Grand Prix Jerman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sejarah: Fixed typo
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android pranala ke halaman disambiguasi
Sejarah: Fixed typo
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 58:
==== AVUS ====
[[Berkas:Bundesarchiv Bild 102-02915, Berlin, AVUS, Großer Preis von Deutschland.jpg|thumb|[[Rudolf Caracciola]] dan mekaniknya, yaitu Eugen Salzer, merayakan kemenangan di Grand Prix Jerman yang perdana di tahun [[:en: 1926 German Grand Prix|1926]].]]
Balapan nasional yang pertama dalam balapan bermotor Grand Prix Jerman diadakan di sirkuit balap AVUS (Automobil Verkehrs und Übungs-Straße (Automobile Traffic and Practice Road) (dalam [[bahasa Indonesia]]: Lalu Lintas Mobil dan Jalan Latihan)) di barat daya Berlin pada tahun 1926, sebagai sebuah balapan mobil ''sport''. Sirkuit AVUS terdiri dari dua jalur lurus sepanjang 6 mil yang digabungkan dengan dua jepit rambut kiri di setiap ujungnya. Balapan pertama di AVUS, saat hujan deras, berhasil dimenangkan oleh putra asli Jerman, yaitu [[Rudolf Caracciola]], dengan [[Mercedes-Benz]]. Balapan itu dirusak oleh tabrakan Adolf Rosenberger ke salah satu gubuk marsekal, menewaskan tiga orang. Sirkuit AVUS dianggap sangat berbahaya bahkan saat itu- sehingga acara tersebut dipindahkan.<ref>{{cite web|author= Keith Collantine |url=http://www.f1fanatic.co.uk/2008/01/08/f1-circuits-history-part-4-1958-60/ |title=F1 circuits history part 4: 1958-60 · F1 Fanatic |publisher=F1fanatic.co.uk |date=8 January 2008 |access-date=17 December 2015}}</ref> ''Grand Prix'' Jerman menjadi acara resmi pada tahun 1929. Meskipun diperlombakan di non-kejuaraan AVUS-Rennen pada tahun 1930-an, yang menyaksikan beberapa balapan jalan raya tercepat yang pernah diadakan, namun Grand Prix tidak akan kembali ke AVUS hingga tahun 1959 untuk waktu yang singkat / penampilan sekali pakai. Seharusnya diadakan balapan lagi pada tahun {{F1|1960}}, tetapi Grand Prix ini dijalankan sebagai balapan [[Formula Dua]] alih-alih di [[Nürburgring]] pada tata letak Südschleife.
 
==== Nürburgring ====
Baris 90:
[[Grand Prix F1 Jerman 1971|Grand Prix Jerman 1971]] melihat balapan ini kembali lagi ke [[Nürburgring]] yang telah dimodifikasi. Sirkuit itu dibuat lebih halus, lebih lurus, dan dilengkapi dengan penghalang Armco dan area ''run-off'' jika memungkinkan. Akan tetapi, dengan tata letak yang hampir sama seperti sebelumnya, sirkuit tersebut mempertahankan sebagian besar karakter, yang membuat Stewart menyebutnya sebagai "Neraka Hijau". Itu tidak terlalu berbahaya daripada sebelumnya, tetapi 'Ring sejauh ini masih merupakan sirkuit yang paling menantang secara teknis di dalam kalender F1. Itu masih sangat kasar dan sempit di banyak daerah, dan meskipun beberapa gundukan, lompatan, dan jalan lurus berangin terburuk (terutama di Brunnchen dan Jembatan Adenauer) telah dihaluskan atau dibuat lurus, masih ada beberapa lompatan besar di lintasan, khususnya di Flugplatz dan Pflanzgarten. Juga, masih ada beberapa bagian trek yang tidak memiliki Armco, tetapi lebih banyak ditambahkan selama bertahun-tahun. Balapan yang pertama di Nordschleife yang dibangun kembali melihat Stewart berhasil menang dari rekan setimnya, yaitu [[François Cevert]], yang melawan