Bakteriosin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Bakteriosin menggunakan HotCat
k clean up
Baris 1:
Istilah '''“bakteriosin”''' diperkenalkan untuk menunjukkan protein atau peptida beracun yang diproduksi oleh semua jenis bakteri yang aktif pada bakteri terkait tetapi tidak membahayakan sel penghasil. Meskipun bakteriosin menunjukkan aktivitas toksik pada bakteri, mereka tidak boleh disamakan dengan “toksin”, istilah yang digunakan untuk protein yang diproduksi oleh bakteri yang memiliki efek toksik pada hewan inang melalui aksi sitotoksik spesifik pada sel khusus. Bakteriosin diproduksi oleh ribosom bakteri sebagai metabolit sekunder. Saat ini penggunaan bakteriosin telah banyak menjadi perhatian karena senyawa tersebut sangat potensial digunakan sebagai pengawet dalam industri makanan terutama makanan yang difermentasi. Kemampuan [[Bakterisida|bakterisidalbakterisida]]l dari bakteriosin sebagai biopreservatif ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif antibakteri yang aman dan juga efektif.
 
== Klasifikasi Bakteriosin ==
Baris 50:
Mekanisme kerja nisin yaitu dawali dengan pembentukan kompleks nisin dengan lipid II, kemudian terjadi kontak langsung dengan membran sitoplasma sel yang menyebabkan terbentuknya pori pada membran sel dan reduksi proton ''motive force'' (PMF) sehingga stabilitas membran terganggu. Akibatnya terjadi kebocoran dan pelepasan molekul intraseluler maupun masuknya substansi ekstraselular dari lingkungan, sehingga menghambat pertumbuhan sel dan diikuti dengan proses kematian pada sel yang sensitif terhadap nisin. Sedangkan bagi bakteri penghasil nisin itu sendiri, bakteri tersebut dapat melindungi diri dari toksin melalui ekspresi protein imunitas yang spesifik yang disandikan dalam operon bakteriosin.
 
Penggunaan nisin sebagai biopreservasi dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu: penambahan nisin murni pada produk pangan, inokulasi produk pangan dengan bakteri asam laktat (BAL) dan penggunaan bahan bantu proses pengolahan produk pangan yang sebelumnya sudah di fermentasi dengan bakteri penghasil bakteriosin. Nisin dapat digunakan atau ditambahkan pada tahap proses pengolahan produk pangan secara tunggal maupun kombinasi dengan perlakuan pengawetan lainnya. Penggunaan nisin secara bersamaan dengan cara atau bahan pengawet lainnya umumnya bersifat sinergis dan menghasilkan daya awet yang lebih lama.
 
== Referensi ==