Kecapi (buah): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
Baris 25:
Bunga dalam malai di ketiak daun, berambut, menggantung, sampai dengan 25 cm. Bunga berkelamin dua, bertangkai pendek; kelopak bertaju 5; mahkota 5 helai, kuning hijau, lanset sungsang, 6–8 [[milimeter|mm]]; samar-samar berbau harum.
Buah buni bulat agak gepeng, 5–6 cm, kuning atau kemerahan jika masak, berbulu halus seperti [[beludru]]. Daging buah bagian luar tebal dan keras, menyatu dengan kulit, kemerahan, agak masam; daging buah bagian dalam lunak dan berair, melekat pada [[biji]], putih, masam sampai manis. Biji 2–5 butir, besar, bulat telur agak pipih, cokelat kemerahan berkilat; keping biji berwarna merah.
== Penyebaran dan hasilnya ==
Kecapi diperkirakan berasal dari [[Indocina]] dan [[Semenanjung Malaya]]. Berabad-abad yang silam, tumbuhan ini dibawa dan dimasukkan ke [[India]], [[Indonesia]] ([[Borneo]], ([[Sulawesi]]),[[Maluku]], [[Tapanuli]]), [[Mauritius]], dan [[Filipina]], di mana tanaman buah ini kemudian menjadi populer, ditanam secara luas dan mengalami [[naturalisasi]], dalam bahasa [[Batak]] disebut [[Sotul]] atau dalam bahasa [[Toraja]] disebut [[Katapi]].
Pohon ini ditanam terutama karena diharapkan buahnya, yang berasa asam sepat dan kadang terdapat tekstur manis ketika sudah matang. Kulit buahnya yang berdaging tebal dengan biji di bagian dalam mirip buah [[manggis]]. Buahnya kerap dimakan dalam keadaan segar atau dimasak lebih dulu, dijadikan bumbu masakan, manisan, [[rujak]], atau [[marmalade]]. Masyarakat [[Toraja]] di [[Sulawesi Selatan]] menggunakan buah tanaman ini sebagai bumbu masakan penguat rasa masam segar untuk hidangan kuah ikan, dll.
Kayu kecapi bermutu baik sebagai bahan konstruksi rumah, bahan perkakas atau kerajinan, mudah dikerjakan, dan mudah dipoles.
|