Waduk Gajah Mungkur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Merapikan |
Penambahan info |
||
Baris 40:
| website =
}}
'''Waduk Gajah Mungkur''' ({{lang-jv|ꦮꦝꦸꦏ꧀ꦒꦗꦃꦩꦸꦁꦏꦸꦂ|Wadhuk Gajah Mungkur}}) adalah sebuah [[waduk]] yang terletak 6 [[kilometer]] di selatan pusat perkotaan [[Kabupaten]] [[Wonogiri]], [[Provinsi]] [[Jawa Tengah]]. Waduk ini dibuat dengan cara [[bendungan|membendung]] [[sungai]] terpanjang di [[Pulau Jawa]], yakni [[Bengawan Solo]]. Waduk ini
Waduk ini dinamakan Gajah Mungkur, karena terletak tidak jauh dari [[Pegunungan Gajah Mungkur]] di sisi barat [[waduk]]. Luas [[daerah tangkapan air]] (DTA) dari [[waduk]] ini mencapai 1.350 km<sup>2</sup>, dengan airnya dipasok oleh [[Bengawan Solo]] dan sejumlah anak sungainya, seperti [[Sungai Kaduang]], [[Sungai Tirtomoyo]], [[Sungai Parangjoho]], [[Sungai Temon]], dan [[Sungai Posong]]. Luas genangan maksimum dari waduk ini mencapai 9.100 hektar<ref name="sinaro"/> yang mencakup tujuh [[kecamatan]], yakni [[Wonogiri, Wonogiri|Kecamatan Wonogiri]], [[Ngadirojo, Wonogiri|Ngadirojo]], [[Nguntoronadi, Wonogiri|Nguntoronadi]], [[Baturetno, Wonogiri|Baturetno]], [[Giriwoyo, Wonogiri|Giriwoyo]], [[Eromoko, Wonogiri|Eromoko]], dan [[Wuryantoro, Wonogiri|Wuryantoro]]. [[Bendungan]] dari waduk ini dibangun di [[Pokoh Kidul, Wonogiri, Wonogiri|Desa Pokohkidul]], [[Wonogiri, Wonogiri|Kecamatan Wonogiri]].
== Sejarah ==
Hingga pertengahan dekade 1970-an, [[Bengawan Solo]] selalu meluap di musim hujan, sehingga menyebabkan banjir seluas sekitar 93.600 hektar. Tetapi, di musim kemarau, debit air Bengawan Solo tidak terlalu besar, sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan air dari masyarakat sekitar. Pada tahun 1975, [[JICA]] pun mulai mengadakan [[studi kelayakan]] mengenai pembangunan waduk ini, dan JICA kemudian menunjuk [[Nippon Koei]] untuk merancang waduk ini. Waduk ini lalu dibangun sendiri oleh [[Kementerian Pekerjaan Umum]] mulai tahun 1976 melalui "Badan Pelaksana Proyek Serbaguna Bengawan Solo" atau biasa disingkat menjadi "Proyek Bengawan Solo" (PBS). Selain pembangunan waduk, juga dilakukan pembangunan [[saluran listrik udara]] dari Wonogiri hingga Wuryantoro, serta pemindahan kabel telepon sepanjang 44 kilometer dan jalan raya sepanjang 43,4 kilometer dari Wonogiri hingga [[Talunombo, Baturetno, Wonogiri|Talunombo]].<ref name="sinaro"/>
Untuk memungkinkan pembangunan waduk ini, sekitar 41.369 orang warga yang tinggal di 45 desa di 6 kecamatan di Wonogiri pun harus dipindah. Sebagian besar kemudian mengikuti program [[transmigrasi]] ke Sumatera. Selain itu, untuk memungkinkan pemindahan jalan raya, tanah seluas 10.156 hektar juga harus dibebaskan. Ganti rugi atas tanah-tanah tersebut diberikan secara bertahap untuk menghindari terjadinya fenomena "kaya mendadak". Bendungan dari waduk ini kemudian dibangun di dekat pertemuan antara Bengawan Solo dengan [[Sungai Kedawung]]. Waduk ini lalu mulai diisi pada bulan Juli 1981, dan diresmikan oleh [[Presiden]] [[Soeharto]] pada tanggal 17 November 1981. Pembangunan waduk ini menghabiskan biaya sebesar US$ 111,056 juta atau sekitar Rp 69,5 milyar.<ref name="sinaro"/>
Pada tahun 1987, terjadi musim kemarau panjang, sehingga pola operasi PLTA dari waduk ini harus disesuaikan atas izin dari Gubernur Jawa Tengah, agar kebutuhan air irigasi tetap dapat terpenuhi. Musim kemarau panjang juga kembali terjadi sepuluh tahun kemudian.
== Sedimentasi ==
Waduk ini direncanakan berumur 100 tahun. Namun, terjadinya [[sedimentasi]] menyebabkan umur waduk ini diperkirakan tidak akan selama itu. [[Jasa Tirta I]] sebagai pengelola waduk inipun berupaya semaksimal mungkin untuk merawat waduk ini. Kerusakan daerah aliran sungai (DAS) yang parah menyebabkan sedimentasi waduk sangat tinggi.<ref>[http://www.tempo.co.id/hg/nusa/jawamadura/2007/08/23/brk,20070823-106149,id.html "Jasa Tirta Kewalahan Atasi Sedimentasi Waduk Gajah Mungkur"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160306194832/http://tempo.co.id/hg/nusa/jawamadura/2007/08/23/brk,20070823-106149,id.html |date=2016-03-06 }}, tempo.co.id, diakses oktober 2011</ref>
Pada tahun 2003, untuk mencegah terjadinya penyumbatan terhadap lubang pengambilan air (''intake'') dari waduk ini, dengan menggunakan hibah dari pemerintah Jepang, antara lain dilakukan pembersihan terhadap sampah dan sedimen yang menumpuk di depan lubang ''intake'', serta perbaikan terhadap pintu dan katup pengambilan air.<ref name="sinaro"/>
== Pemanfaatan ==
|