Brunei Darussalam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 103.36.11.62 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Rang Djambak Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 17:
Islam mulai berkembang dengan sangat pesat di Kesultanan Brunei sejak Syarif Ali diangkat menjadi Sultan Brunei ke-3 pada tahun 1425 M karena sultan yang sebelumnya mengahwini puterinya dengan Syarif Ali. Sultan Syarif Ali adalah seorang Ahlul Bait dari keturunan / pancir dari Cucu Rasulullah Shalallahualaihi Wassallam yaitu Amirul Mukminin Hasan / Syaidina Hasan sebagaimana yang tercantum dalam Batu Tarsilah / prasasti dari abad ke-18 M yang terdapat di Bandar Sri Begawan, Brunei. Keturunan Sultan Syarif Ali ini kemudian juga berkembang menurunkan Sultan-Sultan di sekitar wilayah Kesultanan Brunei yaitu menurunkan Sultan-Sultan [[Sambas]] dan Sultan-Sultan Sulu.
Kata ''Darussalam'', istilah dalam [[bahasa Arab]] untuk "tempat yang damai" atau "Rumah Keamanan", disematkan pada abad ke-15 oleh Sultan ke-3, [[Syarif Ali]], untuk menegaskan Islam sebagai agama negara, serta untuk meningkatkan penyebarannya.<ref>International Business Publications, USA. 2007. ''Brunei Sultan Haji Hassanal Bolkiah Muizzaddin Waddaulah Handbook''. International Business Publications. [http://books.google.co.jp/books?id=9q0_LcWREVMC]{{Pranala mati|date=Februari 2021
== Sejarah ==
Baris 127:
== Budaya ==
Budaya Brunei seakan sama dengan budaya [[Melayu]], dengan pengaruh kuat dari [[Islam]], tetapi kelihatan lebih konservatif dibandingkan [[Malaysia]] dan [[Indonesia]]. Penjualan dan penggunaan alkohol diharamkan,<ref>{{Cite journal|last=Minardi|first=A.|last2=Afriantari|first2=R.|last3=Maesuroh|first3=M.|date=2021|title=The Implementation of Islamic Penal Law in Brunei Darussalam and International Society|url=https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/socio-politica/article/view/7961|journal=Socio Politica: Jurnal Ilmiah Jurusan Sosiologi|volume=11|issue=1}}</ref> dengan orang luar dan non-Muslim dibolehkan membawa 12 bir dan dua botol miras setiap kali mereka masuk negara ini. Setelah pemberlakuan larangan pada awal 1990-an, semua pub dan klub malam dipaksa tutup. Mufti Brunei juga menfatwakan pengharaman rokok pada tahun 2011. Harga rokok dijadikan mahal supaya penduduk dapat mengurangi konsumsi rokok.
== Kesenian ==
|