Alegra Wolter: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dedhert.Jr (bicara | kontrib)
replace citations with r template and put all citations in reflst parameter, refs=; add 30em
Dedhert.Jr (bicara | kontrib)
comma splice
 
Baris 5:
Sejak kecil, Alegra sudah merasakan [[disforia gender]] di dalam dirinya: walaupun secara resmi jenis kelaminnya adalah laki-laki, ia merasa bahwa jati dirinya adalah seorang perempuan. Selain itu, pembawaannya juga sudah feminin, yang membuatnya di[[Perundungan|rundung]] di sekolah. Akibat perundungan tersebut, ia mengalami [[Gangguan depresi mayor|depresi berat]]. Setelah dibawa ke psikolog dan psikiater, ia disuntikkan hormon [[testosteron]] untuk memaskulinisasi dirinya, tetapi hormon tersebut malah membuatnya lebih depresi.{{r|widadio}}
 
Alegra mengenyam pendidikan kedokteran di [[Universitas Atma Jaya Jakarta|Universitas Katolik Atma Jaya]], Jakarta.{{r|atmajaya}} Saat kuliah, Alegra memulai transisinya menjadi perempuan.{{r|widadio}} Setelah lulus pada tahun 2018,{{r|atmajaya}} ia menjadi dokter transpuan pertama yang terbuka dengan identitas gendernya. Saat ini ia berpraktik sebagai dokter umum di Jakarta dan bekerja di sebuah [[perusahaan rintisan]] kesehatan. Selain itu, ia kini aktif menjadi relawan yang mengadvokasi hak kesehatan dan edukasi [[HIV/AIDS]], khususnya di komunitas [[LGBT]]. Ia juga giat memperjuangkan peningkatan akses layanan kesehatan agar lebih inklusif terutama bagi kaum transpuan.{{r|widadio}}{{r|ananda}}
 
== Publikasi ilmiah ==