Kekhalifahan Rasyidin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 192:
[[Berkas:The entrance of Caliph Umar (581?-644) into Jerusalem, 638- colored engraving, 19th century..jpg|thumb|220x220px|Lukisan seorang seniman pada abad ke-19, menunjukkan rombongan Khalifah Umar memasuki [[Yerusalem]].]]
Setelah pengepungan selama dua tahun, garnisun [[Yerusalem]] menyerah karena banyak diantara mereka yang mati kelaparan. Di bawah ketentuan penyerahan, Khalifah [[Umar bin Khattab|Umar]] berjanji untuk mentolerir orang-orang [[Kristen]] di Yerusalem dan tidak mengubah gereja menjadi masjid.{{sfn|Nicolle|2009|p=54}} Sesuai dengan janjinya, Umar mengizinkan [[Gereja Makam Suci]] tetap ada, sedangkan khalifah berdoa di atas sajadah di luar gereja.{{sfn|Nicolle|2009|p=52}}
Di pegunungan [[Asia Kecil]], kaum Muslim kurang berhasil, dengan orang-orang Romawi mengadopsi taktik "peperangan membayangi" serta pasukan Romawi yang mundur ke kastil dan kota-kota berbenteng ketika kaum Muslim menyerbu; sebaliknya, pasukan Romawi menyergap perampok Muslim saat mereka kembali ke Suriah membawa rampasan dan orang-orang yang telah mereka perbudak.<ref name="Harvp|Nicolle|2009|p=52">{{Harvp|Nicolle|2009|p=52}}</ref> Di daerah perbatasan di mana [[Anatolia]] bertemu Suriah, negara Romawi mengevakuasi seluruh penduduk dan membuang sampah ke pedesaan, menciptakan "tanah tak bertuan" di mana tentara penyerang tidak akan menemukan makanan.<ref name="Harvp|Nicolle|2009|p=52"/> Selama beberapa dekade setelah itu, perang gerilya dilakukan oleh orang-orang Kristen di pedesaan berbukit di Suriah barat laut yang didukung oleh Romawi. Pada saat yang sama, Romawi memulai kebijakan melancarkan serangan melalui laut di pantai kekhalifahan dengan tujuan memaksa kaum Muslim untuk mempertahankan setidaknya beberapa pasukan mereka untuk mempertahankan garis pantai mereka, sehingga membatasi jumlah pasukan yang tersedia untuk satu tahun invasi Anatolia.{{sfn|Nicolle|2009|p=52}} Tidak seperti Suriah dengan dataran dan gurunny serta daerah pegunungan Anatolia yang mendukung pertahanan, dan selama berabad-abad setelah itu, garis antara tanah Kristen dan Muslim membentang di sepanjang perbatasan antara Anatolia dan Suriah.{{sfn|Nicolle|2009|p=52}}
|