Kesultanan Peureulak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 46:
Dalam waktu singkat Aceh pun tumbuh menjadi daerah penghasil dan pengekspor terbesar lada pada masa itu. Bandar Perlak dijadikan bandar utama di pantai timur Sumatera bagian utara. Wilayah tersebut terus tumbuh dan berkembang hingga menjadi kota perdagangan internasional, yang banyak disinggahi pedagang dari penjuru dunia, termasuk pedagang muslim.<ref>{{Cite web|url=https://islamtoday.id/ulas-nusa/20190624190026-1861/kesultanan-perlak-negara-islam-pertama-di-tanah-melayu-840-1292-m/|title=Kesultanan Perlak, Negara Islam Pertama di Tanah Melayu (840 – 1292 M)|date=2019-06-24|website=IslamToday|language=en-US|access-date=2020-06-12}}</ref>
==
Naskah Hikayat Aceh mengungkapkan bahwa penyebaran Islam di bagian utara Sumatra dilakukan oleh seorang ulama Arab yang bernama [[Syeikh Abdullah Arif]] pada tahun 506 H atau 1112 M. Lalu berdirilah kesultanan Peureulak dengan sultannya yang pertama Alauddin Syah yang memerintah tahun 520–544 H atau 1161–1186 M. Sultan yang telah ditemukan makamnya adalah Sulaiman bin Abdullah yang wafat tahun 608 H atau 1211 M.<ref>Teuku Iskandar, [http://niakurniasholihat.blogspot.com/ Hikayat Aceh], Martinus Nijhoff, ‘s-Gravenhage, 1958. Suwedi Montana, “Nouvelles donees sur les royaumes de Aceh”, Archipel, 53, 1997, hh. 85-95.</ref>
|