pembalap asal Swiss, yaitu [[Clay Regazzoni]], untuk posisi ke-2, dengan hampir seperempat balapan. [[Grand Prix F1 Jerman 1972|Balapan pada tahun 1972]] melihat [[Jacky Ickx]] mendominasi di [[Scuderia Ferrari|Ferrari]]-nya, dan Stewart jatuh di putaran terakhir setelah berselisih dengan Regazzoni. [[Grand Prix F1 Jerman 1973|Balapan pada tahun 1973]] didominasi oleh rekan setim di tim [[Tyrrell]], yaitu Stewart dan Cevert; dan itu menjadi kemenangan ke-27 dan terakhir dari karier Stewart yang termasyhur. Pada tahun {{F1|1974}}, [[Howden Ganley]] dari Selandia Baru mengalami kecelakaan berat di Hatzenbach, melukai Kiwi secara serius. Ganley telah mengalami kecelakaan hebat di [[Nürburgring]] tahun sebelumnya, dan dia memutuskan untuk mengakhiri karir F1 setelah [[Grand Prix F1 Jerman 1974|kecelakaan yang dialami olehnya pada tahun 1974]]. Perlombaan tersebut dimenangkan oleh Regazzoni setelah pembalap asal Austria, yaitu [[Niki Lauda]] (yang mengalami kecelakaan dan pergelangan tangannya patah pada [[Grand Prix F1 Jerman 1973|Grand Prix Jerman tahun sebelumnya]]), dan [[Jody Scheckter]] dari Afrika Selatan bertubrukan di putaran pertama; Lauda tersingkir, tetapi Scheckter melanjutkan untuk finis di posisi kedua. Pembalap asal Inggris dan juara dunia sepeda motor beberapa kali, yaitu [[Mike Hailwood]], mengalami kecelakaan hebat di dalam sebuah mobil [[McLaren]] di Pflanzgarten, dan kakinya patah, karir balap mobilnya secara efektif diakhiri oleh kecelakaan ini. [[Grand Prix F1 Jerman 1975|Grand Prix Jerman 1975]] melihat Lauda menjadi satu-satunya pembalap yang pernah melewati [[Nürburgring]] tua dalam waktu kurang dari tujuh menit; pembalap asal Austria itu menyelesaikan sirkuit mengerikan dengan mobil [[Scuderia Ferrari|Ferrari]]-nya dalam 6 menit, 58,6 detik dengan kecepatan rata-rata 122 mph (196 km/jam), yang cukup baik untuk posisi terdepan. Akan tetapi, seperti bertahun-tahun yang lalu, akhir pekan kembali terjadi kecelakaan serius. Pembalap asal Inggris, yaitu [[Ian Ashley]], menabrak Williams FW selama sesi latihan di Pflanzgarten, dan dia terluka parah; dia tidak balapan di dalam ajang Formula Satu lagi setidaknya selama dua tahun. Pembalap asal Argentina, yaitu [[Carlos Reutemann]], berhasil meraih kemenangan setelah mempertahankan keunggulan selama lima putaran tersisa, sementara Lauda tertusuk setelah memimpin selama sembilan putaran pertama. Pembalap asal Inggris, yaitu [[Tom Pryce]], melaju di posisi kedua setelah start di posisi ke-17 di tim [[Shadow Racing|Shadow]] yang kekurangan dana, tetapi dia finis di posisi keempat setelah bahan bakar yang sangat panas mulai bocor ke kokpitnya. Pembalap asal Prancis, yaitu [[Jacques Laffite]], dan Lauda melewati Pryce. Laffite finis di posisi kedua yang merupakan tonggak sejarah bagi tim Inggris [[Frank Williams]] yang sedang berjuang; itu adalah rasa sukses yang pertama bagi [[Williams Grand Prix Engineering|Williams]] dari Inggris di dalam ajang [[Formula Satu]]. Pryce menerima medali atas usahanya. [[Grand Prix F1 Jerman 1975|Grand Prix 1975]] adalah balapan tercepat yang pernah dijalankan di [[Nürburgring]] lama; Rekan setim Lauda, yaitu [[Clay Regazzoni]], berhasil membukukan putaran tercepat di 7:06.4-, yang menjadi rekor putaran di sirkuit lama.
