Sunan Gunung Jati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 241:
 
=== Perundingan Yang Sangat Menentukan ===
Setelah [[Pakuan Pajajaran]] yang merupakan ibu kota [[Kerajaan Sunda Galuh]] jatuhmengalami kepadaserbuan Syarifbesar Hidayatullahdari pada[[Maulana Yusuf dari Banten|Maulana Yusuf]] di tahun [[15681567]] (hanya satu tahun sebelum ia wafat pada tahun [[15691568]] dalam usia yang hampir 120 tahun), kemudian terjadi perundingan terakhir Cirebon-Sunda antara Maulana Yusuf yang mewakili Syarif Hidayatullah dengan para pegawaipembesar istana, SyarifPakuan. HidayatullahMaulana Yusuf kemudian memberikan 2 opsi sebagai berikut:
# Bagi para pembesar Istanaistana Pakuan yang bersedia masuk Islam akan dijaga kedudukan dan martabatnya, seperti gelar Pangeranpangeran-Putriputri atau Panglimapanglima akan tetap disandangnyadisandang mereka, danjuga kemudian mereka dipersilakan tetap tinggal di keraton masing-masing.
# Bagi para pembesar Istanaistana Pakuan yang tidak bersedia masuk Islam, maka harus keluar dari keraton masing-masing danserta keluar dari ibu kota [[Pakuan Pajajaran]] untuk diberikankeselamatan tempatmereka disendiri dari serangan pedalamantentara Banten (wilayah& [[Kanekes,Cirebon Leuwidamar,di Lebak|Cibeo]]masa sekarang)depan.
 
Dalam perundingan terakhir yang sangat menentukan dari riwayat Pakuan ini, sebagian besar para Pangeranpangeran dan Putri-Putriputri Rajaraja menerima opsi pertama. SedangSedangkan Pasukanpara Kawalpasukan Istanapengawal istana dan Panglimanyapanglimanya (sebanyak 40 orang) yang merupakan Korpskorps Eliteelite dari Angkatanangkatan Daratdarat PakuanKerajaan Sunda memilih opsi kedua karena kesetiaan mereka terhadap prabu [[Ratu Nilakendra|Nilakendra]]. Para panglima dan pengawal istana tersebut lalu berangkat menuju desa [[kabuyutan]] di pedalaman Banten (wilayah [[Kanekes, Leuwidamar, Lebak|Cibeo]] sekarang) untuk menetap disana. Diyakini mereka inilah cikal bakal penduduk [[Urang Kanekes|Baduy Dalam]] sekarangsaat ini yang terus menjaga anggota pemukiman yang hanya sebanyak 40 keluarga (karenauntuk menandakan keturunan dari 40 pengawal istana Pakuan). AnggotaKeluarga yang tidak terpilih untuk menetap harus pindah ke pemukiman [[Baduy Luar]]. Sementara Pakuan Pajajaran sendiri masih berdiri sebagai kota biasa sampai kosong dan ditelantarkan di tahun [[1579]].
Setelah [[Pakuan Pajajaran]] yang merupakan ibu kota [[Kerajaan Sunda Galuh]] jatuh kepada Syarif Hidayatullah pada tahun [[1568]] (hanya satu tahun sebelum ia wafat pada tahun [[1569]] dalam usia yang hampir 120 tahun), kemudian terjadi perundingan terakhir antara Syarif Hidayatullah dengan para pegawai istana, Syarif Hidayatullah kemudian memberikan 2 opsi:
# Bagi para pembesar Istana Pakuan yang bersedia masuk Islam akan dijaga kedudukan dan martabatnya, seperti gelar Pangeran-Putri atau Panglima akan tetap disandangnya, dan kemudian mereka dipersilakan tetap tinggal di keraton masing-masing.
# Bagi para pembesar Istana Pakuan yang tidak bersedia masuk Islam maka harus keluar dari keraton masing-masing dan keluar dari ibu kota [[Pakuan Pajajaran]] untuk diberikan tempat di pedalaman Banten (wilayah [[Kanekes, Leuwidamar, Lebak|Cibeo]] sekarang).
Dalam perundingan terakhir yang sangat menentukan dari riwayat Pakuan ini, sebagian besar para Pangeran dan Putri-Putri Raja menerima opsi pertama. Sedang Pasukan Kawal Istana dan Panglimanya (sebanyak 40 orang) yang merupakan Korps Elite dari Angkatan Darat Pakuan memilih opsi kedua. Diyakini mereka inilah cikal bakal penduduk [[Urang Kanekes|Baduy Dalam]] sekarang yang terus menjaga anggota pemukiman yang hanya sebanyak 40 keluarga (karena keturunan dari 40 pengawal istana Pakuan). Anggota yang tidak terpilih harus pindah ke pemukiman [[Baduy Luar]].
 
Prabu Nilakendra sebagai raja Sunda saat itu mengasingkan diri ke selatan, sementara penggantinya [[Raga Mulya]], berkedudukan di Pulasari ([[Kabupaten Pandeglang|Pandeglang]]). Dengan segala jasa Syarif Hidayatullah inilah yang kemudian umat Islam di Jawa Barat memanggilnya dengan nama lengkap Syekh Maulana Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Rahimahullah.<ref>{{Cite news|url=https://daerah.sindonews.com/read/967015/29/kisah-sunan-gunung-jati-dan-misteri-hilangnya-istana-pakuan-1424443589|title=Kisah Sunan Gunung Jati dan Misteri Hilangnya Istana Pakuan|date=2015-02-21|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2017-03-24}}</ref>
 
== Wafat ==