Bandar Udara Banyuwangi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mako001 (bicara | kontrib)
Undo revision 22249943 by Kendariy [Undone using Kill-It-With-Fire] Blokir penghindaran, Jellywings19
Tag: Pembatalan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 4 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
Baris 39:
Pada saat itu anggaran untuk proyek pembangunan bandara baru tersebut sudah disiapkan bahkan material bangunan sudah sempat dikirim menuju lokasi di Glenmore namun proyek itu urung terlaksana karena bupati Purnomo Sidik mengundurkan dari jabatannya karena dianggap tidak mampu menyelesaikan peristiwa pembunuhan orang-orang yang diduga dukun santet pada pertengahan tahun 1998 yang dikenal dengan peristiwa [[Pembantaian Banyuwangi 1998]] yang terjadi waktu itu. Rencana pembangunan seterusnya dilanjutkan pada masa kepemimpinan Bupati penggantinya yaitu [[Samsul Hadi]]. Namun setelah melalui tahap kajian lebih lanjut ternyata lokasi bekas lapangan terbang Blambangan di Kecamatan Glenmore tersebut tidak layak untuk dijadikan bandar udara karena topografi wilayah kecamatan Glenmore yang bergunung-gunung. Kemudian, melalui keputusan menteri (Kepmen) nomor 49 tahun 2003, ditentukanlah lahan untuk pembangunan bandara yang baru yaitu berada di wilayah [[Blimbingsari, Blimbingsari, Banyuwangi|Desa Blimbingsari]] yang pada saat itu masih menjadi bagian dari wilayah [[Rogojampi, Banyuwangi|Kecamatan Rogojampi]].<ref>[https://kumparan.com/munawir/lapangan-terbang-glenmore-banyuwangi-riwatmu-kini ''Lapangan Terbang Glenmore Riwayatmu Kini'']. kumparan.com. Diakses tanggal 21/07/2019</ref>
 
Pembangunan bandara dilokasi baru ini memakan waktu bertahun-tahun karena proses pembebasan lahan yang tak kunjung selesai. Dalam perihal pembebasan lahan ini dua bupati Banyuwangi terjerat dalam kasus korupsi penggelembungan harga tanah pembebasan lahan yang merugikan negara sejumlah Rp 40,99 miliar. Dua bupati tersebut adalah Bupati [[Samsul Hadi]] yang merugikan negara sejumlah Rp 21,23 miliar dan Bupati [[Ratna Ani Lestari]] senilai Rp 19,76 miliar.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/132846/bupati-banyuwangi-jadi-tersangka-korupsi/full&Paging=Otomatis ''Bupati Banyuwangi Jadi Tersangka Korupsi''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180815024207/https://nasional.tempo.co/read/132846/bupati-banyuwangi-jadi-tersangka-korupsi/full%26Paging%3DOtomatis |date=2018-08-15 }}. tempo.co. Diakses tanggal 21/07/2019</ref> Meski diiringi oleh dua kasus korupsi yang terjadi tetapi pembangunan bandara baru ini tetap berlanjut secara bertahap dalam kurun waktu 2004 hingga 2008 dengan pendanaan yang berasal dari [[APBN]].
 
Pada tanggal 29 Desember 2008, Menteri Perhubungan [[Jusman Syafii Djamal]] melakukan kunjungan singkat ke Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi dengan didampingi oleh Bupati [[Ratna Ani Lestari]] beserta rombongan. Dalam kunjungan ini Menteri Perhubungan merasa optimis bahwa penerbangan di Kabupaten Banyuwangi dapat berkembang pesat dengan adanya bandar udara yang menurutnya cukup bagus dan ideal. Pada 23 Januari 2009, tim dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi. Beberapa waktu kemudian, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengeluarkan surat nomor 167/DBU/II/2009 tertanggal [[9 Februari]] [[2009]] tentang pemanfaatan Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi yang garis besar isinya adalah bahwa bandara dapat digunakan untuk [[lepas landas]] dan [[mendarat]] pesawat jenis [[CASA]].
Baris 56:
 
=== Pembangunan terminal hijau ===
Pada tahun 2015, Pemerintah mulai membangun terminal baru yang lebih besar. Pembangunan terminal baru ini memanfaatkan dana [[APBD]] Provinsi Jawa Timur senilai Rp 22,5 miliar dan APBD Kabupaten Banyuwangi senilai Rp 10,5 miliar. Anggaran ini dipergunakan untuk pembangunan terminal, aksesori, elektrikal, [[musala]] dan area parkir.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/669888/rp-33-miliar-untuk-pembangunan-terminal-bandara-banyuwangi/full&Paging=Otomatis Rp 33 Miliar untuk Pembangunan Terminal Bandara Banyuwangi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180815164132/https://bisnis.tempo.co/read/669888/rp-33-miliar-untuk-pembangunan-terminal-bandara-banyuwangi/full%26Paging%3DOtomatis |date=2018-08-15 }} diakses 15 Agustus 2018 16.43</ref>
 
