Sate: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan perlu dirapikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 33:
Menurut ''Oxford English Dictionary'' , kata bahasa Inggris ''satay'' berasal dari kata Melayu ''satai'' , juga ''saté'' atau ''sate'' dalam bahasa Indonesia , akhirnya berasal dari bahasa Tamil ''catai'' ( சதை , varian daerah dari ''tacai'' yang berarti 'daging'. Istilah ini disebut ''sate'' dalam bahasa Belanda dengan salah satu foto penjual sate paling awal muncul sekitar tahun 1870 di Jawa, Hindia Belanda .
Baris 39:
<blockquote>''"Meskipun Thailand dan Malaysia menganggap hidangan ini adalah milik mereka, tanah air sate yang sesungguhnya di Asia Tenggara adalah Jawa, Indonesia"''.</blockquote>''Koran Jakarta'' terbitan Indonesia mengklaim bahwa ''sate'' , dan akhirnya sate, berasal dari istilah Jawa ''sak beteng'' yang berarti satu batang, dan bahwa hidangan tersebut telah ada. sejak abad ke-15.
Dari Jawa, sate menyebar ke seluruh Nusantara dan sebagai akibatnya, berbagai variasi hidangan telah dikembangkan. Pada akhir abad ke-19, sate telah melintasi Selat Malaka ke negara tetangga Malaysia , Singapura, dan Thailand . Pada abad ke-19, istilah tersebut bermigrasi, mungkin dengan imigran Melayu dari Hindia Belanda, ke Afrika Selatan, di mana ia dikenal sebagai sosatie . Orang Indo Belanda membawa hidangan ini, serta banyak makanan khas Indonesia lainnya, ke Belanda, sehingga mempengaruhi masakan Belanda . ari Jawa, sate menyebar ke seluruh Nusantara dan sebagai akibatnya, berbagai variasi hidangan telah dikembangkan. Pada akhir abad ke-19, sate telah melintasi Selat Malaka ke negara tetangga Malaysia , Singapura, dan Thailand . Pada abad ke-19, istilah tersebut bermigrasi, mungkin dengan imigran Melayu dari Hindia Belanda, ke Afrika Selatan, di mana ia dikenal sebagai sosatie
Dari Jawa, sate menyebar ke seluruh Nusantara dan sebagai konsekuensinya, berbagai variasi hidangan telah dikembangkan. Pada akhir abad ke-19, sate telah melintasi Selat Malaka ke negara tetangga Malaysia, Singapura, dan Thailand. Pada abad ke-19, istilah tersebut bermigrasi, mungkin dengan imigran Melayu dari Hindia Belanda, ke Afrika Selatan, di mana ia dikenal sebagai sosatie. Orang Indo Belanda membawa hidangan ini, serta banyak makanan khas Indonesia lainnya, ke Belanda, mempengaruhi masakan Belanda.
|