Henry VIII dari Inggris: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 3 books for Wikipedia:Pemastian (20230109)) #IABot (v2.0.9.3) (GreenC bot
Penambahan
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis pengguna baru menambah pranala merah Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android pranala ke halaman disambiguasi
Baris 46:
 
== Masa pemerintahan ==
Raja Henry VII mangkat pada 21 April 1509 dan Pangeran Henry yang saat itu masih tujuh belas tahun naik takhta sebagai Henry VIII. Henry VIII diberikan gelar [[Fidei Defensor]] pada 11 Oktober 1521 oleh [[Paus Leo X]] kepada Raja Henry VIII. Istrinya [[Catherine dari Aragon]] juga diberikan gelar Pembela Iman dalam haknya sendiri. Gelar tersebut diberikan dalam rangka menghargai buku Henry [[Assertio Septem Sacramentorum]] (Pembelaan atas Tujuh Sakramen), yang membela [[sakramen pernikahan]] dan supremasi [[Paus]]. Hal tersebut juga dikenal sebagai "Afirmasi Henry" dan dipandang sebagai penentangan penting terhadap tahap-tahap awal [[Reformasi Protestan]], khususnya gagasan-gagasan [[Martin Luther]]. Namun, Henry dikenal karena peranannya yang menyebabkan pemisahan [[Gereja Inggris]] dari [[Gereja Katolik Roma]]. Hal ini lantaran upayanya untuk membatalkan pernikahannya dengan [[Katherine dari Aragon]] yang telah berjalan lebih dari dua puluh tahun lantaran pernikahan mereka tidak menghasilkan seorang putra. Paus Klemens VII yang saat itu berada dalam tahanan Karl V, Kaisar Romawi Suci dan keponakan Katherine menolak memberikan persetujuan atas pembatalan pernikahan mereka, menyebabkan perselisihan antara Henry dan Paus. Hal ini kemudian mendorong Henry untuk memisahkan Gereja Inggris dari otoritas kepausan, dengan dirinya sebagai raja dan sebagai [[Kepala Tertinggi Gereja Inggris]]; perselisihan tersebut juga menyebabkan [[Pembubaran Biara-Biara]]. Perselisihannya yang utama adalah dengan otoritas kepausan, bukan hal-hal doktrinal, dan ia tetap menjadi orang yang mengimani ajaran-ajaran teologis pokok Katolik kendati ia di[[ekskomunikasi]] dari Gereja Katolik Roma.<ref name="Scarisbrick361">{{harvnb|Scarisbrick|1997|p=361}}</ref> Henry mengatur kesatuan hukum antara [[Inggris dan Wales]] dengan [[Laws in Wales Acts 1535 and 1542]]. Setelah Henry memutuskan untuk berpisah dengan [[Gereja Katolik Roma|Roma]] pada 1530 dan menjadikan dirinya sendiri sebagai kepala [[Gereja Inggris]], gelar tersebut dicabut oleh [[Paus Paulus III]] (sejak tindakan Henry dianggap menyerang "Iman") dan Henry diekskomunikasi. Namun, pada 1544, [[Parlemen Inggris]] menyematkan gelar "Pembela Iman" kepada Raja Henry VIII dan para penerusnya, yang sekarang menjadi para pembela iman [[Anglikan]], dimana mereka (kecuali Katolik [[Mary I]] ) menjadi [[Gubernur Tertinggi Gereja Inggris|Gubernur tertinggi]] . Ia juga dikenal karena perseteruan pribadi yang panjang dengan [[François I dari Prancis]] maupun dengan [[Karl V, Kaisar Romawi Suci|Kaisar Romawi Suci Karl V]], dengan siapa ia sering berperang.
 
Di dalam negeri, Henry dikenal karena perubahan-perubahan radikal yang dilakukannya pada Konstitusi Inggris, membawa teori [[hak ilahi raja-raja]] ke dalam Inggris. Selain menegaskan supremasi penguasa monarki atas Gereja Inggris, dan karenanya memulai [[Reformasi Inggris]], ia banyak melakukan perluasan kekuasaan kerajaan. Berbagai tuduhan pengkhianatan dan [[ajaran sesat|bidah]] digunakan untuk menghentikan perbedaan pendapat, dan mereka yang dituduh sering kali dieksekusi tanpa suatu pengadilan resmi, dengan menggunakan ''[[bill of attainder]]''. Ia memperoleh banyak tujuan politiknya melalui karya para menteri utamanya, beberapa di antara mereka diasingkan ataupun dieksekusi ketika tidak lagi ia sukai. Tokoh seperti [[Thomas Wolsey]], [[Thomas More]], [[Thomas Cromwell]], Richard Rich, dan [[Thomas Cranmer]], berperan penting dalam pemerintahan Henry. Ia adalah seorang pemboros yang berlebihan serta menggunakan hasil dari Pembubaran Biara-Biara dan akta-akta Parlemen Reformasi untuk mengkonversi uang, yang sebelumnya dibayarkan ke Roma, menjadi pendapatan kerajaan. Meskipun mendapat pemasukan uang yang besar dari sumber-sumber ini, Henry terus menerus berada di ambang kehancuran finansial karena pemborosan untuk keperluan pribadi dan banyaknya peperangan yang menghabiskan banyak biaya yang ia langsungkan di daratan Eropa.