Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>") |
k clean up, removed stub tag |
||
Baris 22:
Untuk itulah melalui sidang ke-28 Komite Warisan Dunia yang diselenggarakan di [[Suzhou]], [[RRC]] pada Juli 2004, Hutan Hujan Tropis Sumatra diterima sebagai [[Situs Warisan Dunia]] oleh [[UNESCO]], karena merupakan kawasan hutan lindung dan rumah bagi sekitar 10.000 jenis tanaman, termasuk 17 genus endemis, lebih dari 200 spesies [[mamalia]], dan 580 spesies burung dan 465 [[berdomisili]] dan 21 merupakan [[endemis]]. Di antara jenis mamalia, 22 adalah [[orang utan]], yang tidak ditemukan di tempat lain di Indonesia dan 15 hanya terbatas ke wilayah [[Indonesia]], termasuk Sumatra yaitu [[orang utan]] [[Sumatra]]. Hutan Hujan Tropis Sumatra ini juga memberikan bukti dari [[evolusi]] biogeografi pulau.
Bagian yang menonjol dari Hutan Hujan Tropis Sumatra terdapat pada [[Pegunungan Bukit Barisan]] yang dijuluki sebagai Andesnya Sumatra<ref name="Claudino-Sales 2019 563–569">{{Cite book|last=Claudino-Sales|first=Vanda|date=2019|url=https://doi.org/10.1007/978-94-024-1528-5_82|title=Coastal World Heritage Sites|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-94-024-1528-5|editor-last=Claudino-Sales|editor-first=Vanda|series=Coastal Research Library|pages=563–569|language=en|doi=10.1007/978-94-024-1528-5_82}}</ref> dengan perpaduan [[Danau Gunung Tujuh]] yang merupakan danau tertinggi di [[Asia Tenggara]], [[Gunung Kerinci]], [[gua]], dan [[air terjun]] membuat tempat ini semakin tepat untuk wilayah [[konservasi]] maupun [[pariwisata]].
Setidaknya 92 jenis [[endemis]] lokal telah diidentifikasi di [[Taman Nasional Gunung Leuser]]. Nominasi ini berisi populasi dari kedua bunga terbesar di dunia [[Rafflesia arnoldi]] dan bunga tertinggi [[Amorphophallus titanum]], tempat ini sangat penting bagi [[konservasi]] vegetasi pegunungan khusus dari properti tersebut.<ref name=":0" />
Baris 28:
== Ancaman kerusakan ==
[[Berkas:Taman Nasional Gunung Leuser.jpg|jmpl|Hutan hujan di zona inti Taman Nasional Gunung Leuser, Provinsi Aceh, Indonesia]]
Dalam sidang Komite Warisan Dunia di [[Saint Petersburg]], [[Rusia]], pada 24 Juni sampai 6 Juli 2012, Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra ditetapkan sebagai salah satu dari 38 Warisan Dunia Yang Terancam. Selanjutnya, pada sidang komite yang sama pada 2017 yang diselenggarakan di [[Kraków]], [[Polandia]], hutan ini masih dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya mengingat masih tingginya aktivitas ilegal yang mengancam kelestariannya.<ref name=":1">{{Cite web|last=Hasan|first=Akhmad Muawal|title=Aktivitas Ilegal Hancurkan Hutan Hujan Tropis Sumatera|url=https://tirto.id/aktivitas-ilegal-hancurkan-hutan-hujan-tropis-sumatera-csfL|website=tirto.id|language=id|access-date=2021-06-05}}</ref> Salah satu bagian dari Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra yang paling terancam adalah Taman Nasional Gunung Leuser. Bahkan, menurut peneliti kehutanan di WRI Indonesia, statusnya adalah paling terancam di Indonesia bersama [[Taman Nasional Gunung Palung]] di [[Kalimantan Barat]].<ref>{{Cite web|last=Wicaksono|first=Satrio|last2=Fauzi|first2=Dimas|date=2018-11-19|title=Masyarakat Lokal Selamatkan 2 Taman Nasional Paling Terancam di Indonesia {{!}} WRI Indonesia|url=https://wri-indonesia.org/id/blog/masyarakat-lokal-selamatkan-2-taman-nasional-paling-terancam-di-indonesia|website=WRI Indonesia|access-date=2021-06-05|last3=Khatimah|first3=Fadhilla Husnul|last4=Chandra|first4=Adelina|last5=Juliane|first5=Reidinar|last6=Toh|first6=Lucas|last7=Pool|first7=John-Rob}}</ref>
