Labolontio adalah seorang Bajak Laut yang menguasai kepulauan Moro di Filipina, perairan bandaBanda sampai selayarSelayar. Namun dalam manuskrip Buton, tercatat bahwa Labolontio adalah seorang kapten laut dari kepulauan Tobelo, Kesultanan Ternate. La bolontioLabolontio memimpin pasukan laut dibawah perintah Sultan Ternate untuk memperluas wilayah kekuasaannya juga dalam rangka menyebarkan pengaruh Islam di kawasan timur Nusantara termasuk Buton, Bima, Selayar, dan Makassar yang pada saat itu kebanyakan Kerajaan masih beragamakanberagama Hindu.
Labolontio kerap menyerang Kerajaankerajaan-Kerajaankerajaan di semenanjung tenggara sulawesiSulawesi antara lain Kerajaaan Konawe, Moronene, Muna, dan Buton, termasuk daerah selayarSelayar. Disaat yang sama munculah seorang bernama Lakilaponto yang merupakan Putra dari Raja Muna Sugi Manuru dari hasil perkawinanyaperkawinannya dengan Wa Tubapala. Selama hidupnya Lakilaponto berkeliling daerah jazirahJazirah Sulawesi Tenggara antara lain Kerajaan Konawe, Kerajaan Mekongga, Kerajaan Moronene, Kerajaan Wuna, Kerajaan Muna, dan Kerajaan Buton. Di Setiap daerah yang disinggahinya Lakilaponto berhasil menyelesaikan masalah di daerah tersebut sehingga ia menjadi Raja/Panglimaraja Perangatau panglima perang di masing-masing daerah tersebut, dan dikenal dengan nama yang berbeda di tiap-tiap daerah yakni Haluoleo (Konawe), Lakilaponto (Muna), dan Murhum (Buton).