Sate: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu dirapikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 33:
 
 
Menurut ''Oxford English Dictionary'' , kata bahasa Inggris ''satay'' berasal dari kata Melayu ''satai'' ,  juga ''saté'' atau ''sate'' dalam bahasa Indonesia , akhirnya berasal dari bahasa Tamil ''catai'' ( சதை , varian daerah dari ''tacai'' yang berarti 'daging'.  Istilah ini disebut ''sate'' dalam bahasa Belanda dengan salah satu foto penjual sate paling awal muncul sekitar tahun 1870 di Jawa, Hindia Belanda .. Penggunaan dalam bahasa Inggris pertama kali dibuktikan pada tahun 1917 dengan mengacu pada penjual " ''sate'' " di Singapura , kemudian penyebutan ''sate'' di Denpasar , Bali muncul pada tahun 1937, dengan gambaran orang Melayu memasak ''sate'' muncul pada tahun 1955.  Sate mungkin memiliki dikembangkan oleh pedagang kaki lima Jawa sebagai adaptasi kebab dari Anak Benua India.  Pengenalan sate, dan hidangan ikonik lainnya seperti ''tongseng'' dan ''gulai kambing'' yang berbahan dasar daging seperti kambing dan domba, bertepatan dengan masuknyaPedagang dan imigran India dan Arab mulai abad ke-18.
 
 
Baris 39:
<blockquote>''"Meskipun Thailand dan Malaysia menganggap hidangan ini adalah milik mereka, tanah air sate yang sesungguhnya di Asia Tenggara adalah Jawa, Indonesia"''.</blockquote>''Koran Jakarta'' terbitan Indonesia mengklaim bahwa ''sate'' , dan akhirnya sate, berasal dari istilah Jawa ''sak beteng'' yang berarti satu batang, dan bahwa hidangan tersebut telah ada. sejak abad ke-15.
 
Dari Jawa, sate menyebar ke seluruh Nusantara dan sebagai akibatnya, berbagai variasi hidangan telah dikembangkan. Pada akhir abad ke-19, sate telah melintasi Selat Malaka ke negara tetangga Malaysia , Singapura, dan Thailand .  Pada abad ke-19, istilah tersebut bermigrasi, mungkin dengan imigran Melayu dari Hindia Belanda, ke Afrika Selatan, di mana ia dikenal sebagai sosatie .  Orang Indo Belanda membawa hidangan ini, serta banyak makanan khas Indonesia lainnya, ke Belanda, sehingga mempengaruhi masakan Belanda . ari Jawa, sate menyebar ke seluruh Nusantara dan sebagai akibatnya, berbagai variasi hidangan telah dikembangkan. Pada akhir abad ke-19, sate telah melintasi Selat Malaka ke negara tetangga Malaysia , Singapura, dan Thailand .  Pada abad ke-19, istilah tersebut bermigrasi, mungkin dengan imigran Melayu dari Hindia Belanda, ke Afrika Selatan, di mana ia dikenal sebagai sosatie .  Orang Indo Belanda membawa hidangan ini, serta banyak makanan khas Indonesia lainnya, ke Belanda, sehingga mempengaruhi masakan Belanda .
 
 
Dari Jawa, sate menyebar ke seluruh Nusantara dan sebagai konsekuensinya, berbagai variasi hidangan telah dikembangkan. Pada akhir abad ke-19, sate telah melintasi Selat Malaka ke negara tetangga Malaysia, Singapura, dan Thailand. Pada abad ke-19, istilah tersebut bermigrasi, mungkin dengan imigran Melayu dari Hindia Belanda, ke Afrika Selatan, di mana ia dikenal sebagai sosatie. Orang Indo Belanda membawa hidangan ini, serta banyak makanan khas Indonesia lainnya, ke Belanda, mempengaruhi masakan Belanda.