Haji Darip: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penghormatan: Penyempurnaan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 20:
"Orang-orang Tionghoa itu datang ke rumah dan meminta foto bapak saya lalu memperbanyaknya. Mereka menempelkan foto bapak di pintu-pintu rumah dan toko-toko sehingga gerombolan bandit yang akan merampok langsung mengurungkan niat jahatnya begitu melihat foto bapak tersebut," ungkap lelaki yang dikenal sebagai Ustadz Uung itu.<ref name=merdeka/>
 
Pada suatu penyerangan, Klender berhasil diduduki Belanda dan Sekutu. Atas perintah Pemerintah KH. Darip dan pasukan BARA hijrah ke beberapa tempat seperti [[Tambun]], [[Cikarang]], [[Lemah Abang]], [[Bekasi]], [[Cikampek]], [[Karawang]] hingga ke [[Purwakarta]]. Pada pertengahan tahun 1946, KH. Darip dengan rela membubarkan pasukannya untuk di gabungkan dengan TKR. Kemudian di Cikarang Bekasi KH. Darip membentuk organisasi kelaskaran lagi dengan nama BPRI ([[Barisan Perang Rakyat Indonesia]]) Jakarta Raya dan sebagian anggotanya dikirimkan ke Purwakarta untuk menjalankan tugas. Namun ketika terjadi penertiban Laskar Rakyat Jakarta Raya (LRJR) di Karawang, BPRI KH. Darip kembali di masukkan menjadi Tentara yang dilantik langsung oleh Jenderal A.H. Nasution pada tanggal 02 Februari 1947 di Lapangan Kian Santang Purwakarta. Pada tahun 1948, dengan pangkat Letnan Kolonel Tituler Penasehat BatalionBatalyon AMPI Resimen 7 Brigade 3 Kian Santang Divisi 1 Siliwangi KH. Darip bermarkas di Purwakarta Jawa Barat.
 
Di tempat persembunyiannya di Purwakarta, ia menyusun strategi melawan Belanda. KH. Darip dianggap oleh Belanda sebagai orang yang berbahaya. Belanda menyebar mata-mata untuk menangkap KH. Darip dan memenjarakannya.<ref name=kemdikbud/>