 
Namun, [[Grand Prix F1 Jerman 1976|balapan pada musim 1976]] adalah salah satu yang tercatat dalam sejarah. Lauda, sebagai ​​juara dunia bertahan, tidak puas dengan pengaturan keselamatan sirkuit raksasa, dan berusaha mengatur boikot balapan selama pertemuan di balapan ketiga musim ini di [[Long Beach]], [[California]], di [[Amerika Serikat]]. [[Formula Satu]] di tahun 1970-an adalah awal menuju jenis balapan bermotor yang lebih aman, dan [[Nürburgring]] dianggap sebagai anakronisme pada saat itu. Namun, pada dasarnya, [[Nürburgring]] hampir tidak mungkin dibuat aman dalam konfigurasi lamanya. Sirkuit itu tidak memiliki cukup marshal dan dukungan medis untuk memastikan keamanan sirkuit- dibutuhkan lima hingga enam kali lipat marshal dan staf medis yang dibutuhkan oleh balapan F1 pada saat itu, tetapi [[Huschke von Hanstein]] dan penyelenggara Jerman tidak mau dan mungkin tidak dapat melakukannya- itu sangat mahal; dan penonton yang melihat balapan di pedesaan akan masuk ke dalam trek secara gratis. Selain biaya yang cukup besar untuk memberikan dukungan yang memadai kepada para pembalap, letak geografisnya membuat modifikasi yang diminta oleh para pembalap dan [[FIA]] juga menjadi sangat mahal. Ada beberapa bagian yang hampir tidak dapat diakses oleh para marshal- ada beberapa tempat yang tidak dapat dibangun area ''run-off'', karena tidak cukup datar, ada bagian yang terlalu sempit karena ada permukaan tebing di satu sisi, dan ''drop-off'' di tempat lain, dll. Namun, penyelenggara [[Nürburgring]] memiliki kontrak tiga tahun dengan [[Formula Satu]] dimulai, dengan balapan pada tahun {{F1|1974}}, termasuk membuat trek lebih aman. Lauda kalah suara dari pembalap lain, karena kebanyakan dari mereka merasa bahwa mereka harus menyelesaikan kontrak untuk menghindari kesulitan hukum; [[Grand Prix F1 Jerman 1976|balapan pada tahun 1976]] adalah balapan terakhir dalam kontrak itu. Meskipun kontrak tersebut termasuk membuat sirkuit lebih aman selama tahun-tahun itu (dan penyelenggara melakukannya), namun telah diputuskan, bahwa [[Grand Prix F1 Jerman 1976|balapan pada tahun 1976]] akan menjadi balapan yang terakhir di Nordschleife. Selain masalah keselamatan, meningkatnya komersialisasi [[Formula Satu]] juga menjadi faktor. Panjangnya Nordschleife yang luar biasa membuat hampir tidak mungkin bagi organisasi penyiaran mana pun untuk secara efektif meliput perlombaan di sana.
[[Berkas:LaudaNiki19760731Ferrari312T2.jpg|thumb|[[Niki Lauda]], digambarkan di sini selama sesi latihan, mengalami kecelakaan di [[Grand Prix F1 Jerman 1976|balapan 1976]], menderita luka bakar yang mengancam jiwa.]]
