Kekhalifahan Rasyidin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 151:
 
==== Penaklukan Mesir (639–642) ====
Provinsi [[Kekaisaran Romawi Timur|Bizantium]] Mesir memiliki kepentingan strategis untuk produksi biji-bijian, pangkalan angkatan laut, dan sebagai pangkalan untuk penaklukan lebih lanjut di Afrika. Jenderal Muslim [[Amr bin Ash]] memulai penaklukan provinsi atas inisiatifnya sendiri pada tahun 639.<ref name="Lapidus49"/> Mayoritas pasukan Romawi di Mesir adalah pasukan Koptik yang dibesarkan secara lokal, dimaksudkan untuk melayani lebih sebagai pasukan polisi; karena sebagian besar orang Mesir tinggal di lembah [[sungai Nil]], yang dikelilingi oleh gurun di sisi timur dan barat, Mesir dirasa sebagai provinsi yang relatif aman..<ref>{{Harvp|Hoyland|2014|p=70}}; in 641 according to {{Harvp|Lapidus|2014|p=49}}</ref> Pada bulan Desember 639, Amr memasuki Sinai dengan kekuatan besar dan merebut Pelusium, di tepi lembah sungai Nil, dan kemudian mengalahkan serangan balik Romawi di Bibays.{{sfn|Nicolle|2009|p=55}} Bertentangan dengan harapan, orang-orang Arab tidak menuju [[Alexandria]], ibu kota Mesir, melainkan ke benteng besar yang dikenal sebagai Babilonia yang terletak di tempat yang sekarang disebut [[Kairo]].<ref>{{Harvp|Hoyland|2014|pp=70–72}}</ref> Amr berencana membagi lembah sungai Nil menjadi dua.<ref>{{Harvp|Hoyland|2014|pp=73–75}}, {{Harvp|Lapidus|2014|p=49}}</ref> Pasukan Arab memenangkan kemenangan besar di Pertempuran Heliopolis (640), tetapi mereka merasa sulit untuk maju lebih jauh karena kota-kota besar di Delta Nil dilindungi oleh air dan karena al-'AsAmr kekurangan mesin untuk menghancurkan benteng kota.{{sfn|Nicolle|2009|p=55}} Orang-orang Arab mengepung Babilonia, dan garnisunnya yang kelaparan menyerah pada tanggal 9 April 641.{{sfn|Nicolle|2009|p=56}} Namun demikian, provinsi ini hampir tidak mengalami urbanisasi dan para pembela kehilangan harapan untuk menerima bala bantuan dari Konstantinopel ketika kaisar [[Heraklius]] meninggal pada tahun 641.<ref>{{Harvp|Hoyland|2014|pp=73–75}}, {{Harvp|Lapidus|2014|p=49}}</ref> Setelah itu, orang Arab berbelok ke utara ke delta Nil dan mengepung Alexandria.<ref>{{Harvp|Hoyland|2014|pp=73–75}}; in 643 according to {{harvp|Lapidus|2014|p=49}}</ref> Pusat besar terakhir yang jatuh ke tangan Arab adalah [[Aleksandria]], yang menyerah pada September 642.<ref>{{Harvp|Hoyland|2014|pp=73–75}}, {{Harvp|Lapidus|2014|p=49}}</ref> Menurut [[Hugh N. Kennedy|Hugh Kennedy]],
{{kutipan|"Dari semua penaklukan Muslim awal, penaklukan Mesir adalah yang tercepat dan terlengkap. [...] Jarang dalam sejarah perubahan politik yang begitu besar terjadi begitu cepat dan berlangsung begitu lama."}}<ref>{{harvp|Kennedy|2007|p=165}}</ref> Pada tahun 644, orang-orang Arab mengalami kekalahan besar di [[Laut Kaspia]] ketika tentara Muslim yang menyerang hampir musnah oleh kavaleri [[Khazarbangsa KhanateKhazar]], dan melihat kesempatan untuk merebut kembali Mesir, Romawi melancarkan serangan amfibi yang mengambil kembali Alexandria untuk waktu yang singkat.{{sfn|Nicolle|2009|p=56}} Meskipun sebagian besar Mesir adalah gurun, lembah sungai Nil memiliki beberapa tanah pertanian paling produktif dan subur di seluruh dunia, yang menjadikan Mesir sebagai "lumbung" kekaisaran Romawi.{{sfn|Nicolle|2009|p=56}} Kontrol atas Mesir berarti bahwa kekhalifahan dapat mengatasi kekeringan tanpa rasa takut akan kelaparan, meletakkan dasar bagi kemakmuran kekhalifahan di masa depan.{{sfn|Nicolle|2009|p=56}}
 
== Tata kelola pemerintahan ==