Telaga Ngebel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan foto
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Penambahan info
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 41:
'''Telaga Ngebel''' ({{lang-jv|ꦠ꧀ꦭꦒꦔꦼꦧꦼꦭ꧀|Tlaga Ngebel}}) adalah sebuah [[waduk]] yang dibangun di [[Ngebel, Ponorogo]] untuk menampung air dari [[Sungai Jeram]]. Walaupun begitu, sebagian besar air yang ditampung oleh waduk ini sebenarnya berasal dari [[Sungai Talun]], yang airnya dialirkan ke waduk ini melalui sebuah saluran yang dibangun mulai tahun 1920 hingga 1924. Waduk ini terutama dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian seluas sekitar 10.000 hektar dan membangkitkan listrik melalui sebuah PLTA berkapasitas 2,25 MW.<ref name="sinaro"/>
 
Waduk ini terletak di kaki [[Gunung Wilis]] pada ketinggian sekitar 730 meter di atas permukaan laut dan sekitar 12,5 kilometer dari pusat kota Ponorogo. Kedalaman waduk ini awalnya mencapai 59 meter, tetapi kini diperkirakan tinggal 20 meter, karena terjadinya [[sedimentasi]].<ref name="sinaro"/> Suhu udara di waduk ini berkisar antara 20-26 °C, sehingga juga menjadi salah satu obyek wisata andalan Ponorogo. Di bagian hulu dari salah satu sungai yang mengalir ke waduk ini terdapat sebuah air terjun yang diberi nama [[Air Terjun Toyomarto]].
 
== PLTA Ngebel ==
Untuk memaksimalkan pemanfaatan air yang tertampung di waduk ini, pada tahun 1959, PLN pun menugaskan Ir. [[Bagoes Moedjiantoro]] untuk merancang pembangunan [[PLTA]] di dekat waduk ini di bawah bimbingan dari Ir. [[Sedijatmo]]. PLTA Ngebel lalu dirancang dapat membangkitkan listrik sebanyak 1.600 MWh per tahun untuk memenuhi kebutuhan listrik di [[Karesidenan Madiun]]. PLTA Ngebel kemudian dibangun sendiri oleh PLN dengan menggunakan dana dari APBN. Awalnya, dibangun terowongan ''headrace'' sepanjang 640 meter untuk mengalirkan air dari waduk ke kolam tandon harian. Air lalu dialirkan ke PLTA melalui pipa pesat berdiameter 1 meter sepanjang 1 kilometer yang dibuat dari [[baja tahan karat]] setebal 6 milimeter dan dibungkus dengan beton bertulang setebal 10 centimeter. Kombinasi baja dan beton diperlukan, karena dengan [[kepala hidraulik|beda tinggi]] sebesar 183,5 meter, maka tekanan pada ujung bawah pipa pesat akan mencapai 18 atmosfer, sehingga jika dibuat dari beton bertulang saja akan terlalu tebal dan berat, tetapi jika hanya dibuat dari baja tahan karat akan terlalu mahal. Pipa pesat tersebut dirancang oleh Ir. Sedijatmo dan kemudian dipatenkan di [[Belanda]] pada tahun 1954. Rancangan pipa pesat Sedijatmo juga digunakan di [[PLTA Golang]], [[PLTA Timo]], dan [[PLTA Cikalong]].<ref name="sinaro"/>
 
== Legenda ==