Simanjuntak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
sedikit penjelasan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 97:
Raja Marsundung menikah dengan [[Hasibuan|Taripar Laut br. Hasibuan]] dan [[Sihotang|Sobosihon br. Sihotang]], oleh sebab itu ''Hulahula (mataniari binsar)'' dari marga Simanjuntak turunan Parsuratan adalah marga [[Hasibuan]], sedang bagi Marga Simanjuntak turunan Mardaup, Sitombuk, dan Hutabulu adalah marga [[Sihotang]].
Raja Marsundung menikah dengan [[Hasibuan|Taripar Laut br. Hasibuan]], dan melahirkan Parsuratan dan Siboru Pareme. Raja Marsundung lalu menikah lagi ke [[Sihotang|Sobosihon br. Sihotang]] karena istrinya yang pertama meninggal. Lalu melahirkanlah si boru Sihotang tersebut lima anak: Mardaup, Sitombuk, Hutabulu, Siboru Hagohan Naindo, dan Siboru Naompon. Tulangnya si Parsuratan melihat bahwa si Parsuratan tidak diperlakukan sama oleh si boru Sihotang, maka dibawanyalah si Parsuratan oleh Tulangnya ke tempat Tulangnya. Si boru Sihotang berkata ke Mardaup, Sitombuk, dan Hutabulu supaya jangan pernah mau bergabung dengan Parsuratan. Hal ini menyebabkan munculnya istilah ''Simanjuntak Parjolo'' (Parsuratan) dan ''Simanjuntak Parpudi'' (Mardaup, Sitombuk, Hutabulu)
Sampai sekarang, perkataan [[Sihotang|si boru Sihotang]] masih dikatakan dari generasi ke generasi Mardaup, Sitombuk, dan Hutabulu. Tetapi sekarang sudah ada beberapa Simanjuntak Mardaup, Sitombuk, dan Hutabulu yang tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena mau bagaimanapun, Parsuratan, Mardaup, Sitombuk, dan Hutabulu tetaplah saudara kandung yang tidak bisa dipisahkan.
== Tokoh ==
|