Saat [[Grand Prix F1 Jerman 1976|balapan pada tahun 1976]] dimulai, sebagian sirkuit basah dan mendung, dan sebagian lainnya kering dan bermandikan sinar matahari, masalah klasik lain di [[Nürburgring]]. Setelah masuk ke dalam pit untuk mengganti ban basah ke ban kering di akhir putaran pertama, Lauda keluar lagi, jauh di belakang pemimpin lomba, yaitu [[Jochen Mass]] asal [[Jerman Barat]]. Pada saat berusaha keras untuk mengejar waktu di putaran kedua, Lauda mengalami kecelakaan di tikungan ke arah kanan yang cepat, sebelum tikungan Bergwerk sejauh enam mil (10,8 km) menuju pangkuan, salah satu bagian dari sirkuit ini yang sulit untuk dijangkau. Melewati tikungan, Lauda kehilangan kendali atas mobil [[Scuderia Ferrari|Ferrari]]-nya pada saat suspensi belakang mobilnya rusak. Mobil menabrak tanggul rumput dan terbakar. Pada saat terjadinya benturan tersebut, helm Lauda terlepas dari kepalanya, dan mobil Ferrari miliknya yang terbakar ditabrak oleh mobil [[Brett Lunger]], [[Arturo Merzario]], dan [[Harald Ertl]]. Lunger, yang memiliki pengalaman dengan api selama waktunya di [[Perang Vietnam]], menarik Lauda keluar dari reruntuhan yang terbakar, alih-alih petugas trek yang tidak dilengkapi perlengkapan, yang baru tiba di lokasi setelah benturan. Pembalap asal Austria yang tangguh itu berdiri dan berbicara dengan pembalap lain tepat setelah kecelakaan itu, dan luka-lukanya pada awalnya diperkirakan tidak serius. Namun, dia mengalami luka bakar yang parah dan menghirup asap beracun, yang merusak sistem peredaran darahnya. Satu-satunya helikopter medis di sirkuit membutuhkan waktu selama 6 menit untuk mencapai lokasi kecelakaan dari area pit, dibandingkan dengan waktu paling lama satu menit di sirkuit lain di dalam kalender [[Formula Satu]]. Lauda kemudian mengalami koma dan hampir saja mati, membuatnya absen selama enam minggu. Balapan tersebut diberi bendera merah dan dimulai kembali; Pembalap lama Grand Prix, yaitu [[Chris Amon]], lebih memilih untuk tidak melakukan ''restart''. Balapan ini adalah Grand Prix yang terakhir yang dikendaraidijalani oleh pembalap asal Selandia Baru yang tidak beruntung tersebut. Pembalap asal Inggris, yaitu [[James Hunt]], berhasil memenangkan balapan ini, yang ternyata sangat penting untuk peluang kejuaraannyaKejuaraan Dunia-nya pada tahun itu. Setelah 49 tahun menjadi tuan rumah Grand Prix Jerman, [[Nürburgring]] lama tidak pernah menjadi tuan rumah Grand Prix lagi, dan balapan ini pun kembali lagi ke [[Hockenheim]].
 
==== Hockenheim ====
 
[[Hockenheimring|Sirkuit Hockenheim]], yang cepat dan datar di dekat [[Heidelberg]], hampir menjadi satu-satunya tuan rumah Grand Prix Jerman selama 30 tahun ke depan. [[Grand Prix F1 Jerman 1977|Balapan pada tahun 1977]] berhasil dimenangkan oleh Lauda, ​​tetapi juga terkenal pada saat pembalap lokal, yaitu [[Hans Heyer]], berkompetisi dalam balapan meski sebenarnya gagal lolos babak kualifikasi. [[Grand Prix F1 Jerman 1979|Balapan pada tahun 1979]] adalah salah satu tempat di mana pembalap asal Swiss, yaitu [[Clay Regazzoni]], dengan mobil [[Williams Grand Prix Engineering|Williams]]-nya berusaha mengejar rekan setimnya, yaitu [[Alan Jones]] dari Australia, tetapi tidak berhasil. [[Grand Prix F1 Jerman 1980|Grand Prix Jerman 1980]] berhasil dimenangkan oleh pembalap asal