Nasi krawu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rizalmahmud35 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
About1886 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis VisualEditor
Baris 1:
[[Berkas:Krawu rice.jpg|jmpl|ka|250px|Nasi Krawu Gresik]]
'''Nasi krawu''' ([[Hanacaraka]]: {{jav|ꦱꦼꦒ​ꦏꦿꦮꦸ}}, {{lang-jv|''Sega krawu''}}) ([[Abjad Pegon|Pegon Madura]]: نسيك كروه [[Bahasa Madura|Madura]]: Nase' Krauh) merupakan [[makanan]] khas dari daerah [[Kabupaten Gresik|Gresik]], [[Jawa Timur]]. Cirinya adalah nasinya yang pulen dan disajikan dengan daun pisang. Lauknya dapat berupa sayatan daging sapi, semur daging, [[jeroan]] sapi, sambal [[petis]] dan [[serundeng]]. Sambal terasi yang disajikan bersama dengan nasi krawu memiliki rasa pedas yang khas.
 
Nasi krawu sebenarnya merupakan makanan yang berasal dari Madura., Krawu/tetapi krauhbila sebenarnyadilihat adalahsangat sebutanjauh untukberbeda serundengdengan kelapa.nasi Di Madura masakan ini disebut Nasi Campur Krawu, sepertikrawu yang ada di Rumahpualu Makan Asia Dua di Kecamatan KamalMadura, Bangkalan.hal Meskipunitu terkenal dan khas Gresik, namunkarena Nasi Krawu inidi masihGresik identikmengalami denganbanyak Nasi Campur Maduraperkembangan.
 
== Awal Mula ==
Di Gresik, para penjual Nasi Krawu didominasi oleh orang-orang Madura dan keturunan Madura seperti Bu Tiban dan Bu Timan. Dalam versi Gresik Krawu berasal dari kata Krawukan yakni diambil dengan tangan. Nasi Krawu awalnya dijual di pelabuhan-pelabuhan Gresik, mengingat Nasi Campur ini kurang laris di Bangkalan. Rumah Makan Nasi Krawu Bu Timan juga buka di Bangkalan, namun kurang laris meskipun Nasi Krawu berasal juga dari Bangkalan.
Hal itu bermula pada saat Gresik diserang oleh Cakraningrat Sampang ketika bupati Gresik dan Jawa hadir dalam pertemuan besar di Mataram, Yogyakarta, melihat Gresik yang kosong dan minim penjagaan maka Cakraningrat merebut Gresik, harta benda, beserta istri dan anak pejabat Gresik, hingga kabar direbutnya Gresik yang memiliki Bandar pelabuhan terbesar di Jawa dikuasai Madura sampai tiba di Yogyakarta, tetapi tidak ada bupati yang berani menghadapi Madura kecuali bupati Ponorogo, maka diutuslah Bupati Ponorogo oleh Raja Mataram untuk membantu Gresik menghadapi serangan Madura.[https://restorasihukum.com/silsilah-dan-sejarah-trah-raja-nusantara-kyai-tumenggung-pusponegoro-bupati-pertama-gresik/][https://daerah.sindonews.com/berita/1210543/29/pertempuran-berdarah-pasukan-gresik-melawan-madura-di-benteng-kedungsekar?showpage=all]
 
Alhasil, perang dimenangkan oleh pasukan Gresik dan Ponorogo, para istri, anak dan harta bupati dan pejabat Gresik dikembalikan, akan tetapi sisa pasukan Madura yang berada di Gresik tidak dapat kembali ke Madura karena perahu-perahu Madura dibakar dan mereka dijadikan sebagai tawanan perang seumur hidup. Sisa-sisa pasukan Madura ini baik pria dan wanita ditempatkan di suatu [[Kamp tahanan perang|kamp tahanan tawanan]] yang kini dikenal dengan dusun Maduran desa [[Roomo, Manyar, Gresik|Roomo]]. Disana tawanan dari Madura disolasikan untuk tidak berhubungan langsung dengan tuannya di pulau Madura.[https://www.gresikheritage.web.id/2019/09/riwayat-kyai-tumenggung-pusponegoro.html]
 
Dengan berjalannya waktu ketika dilaksanakannya kongres [[Sarekat Islam]] dipimpin oleh [[Oemar Said Tjokroaminoto|HOS Cokroaminoto]] tahun 1913 di Surabaya yang menjunjung persatuan umat Islam di Nusantara, maka atas saran ''Sarekat Islam Afdeling Grisse'' untuk membebaskan para tawanan kamp pasukan Madura ratusan tahun hingga beranak-pinak di dusun Maduran. Sejak saat itulah orang-orang dusun Maduran mulai bersosialisasi ke masyarakat Gresik yang kemudian berkerja di pesisir Gresik menjadi buruh dan penjual Nasi Madura. karena cara pengambilan nasi madura ini dilakukan dengan cara menggunakan tangan, maka oleh masyarakat Gresik disebut dengan ''Krawukan'' (dalam bahasa Jawa berarti mengambil menggunakan tangan)
 
Ketika dilaksanakannya Idul Adha, dibagikannya daging ke masyarakat termasuk penduduk di dusun Maduran yang kemudian dicampurkanlah suwiran daging [[Iduladha|idul adha]] ke dalam menu Nasi Krawu yang menjadi kuliner khas Gresik tempo dulu.
 
Begitu populernya nasi Krawu di Gresik para pendatang dari Madura kemudian mencoba untuk berjualan di Gresik sama seperti yang dilakukan keturunan tawanan dari Madura. Dengan cita rasa yang khas, nasi krawu menjadi sangat dikenal di Gresik dan menjadi salah satu makanan khas Gresik. Banyak rumah makan yang menjual nasi krawu sebagai menu utamanya, yang banyak dikenal di antaranya adalah Nasi Krawu Buk Tiban, Nasi Krawu Bu Azza, Nasi Krawu Bu Timan dan Nasi Krawu Mbuk Su.
 
Bahkan terdapat rumah makan Nasi Krawu khas Gresik di pulau Madura yang menyebutkan sebagai kuliner asal Gresik, bukan Madura.
 
== Pranala luar ==