Bakrie Telecom: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
BisikiNG (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 6:
| location = [[Wisma Bakrie 2]] Lt. 2<br>[[Jalan HR Rasuna Said (Jakarta)|Jalan H.R. Rasuna Said]] Kav B2<br>[[Jakarta]], [[Indonesia]]
| company_type = [[Perusahaan publik|Publik]]
| owner = [[Telkom Indonesia]] (1993-2008)<br>[[Smartfren Telecom]] (2008-20162002)<br>[[Bakrie Group]] (1993-sekarang)
| traded_as = {{BEI|BTEL}}
| parent =
Baris 19:
| homepage = {{URL|http://www.bakrietelecom.com|www.bakrietelecom.com}}
}}
'''PT Bakrie Telecom Tbk''' ({{BEI|BTEL}}) didirikan dengan nama '''PT Radio Telepon Indonesia''' (disingkat '''Ratelindo''') pada 13 Agustus 1993, dengan dimiliki secara [[perusahaan patungan|patungan]] oleh PT [[Bakrie Electronics]] (yang sahamnya dimiliki oleh [[Bakrie & Brothers]]) dan PT [[Telekomunikasi Indonesia]] (Telkom) dengan masing-masing saham sebesar 55% dan 45%. Didirikannya perusahaan ini, tidak lain merupakan bentuk dari liberalisasi pada industri telekomunikasi yang dilakukan oleh pemerintah [[Orde Baru]] sejak awal 1990-an. Awalnya, Bakrie mendapatkan izin pada 1989 untuk melengkapi jaringan telekomunikasi di Jakarta dengan skema [[bagi hasil]] dengan Telkom, tetapi sepertinya baru pada 1993 kerjasamanya bisa terwujud. PT Ratelindo sendiri diberikan izin oleh pemerintah pada 1994 untuk beroperasi di [[Jawa Barat]] dan [[Jakarta]], dengan membangun sistem ''[[fixed wireless]]''. Pada 1996, komposisi pemegang saham kembali berubah, dengan Bakrie Electronics menjadi 87,14% dan Telkom menjadi 12,86%.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=utjsAAAAMAAJ&q=sahamnya+menjadi+87,14+%25+dan+Telkom+tinggal+12,86+%25+.+berjumlah+190+-+an+sst+dengan+ARPU+berkisar+Rp145.000+.&dq=sahamnya+menjadi+87,14+%25+dan+Telkom+tinggal+12,86+%25+.+berjumlah+190+-+an+sst+dengan+ARPU+berkisar+Rp145.000+.&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi6_ZzXz7buAhWryzgGHX9qBZQQ6AEwAHoECAAQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 15,Masalah 18-26]</ref>
 
== Sejarah ==
Memang dalam perkembangannya Ratelindo berhasil membangun jaringan telepon berbasis ETDMA, namun sepertinya target pelanggan yang diharapkan sulit tercapai, sehingga pada [[Rapat Umum Pemegang Saham]] 12 September 2003, disepakati untuk mengubah nama Ratelindo menjadi '''PT Bakrie Telecom''' dan membangun bisnis baru, yaitu bisnis operator jaringan [[telepon seluler]]. Di bulan itu, Bakrie Telecom meluncurkan Esia sebagai merek layanan komunikasinya dengan sistem [[CDMA2000]]. Perencanaan pembangunan sistem CDMA ini sudah dilakukan sejak setahun sebelumnya, dengan pada saat itu menggandeng [[Nortel]] dan [[Samsung]] sebagai penyedia infrastuktur jaringannya. Awalnya, sistem ini direncanakan diluncurkan pada menjelang akhir 2002 dengan tetap menggunakan nama Ratelindo, tetapi kemudian diundur lagi ke 2003.<ref>{{Cite web |url=https://www.rcrwireless.com/20020926/archived-articles/ratelindo-postpones-rolling-out-cdma-based-services/amp |title=Ratelindo postpones rolling out CDMA-based services |access-date=2021-02-04 |archive-date=2021-02-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210210025722/https://www.rcrwireless.com/20020926/archived-articles/ratelindo-postpones-rolling-out-cdma-based-services/amp |dead-url=yes }}</ref> Dalam posisi ini, kepemilikan saham sudah 100% berada di tangan Grup Bakrie pasca dilepasnya kepemilikan Telkom pada 28 Desember 2001 lewat penjualan 12,86% sisa sahamnya ke perusahaan afiliasi Grup Bakrie, CMA Fund Management Ltd. Transaksi ini tuntas pada Maret 2002, menjadikan kepemilikan Grup Bakrie kini mencapai 100%.<ref>[https://www.sec.gov/Archives/edgar/data/1001807/000114554904000136/u92256e20vfza.htm Perusahaan Perseroan (Persero) P.T. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Exact name of Registrant as specified in its charter Telecommunications Indonesia]</ref> Peluncuran CDMA juga merupakan salah satu bentuk restrukturisasi Ratelindo, yang sebelumnya berusaha mengatasi hutangnya kepada 11 [[bank]] asing senilai US$ 30 juta sejak 2001.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=AbsTAQAAMAAJ&q=ratelindo&dq=ratelindo&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjS2pbfqaLvAhXTXisKHRg2B1UQ6AEwB3oECAcQAg Gatra, Volume 11,Masalah 25-28]</ref>