Eyang Hasan Maolani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JokoSanudin (bicara | kontrib)
JokoSanudin (bicara | kontrib)
Baris 91:
Semasa era pemerintahan kolonial Belanda, residen Cirebon ditunjuk untuk mengawasi setiap gerak-gerik Eyang Hasan Maolani. Salah satu permintaan dari pihak kolonial kepada residen Cirebon adalah pengawasan atas ajaran yang dikembangkan oleh Eyang Hasan Maolani sehingga sering mendapatkan banyak tamu dan santri dari berbagai macam daerah. Michael Laffan menyebutkan bahwa santri Eyang Hasan Maolani tidak hanya dari kalangan rakyat jelata saja, namun juga dari kaum priayi, dan bahkan berasal dari [[Kota Surabaya|Surabaya]].{{sfn|Hambali|2019|page=38}}
 
Eyang Hasan Maolani resmi diasingkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1843, dibuang ke [[Kampung Jawa, Tondano Utara, Minahasa|Kampung Jawa [[Tondano]], [[Sulawesi Utara]]. Di sana ia bergabung bersama para gerilyawan perang Jawa yang dipimpin oleh [[Kiai Mojo]].{{sfn|Bahri|2020}}
 
== Meninggal dunia ==