Masamper: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
Baris 8:
 
== Asal Usul ==
Pada zaman dahulu, sebelum masuknya agama [[Kekristenan|Kristen]] dan [[Islam]], masyarakat suku [[sangihesangir]] [[talaud]] sudah memiliki tradisi menyanyi. Pada masa itu, masyarakat menganut kepercayaan [[animisme]], sehingga menyanyi yang di gunakan pada saat upacara pemujaan, di adakan untuk dewa.  Menyanyi pada saat itu dikenal sebagai ; Sasambo, kakalanto, kakumbaeda, papantung, tatingung, mengonong / mamuna U wera yang dalam modus non diatonis dilantunkan secara berbalas-balasan dengan syair dalam bahas daerah / sasra sasahara / sasalili. Kemudian dengan seiring perkembangan zaman menyanyi ini dikenal dengan sebutan “mebawalase” yang terkait dengan bahas Indonesia “balaas” atau “nyanyi baku balas” yang menjadi ciri khas utama. Karena masuknya Agama Kristen yang di bawah oleh para Zending dari belanda, kegiatan menyanyi kembali mendapat sentuhan dan memberikan warna tersendiri dalam konteks musik diatonik barat, pada akhirnya mebawalase mulai di kenal dengan sebutan Masamper yang diambil dari bahasa [[Belanda]] “Zangfereeninging /Zangfeer” atau paduan suara atau kegiatan menyanyi secara bersama-sama.<ref name=":0" />
 
== Referensi ==