritik pendapatnya terkait Kerajaan Sriwijaya tersebut. Ia juga mengaku semua pemaparannya tersebut dari proses penelitian sejarah yang lama, dengan sumber buku seperti ''The Timetables of History: A Horizontal Linkage of People and Events'' oleh Bernard Grun, ''Historica'' oleh [[Josephus]] dan ''[[Geographia]]'' oleh [[Claudius Ptolemaeus]], yang ditulis tahun 161 M.<ref name="kontroversi" />