Terminal ini mengusung konsep hijau dan ramah lingkungan. Hal ini ditandai dengan penghawaan udara yang alami, penanaman tanaman di atap terminal, konservasi air dan ''sunroof'' untuk pencahayaan alami di siang hari. Selain itu terminal baru ini mengadopsi bentuk ikat kepala khas [[Suku Osing]]. Terminal yang didesain oleh [[Andra Matin]] ini diresmikan pada [[2017]].<ref>[https://kumparan.com/@kumparanbisnis/pembangunan-terminal-baru-bandara-blimbingsari-tak-pakai-dana-apbn Pembangunan Terminal Baru Bandara Blimbingsari Tak Pakai Dana APBN]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} diakses 15 Agustus 2018 15.06</ref>
Baris 70:
Bandara ini membuka layanan penerbangan komersial dari maskapai [[Sky Aviation (Indonesia)|Sky Aviation]] pada tanggal [[29 Desember]] [[2010]]. Pesawat yang digunakan adalah jenis [[Cessna 208|Grand Caravan]] berkapasitas 9-10 orang dengan rute [[Banyuwangi]]-[[Surabaya]].<ref name="bwx1" /> Pada tanggal [[25 April]] [[2011]], Sky Aviation menambah armada di Bandara Banyuwangi dengan [[Fokker F50]] berkapasitas 48 tempat duduk dan beroperasi di rute yang sama.<ref name="bwx1">[https://tekno.kompas.com/read/2011/01/11/18573418/sky.aviation.tambah.5.pesawat.fokker.50 Sky Aviation Tambah 5 Pesawat Fokker 50] diakses 15 Agustus 2018, 14.14</ref> Sky Aviation lalu menghentikan operasional rute ini pada [[20 Oktober]] [[2011]] karena kalah bersaing dengan maskapai lain yang ada di Bandara Banyuwangi.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/362425/sepi-penumpang-sky-aviation-tutup-rute-banyuwangi Sepi Penumpang, Sky Aviation Tutup Rute Banyuwangi] diakses 15 Agustus 2018, 14.15</ref>
 
[[Merpati Nusantara Airlines]] sempat membuka rute [[Bandung]]-[[Semarang]]-[[Surabaya]]-[[Banyuwangi]] menggunakan pesawat [[Xian MA60|MA60]] berkapasitas 56 penumpang. Rute pulang pergi ini diresmikan [[24 Agustus]] [[2011]], dihadiri oleh Bupati [[Abdullah Azwar Anas]], Direktur Niaga PT Merpati Nusantara Airlines [[Tonny Aulia Achmad]], perwakilan Kemenhub dan Forkopimda Banyuwangi.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/353374/merpati-airlines-terbang-perdana-di-bandara-banyuwangi Merpati Airlines Terbang Perdana di Bandara Banyuwangi] diakses 15 Agustus 2018, 14.11 WIB</ref> Rute ini ditutup [[9 April]] [[2013]] karena masalah keuangan yang membelit perusahaan tersebut.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/471879/merpati-stop-terbang-ke-banyuwangi-hingga-mei/full&Paging=Otomatis Merpati Stop Terbang ke Banyuwangi hingga Mei] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180815164226/https://nasional.tempo.co/read/471879/merpati-stop-terbang-ke-banyuwangi-hingga-mei/full%26Paging%3DOtomatis |date=2018-08-15 }} diakses 15 Agustus 2018, 14.11 WIB</ref>
 
Pada Mei [[2014]], [[Garuda Indonesia]] melalui ''sub-brand'' Explore Jet membuka rute [[Surabaya]]-[[Banyuwangi]]-[[Denpasar]] menggunakan pesawat [[ATR 72|ATR 72-600]] dan [[Bombardier CRJ700|Bombardier CRJ1000 NextGen]]<ref name="liputan6.com">[https://www.liputan6.com/bisnis/read/2071757/garuda-indonesia-buka-tiga-rute-penerbangan-di-indonesia-timur Garuda Indonesia Buka Tiga Rute Penerbangan di Indonesia Timur]</ref>
Baris 115:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://banyuwangi-airport.co.id/ Situs web resmi Bandara Banyuwangi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180815132257/http://banyuwangi-airport.co.id/ |date=2018-08-15 }}
* {{id}} [http://hubud.dephub.go.id/?id+info_bandara+detail+105 Profil Bandara Blimbingsari] di situs web [[Kementerian Perhubungan Indonesia]]