Abdul Wahid Hasyim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Referensi
Referensi
Baris 39:
|footnotes =
|office4=Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama|order4=Ke-5|term_end4=1954|term_start4=1951|predecessor4=KH. Nahrawi Thohir|successor4=[[Muhammad Dahlan|KH. Muhammad Dahlan]]}}
[[Kiai|K.]][[Haji (gelar)|H.]] '''[https://www.tebuireng.co/tebuireng-di-masa-kh-wahid-hasyim/ Abdul Wahid Hasyim]''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Jombang|Jombang]], [[Jawa Timur]]|1|6|1914|[[Cimahi]], [[Jawa Barat]]|19|4|1953}}) adalah pahlawan nasional yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara dan juga pernah sebagai Menteri Agama pada era orde lama. Ia adalah ayah dari presiden keempat, [[Abdurrahman Wahid]] dan anak dari [[Hasyimhttps://www.tebuireng.co/kh-hasyim-asyari-dan-detik-detik-kewafatannya/ Asy'arie|Muhammad Hasyim Asy'ari]], pendiri [[Nahdlatul Ulama]] dan pahlawan nasional Indonesia. Selain itu pada tahun 1951 ia menjabat sebagai [[Daftar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama|Ketua Umum]] [[Nahdlatul Ulama|Pengurus Besar Nahdlatul Ulama]]. Ia menikah di usia 25 tahun dengan Solichah, putri [[Bisri Syansuri|KH. Bisri Syansuri]] dan dikaruniai 6 orang anak.
 
== Riwayat Hidup ==
Baris 58:
 
=== Mengembangkan dunia pesantren ===
Wahid mengawali kiprah kemasyarakatannya pada usia relatif muda. Setelah menimba ilmu agama ke berbagai pondok pesantren di Jawa Timur dan Mekah, pada usia 21 tahun Wahid membuat “gebrakan” baru dalam dunia pendidikan pada zamannya. Dengan semangat memajukan pesantren, Wahid memadukan pola pengajaran pesantren yang menitikberatkan pada ajaran agama dengan pelajaran ilmu umum<ref>{{Cite web|last=Sugendal|first=Zainuddin|date=2021-12-27|title=Tebuireng di masa Kiai Wahid Hasyim|url=https://www.tebuireng.co/tebuireng-di-masa-kh-wahid-hasyim/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-01-21}}</ref>. Sistem klasikal diubah menjadi sistem tutorial. Selain pelajaran Bahasa Arab, murid juga diajari Bahasa Inggris dan Belanda. Itulah madrasah nidzamiyah. Meskipun ayahandanya, [[Hasyim Asyari|Hadratush Syaikh Hasyim Asyari]], pendiri [[Nahdlatul Ulama]], butuh waktu beberapa tahun bagi Wahid Hasjim untuk menimbang berbagai hal sebelum akhirnya memutuskan aktif di NU. Pada usia 25 tahun Wahid bergabung dengan Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), federasi organisasi massa dan partai Islam saat itu. Setahun kemudian Wahid menjadi ketua MIAI.<ref>{{Cite journal|last=El-Rumi|first=Umiarso|last2=Asnawan|first2=Asnawan|date=2018-11-29|title=KH. ABDUL WAHID HASYIM PEMBARU PESANTREN Dari Reformasi Kurikulum, Pengajaran hingga Pendidikan Islam Progresif|url=https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/3960|journal=Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam|language=id|volume=13|issue=2|pages=431–454|doi=10.21043/edukasia.v13i2.3960|issn=2502-3039}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Kurohman|first=M. Taofik|last2=Wahyuni|first2=Anny|last3=Purnomo|first3=Budi|date=2021-11-29|title=Analisis Kepemimpinan K.H Wahid Hasyim Terhadap Reformasi Pendidikan Pesantren|url=https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jhe/article/view/7569|journal=Chronologia|language=en|volume=3|issue=2|pages=10–18|doi=10.22236/jhe.v3i2.7569|issn=2686-0171}}</ref>
 
== Peran dalam kemerdekaan Indonesia ==