Prancis, yaitu [[Jacques Laffite]], di [[Equipe Ligier|Ligier]] setelah Jones turun ke posisi ke-3 karena waktu di pit mengganti ban yang bocor, tetapi dibayangi oleh kecelakaan fatal yang telah menimpa [[Patrick Depailler]] di Ostkurve (yang pada masa itu, tidak ada tikungan dan datar) dalam sebuah sesi pengujian untuk tim [[Alfa Romeo di Formula Satu|Alfa Romeo]] beberapa hari sebelum balapan akhir pekan. [[Grand Prix F1 Jerman 1981|Balapan pada tahun 1981]] menyaksikan pertarungan yang luar biasa antara Jones dan bintang yang sedang naik daun pada saat itu, yaitu [[Alain Prost]], di dalam sebuah mobil [[Renault dalam Formula Satu|Renault]], dengan Jones yang melewati Prost di stadion karena campur tangan rekan setim Prost, yaitu [[Rene Arnoux]]. Perlombaan ini berhasil dimenangkan oleh pembalap asal Brasil, yaitu [[Nelson Piquet]], setelah Jones diadu karena masalah dengan mobil Williams-nya. [[Grand Prix F1 Jerman 1982|Balapan pada tahun 1982]] melihat perubahan pada sirkuit ini; terutama ''chicane'' ke Ost-Kurve yang sangat cepat, dan ''chicane'' pertama yang lebih lambat. Balapan itu juga mengakhiri karir pembalap asal Prancis, yaitu [[Didier Pironi]]; dia mengalami kecelakaan yang mengerikan di tengah hujan lebat selama sesi kualifikasi. Setelah menabrak bagian belakang mobil Renault yang dikendarai oleh Prost, Pironi diluncurkan ke angkasa dan kemudian terguling beberapa saat hingga berhenti. Pironi, yang sedang memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap pada saat itu, mengalami cedera kaki yang sangat serius, sehingga dokter [[FIA]], yaitu [[Sid Watkins]], hampir saja harus mengamputasi kaki Pironi untuk mengeluarkannya dari mobil [[Scuderia Ferrari|Ferrari]] yang hancur. Cara mobil [[Formula Satu]] dirancang pada saat itu sedemikian rupa, sehingga pembalap duduk jauh ke depan di kokpit, sehingga kaki dan kaki mereka berada jauh di depan as roda depan, membuat bagian tubuh manusia itu terbuka berbahaya. Mereka hanya dilindungi oleh struktur sasis dan ''bodywork'' aluminium saja. Selama balapan, Piquet secara fisik menyerang pembalap asal Chili, yaitu [[Eliseo Salazar]], setelah Salazar menendang pembalap Brasil yang marah di ''chicane'' Ostkurve pada saat sedang asyik memimpin jalannya balapan. [[Patrick Tambay]] berhasil memenangkan balapan pertamanya untuk tim [[Scuderia Ferrari|Ferrari]]. Pada [[Grand Prix F1 Jerman 1984|balapan tahun 1984]], Prost (sekarang mengendarai mobil untuk tim [[McLaren]]) berhasil menang, dan ''rookie'' dari tim [[Toleman Motorsport|Toleman]], yaitu [[Ayrton Senna]], membalap dengan sangat keras di depan lapangan selama awal balapan.
[[Image:Alboreto 1985-08-02.jpg|thumb|right|250px|[[Michele Alboreto]] berhasil meraih kemenangan dengan satu kali kembali ke Nürburgring yang baru di [[Grand Prix F1 Jerman 1985|Grand Prix Jerman 1985]].]]
Pada tahun {{F1|1985}}, sirkuit [[Grand Prix F1 Jerman 1985|Grand Prix]] [[Nürburgring]] yang baru sepanjang 2,8 mil (4,5 km) kembali digelar, yang dibangun di sebelah lokasi Nordschleife yang lama, dan menjadi tuan rumah [[Grand Prix F1 Eropa 1984|Grand Prix Eropa setahun sebelumnya]]. Balapan itu adalah balapan di mana sejumlah pembalap berjuang untuk memimpin jalannya lomba; balapan itu berhasil dimenangkan oleh pembalap asal Italia, yaitu [[Michele Alboreto]].
