Asrizal Nur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k top: clean up
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
Baris 39:
Sebagai seniman, Asrizal Nur dikenal juga sebagai tokoh teater buruh dengan sanggar buruh bernama Sanggar Pabrik. Sebagai usahanya memberikan pencerahan dan penyadaran kepada buruh melaui kesenian. Namun usaha selalu terganjal oleh system ordebaru yang tidak berpisahak kebebasan berekspresi. Tahun 1995 Pemntasan Sanggar Pabrik perdana bertajuk Surat Cinta Kepada Marsinah dibubarkan berbuntut panjang sampai di PTUN, Alhamdulillah menang di PTUN. Kemudian keluar SKB 3 Menteri dengan juklaknya berisikan bahawa setiap acara kebudayaan tidak perlu lagi mengurus surat izin dan pemberitahuan, adalah salah satu kontribusinya berkesenian di negeri merdeka. Tahun 1997, ia dan istrinya baru melahirkan bersama kawan2 ditangkap dan dipenjarakan karena menggelar acara Gelar Seni Orang Pinggiran. Setelah reformasi ia kembali pada akifitas kebudayaan dan menggelar pembacaan puisi dalam dan luar negeri.<ref name=":2" />
 
Ia berperan dalam perkembangan puisi di Indonesia. Asrizal Nur menggagas "puisi multimedia", lalu menggagasa Hari Puisi Indonesia dan juga mengenalkan puisi di kancah Asia Tenggara. Namun di dalam negeri, selain menulis dan membaca puisi, Asrizal Nur aktif di berbagai kegiatan. Salah satunya menjadi juri di berbagai lomba puisi di dalam dan luar negeri. Ia pernah menjadi juri pada lomba baca puisi tingkat nasional yang digelar oleh Forum Muda Cendekia (Formaci) Jawa Tengah bersama sastrawan [[Fatin Hamama]] dan [[Sendang Mulyana]] dosen [[Universitas Negeri Semarang|UNNES]].<ref>{{Cite news|last=Milovich|first=Day|date=6 November 2014|title=Formaci Gelar Lomba Baca Puisi Berhadiah Rp 50 Juta|url=https://metrosemarang.com/formaci-gelar-lomba-baca-puisi-berhadiah-rp-50-juta-6363|work=Metrosemarang.com|access-date=18 Agustus 2021|archive-date=2021-08-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20210818160347/https://metrosemarang.com/formaci-gelar-lomba-baca-puisi-berhadiah-rp-50-juta-6363|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite news|last=Milovich|first=Day|date=8 November 2014|title=140 Pembaca Puisi Se-Indonesia Ikuti Lomba di Balaikota Semarang|url=https://metrosemarang.com/140-pembaca-puisi-se-indonesia-ikuti-lomba-di-balaikota-semarang-6516|work=Metrosemarang.com|access-date=18 Agustus 2021|archive-date=2021-08-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20210818160347/https://metrosemarang.com/140-pembaca-puisi-se-indonesia-ikuti-lomba-di-balaikota-semarang-6516|dead-url=yes}}</ref>
 
Dalam gerakan kebudayaan Asrizal Nur juga menginisiasi dan menggagas Anugerah Pantun Mutiara Budaya Indonesia, adalah sebuah ajang apresiasi tertinggi bagi para pegiat sastra pantun di Indonesia, yang dilaksanakan 27 Desember 2020 di Batam. Menurutnya sebagai penggerak kebudayaan, ini adalah kerja konkrit dalam pelestarian budaya.<ref name=":2" />