Beberapa ancaman yang disebutkan antara lain adalah penebangan liar, pembangunan jalan melintasi kawasan konservasi, pertambangan, alih fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit,<ref name=":1" /> dan perambahan hutan (perkebunan masyarakat).<ref>{{Cite web|date=2012-07-04|title=UNESCO: Hutan Sumatera di Daftar 38 Warisan Dunia Yang Terancam|url=https://www.mongabay.co.id/2012/07/04/unesco-hutan-sumatera-di-daftar-38-warisan-dunia-yang-terancam/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref> Pemerintah telah membangun jalan yang melintasi hutan tersebut dan menutupnya dengan aspal meski UNESCO telah memberikan peringatan tentang ancaman proyek infrastruktur tersebut terhadap ekosistem hutan.<ref>{{Cite web|last=Jong|first=Hans Nicholas|date=2021-01-14|title=Deforestation spurred by road project creeps closer to Sumatra wildlife haven|url=https://news.mongabay.com/2021/01/karo-langkat-leuser-national-park-unesco-world-heritage-road-deforestation-encroachment/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref> Menurut data yang dihimpun oleh Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), hingga Desember 2019, tutupan hutan seluas 34.277 hektare di Taman Nasional Gunung Leuser telah dinyatakan hilang akibat pembalakan liar dan perambahan hutan.<ref>{{Cite web|last=Hanafiah|first=Junaidi|date=2020-10-15|title=TNGL Belum Aman dari Ancaman Pembalakan dan Perambahan|url=https://www.mongabay.co.id/2020/10/15/tngl-belum-aman-dari-ancaman-pembalakan-dan-perambahan/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref> Area taman nasional yang masuk wilayah Kabupaten Aceh Tenggara menderita kerusakan terparah, mencapai 19.554 hektare dari 281.845 hektare.<ref>{{Cite web|last=Hanafiah|first=Junaidi|date=2018-02-20|title=Perambahan, Ancaman Serius yang Terjadi di Taman Nasional Gunung Leuser|url=https://www.mongabay.co.id/2018/02/20/perambahan-ancaman-serius-yang-terjadi-di-taman-nasional-gunung-leuser/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref> Pada 2016, pemerintah Aceh sempat berencana untuk mengeksploitasi potensi energi panas bumi di zona inti Leuser sebelum akhirnya membatalkan proyek tersebut dan mengalihkannya ke tempat lain.<ref>{{Cite web|last=Hanafiah|first=Junaidi|date=2018-04-14|title=Komitmen Menjaga Leuser Sebagai Situs Warisan Dunia Harus Dibuktikan|url=https://www.mongabay.co.id/2018/04/14/komitmen-menjaga-leuser-sebagai-situs-warisan-dunia-harus-dibuktikan/|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2021-06-05}}</ref>
Selain kerusakan akibat penebangan liar, perambahan, dan beberapa faktor yang telah disebutkan di atas, hutan hujan tropis Sumatra juga berpotensi terancam oleh [[perubahan iklim]] dan [[pemanasan global]]. Salah satu efek perubahan iklim di lahan basah tropis adalah curah hujan berlebihan yang dapat mengganggu ekosistem [[flora]] dan [[fauna]] di dalamnya.<ref
== Daftar rujukan ==
Baris 45:
{{Situs Warisan Dunia di Indonesia}}
{{Authority control}}
|