 
Badan pengatur olahraga motor internasional pada saat itu, yaitu [[FIA|FISA]], telah menerapkan kebijakan kontrak jangka panjang untuk satu sirkuit per Grand Prix. Pilihan untuk Grand Prix Jerman adalah antara [[Nürburgring]] yang baru dan [[Hockenheim]]. Itu yang terakhir adalah yang dipilih, dan tetap di sana selama 20 tahun ke depan. [[Grand Prix F1 Jerman 1986|Balapan pada tahun 1986]] adalah peristiwa di mana sejumlah pemimpin lomba kehabisan tenaga pada akhirnya; tiga pembalap teratas, yaitu Piquet, Senna, dan Prost, semuanya kehabisan bahan bakar, dan meskipun Piquet dan Senna dari Brasil finis 1–2, namun Prost finis di urutan keenam setelah mobilnya benar-benar kehabisan bahan bakar. [[Grand Prix F1 Jerman 1988|Balapan pada tahun 1988]] dijalankan dalam kondisi basah; kondisi ini sangat berbahaya di [[Hockenheim]], karena sirkuit ini melewati hutan dan kelembapan yang lebat dari hujan cenderung menggantung di udara karena pepohonan yang mengelilingi trek. Meski tidak hujan, lintasan tetap tidak kering. Senna (sekarang mengendarai mobil untuk tim [[McLaren]]) memanfaatkan keahliannya di jalan basah untuk memenangkan balapan atas rekan setimnya, yaitu Prost. [[Grand Prix F1 Jerman 1989|Balapan pada tahun 1989]] mendekati puncak persaingan Prost dan Senna yang terkenal, dan balapan ini adalah balapan di mana dua rekan setim di tim [[McLaren]] melaju dengan batas absolut mereka sepanjang balapan. Girboks pada mobil Prost tidak berfungsi dan kehilangan penggunaan gigi keenam pada putaran kedua hingga terakhir, dan Senna melewatinya untuk meraih kemenangan. Senna berhasil memenangkan balapan tahun depan juga dari pembalap asal Italia, yaitu [[Alessandro Nannini]]. [[Grand Prix F1 Jerman 1992|Balapan pada tahun 1992]] melihat perubahan lebih lanjut pada tikungan Ostkurve setelah kecelakaan yang dialami oleh [[Érik Comas]] pada tahun {{F1|1991}}; tikungan itu diubah menjadi ''chicane'' yang lebih kompleks, daripada ''chicane'' kiri-kanan sederhana dengan dinding pembatas ban di tengahnya. [[Grand Prix F1 Jerman 1994|Grand Prix Jerman 1994]] melihat perubahan lebih lanjut pada ''chicane'' ketiga, dengan tujuan untuk membuatnya menjadi lebih lambat, setelah [[Grand Prix F1 San Marino 1994|Grand Prix San Marino 1994]].
[[Berkas:Michael Schumacher 1997.jpg|thumb|Kedatangan dari [[Michael Schumacher]] (digambarkan di sini di [[Grand Prix F1 Jerman 1997|Grand Prix Jerman 1997]]) di puncak balapan Grand Prix melihat peningkatan popularitas olahraga ini di [[Jerman]]. Dia berhasil memenangkan balapan ini sebanyak empat kali.]]
