Ānanda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Edit paragraf ke-1 |
||
Baris 25:
}}
'''Ānanda''' ([[bahasa Pali|Pali]] dan [[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: आनन्द; abad ke-5{{en dash}}ke-4 SM) adalah pelayan utama sekaligus
Dalam [[Naskah agama Buddha terdahulu|teks Buddhis awal]], Ānanda adalah sepupu pertama Sang Buddha. Meskipun teks-teks awal tidak setuju pada banyak bagian dari kehidupan awal Ānanda, mereka setuju bahwa Ānanda ditahbiskan sebagai seorang bhikkhu dan bahwa [[Puṇṇa Mantānīputta]] ({{lang-sa|पूर्ण मैत्रायणीपुत्र}}, Pūrṇa Maitrāyaṇīputra) menjadi gurunya. Dua puluh tahun dalam pelayanan Sang Buddha, Ānanda menjadi pelayan Sang Buddha, ketika Sang Buddha memilihnya untuk tugas ini. Ānanda melakukan tugasnya dengan penuh pengabdian dan perhatian, dan bertindak sebagai perantara antara Buddha dan umat awam, serta sebagai ''[[saṅgha]]'' ({{lang-sa|संघ|translit=saṃgha|lit=komunitas monastik}}). Dia menemani Sang Buddha selama sisa hidupnya, bertindak tidak hanya sebagai asisten, tetapi juga sekretaris dan juru bicara. Para sarjana skeptis tentang historisitas banyak peristiwa dalam kehidupan Ānanda, terutama Konsili Pertama, dan konsensus tentang hal ini belum ditetapkan. Catatan tradisional dapat diambil dari teks awal, [[Atthakatha|komentar]], dan [[Kronik Buddha pasca-kanonik|kronik pasca-kanonik]]. Ānanda memiliki peran penting dalam membangun tatanan ''[[bhikkhunī]]'' ({{lang-sa|भिक्षुणी|translit=bhikṣuṇī|link=no |lit=pengemis wanita}}), ketika dia meminta kepada Sang Buddha agar mengizinkan ibu angkatnya yang terakhir [[Mahāpajāpati Gotamī]] ({{lang-sa|महाप्रजापती गौतमी}}, ''Mahāprajāpatī Gautamī'') untuk ditahbiskan. Ānanda juga menemani Sang Buddha di tahun terakhir hidupnya, dan karena itu menjadi saksi dari banyak ajaran dan prinsip yang disampaikan Sang Buddha sebelum kematiannya, termasuk prinsip terkenal bahwa komunitas Buddhis harus mengambil ajaran dan kedisiplinannya sebagai perlindungan mereka, dan bahwa ia tidak akan menunjuk seorang pemimpin baru. Periode terakhir kehidupan Sang Buddha juga menunjukkan bahwa Ānanda sangat terikat pada pribadi Sang Buddha, dan dia melihat kematian Sang Buddha dengan kesedihan yang mendalam.
|