[[Grand Prix F1 Jerman 1995|Grand Prix Jerman 1995]] melihat pembalap asal Jerman, yaitu [[Michael Schumacher]], berhasil menang, dia adalah pembalap asal Jerman yang pertama yang berhasil memenangkan balapan di kandangnya sendiri sejak [[Rudolf Caracciola]] pada tahun 1939. Minat [[Formula Satu]] di negara Jerman memuncak selama kemunculan Schumacher. [[Grand Prix F1 Jerman 1997|Grand Prix Jerman 1997]] melihat kemenangan luar biasa oleh pembalap asal Austria, yaitu [[Gerhard Berger]]. Akan tetapi, [[Grand Prix F1 Jerman 2000|balapan pada tahun 2000]] menjadi tuan rumah bagi sejumlah masalah. Selama balapan, seorang mantan karyawan [[Mercedes]] yang tidak puas pergi ke sirkuit selama balapan, dan mengganggu jalannya balapan; dan [[Jean Alesi]] mengalami kecelakaan besar di ''chicane'' ketiga, dan menderita pusing kepala selama tiga hari. Dan di sisi terjauh sirkuit (di mana Ost-Kurve berada) kering, tetapi di bagian stadion dan pit, hujan turun dengan deras. [[Rubens Barrichello]] berhasil memenangkan balapan ini setelah sebelumnya start dari posisi ke-18 di grid, yang merupakan kemenangan [[Formula Satu]] yang pertama pertamanyauntuknya. Pada tahun {{F1|2001}}, terjadi kecelakaan besar di awal antara pembalap asal Brasil, yaitu [[Luciano Burti]], di [[Prost Grand Prix|Prost]] dan Schumacher di [[Scuderia Ferrari|Ferrari]]; [[Grand Prix F1 Jerman 2001|balapan ini]] berhasil dimenangkan oleh saudara laki-laki Michael, yaitu Ralf, dengan mobil [[Williams Grand Prix Engineering|Williams]] bertenaga [[BMW di Formula Satu|BMW]].
 
[[Grand Prix F1 Jerman 2002|Grand Prix Jerman 2002]] melihat [[Hockenheimring]] dipersingkat secara dramatis dan tata letaknya diubah. Hutan lurus dihilangkan, dan lebih banyak tikungan ditambahkan, untuk meningkatkan tantangan teknis sirkuit. Panjang sirkuit ini pun berubah, dari yang semula sepanjang 4,2 mil, kini menjadi hanya sepanjang 2,7 mil saja. Michael Schumacher berhasil menang di tahun itu. [[Grand Prix F1 Jerman 2003|Grand Prix Jerman pada tahun 2003]] adalah tahun kemenangan bagi pembalap asal Kolombia, yaitu [[Juan Pablo Montoya]], untuk koalisi tim [[Williams Grand Prix Engineering|Williams]]-[[BMW di Formula Satu|BMW]], ​​itu adalah kemenangan GP Jerman yang kedua dalam tiga tahun terakhir untuk mesin pembuat mobil Bavaria. Tahun itu juga menjadi penampilan terakhir tim [[Arrows Grand Prix|Arrows]] asal Inggris, yang telah terlibat di dalam ajang [[Formula Satu]] sejak [[Formula Satu musim 1978|musim 1978]]. Pada tahun {{F1|2004}}, Schumacher melanjutkan dominasinya musim itu dengan memenangkan [[Grand Prix F1 Jerman 2004|Grand Prix Jerman]], dan pembalap asal Spanyol, yaitu [[Fernando Alonso]], berhasil memenangkan [[Grand Prix F1 Jerman 2005|Grand Prix Jerman tahun berikutnya]] di [[Renault di Formula Satu|Renault]] setelah saingan utamanya, yaitu [[Kimi Räikkönen]],  mengalami kegagalan hidrolik pada mobilnya dan pensiun. Pada tahun {{F1|2006}}, sistem peredam massa eksperimental tim [[Renault di Formula Satu|Renault]] dianggap legal oleh pengawas balapan, tetapi dilarang oleh [[FIA]]. Tim [[Renault di Formula Satu|Renault]] tidak menggunakan sistem tersebut untuk balapan, dan hal itu terbukti menjadi kejatuhan mereka, pada saat Schumacher berhasil memenangkan [[Grand Prix F1 Jerman 2006|balapan kandangnya]] bersama dengan tim [[Scuderia Ferrari|Ferrari]].
 
==== Tempat bergantian ====