Himawan Soetanto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, removed stub tag
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 42:
 
== Karier Militer ==
Penugasan lainnya sebagai prajurit [[TNI]], HS pernah menjadi Perwira Operasi Resimen Infanteri 6/Sriwijaya, Danki Taruna [[Akmil]], Perwiran ALO/''Air Liason Officer'' (Operasi 17 Agustus), Tahun 1948, Letda Himawan adalah siswa Angkatan I [[Akademi Militer]], [[Yogyakarta]], dan sempat mengikuti ''Infantry Officer Advanced Course'' di Fort Benning, AS. September 1948, HS masuk Divisi Siliwangi bermula saat ikut menumpas PKI/Moeso, bergabung dengan Kompi Tentara Pelajar pimpinan [[Solihin G. P.]], membantu gerakan batalyon Nasuhi, saat itu HS masih Taruna Militer Akademi (MA) Jogya. 19 Desember 1948, HS sudah lulus Militer Akademi (MA) JogyaJogjakarta dengan pangkat Letda seharusnya bertugas di batalyon [[artileri]] di [[kediri]], [[Jawa Timur]], tetapi tidak jadi karena ketika akan naik kereta api jurusan Kediri batal berangkat, sebabkarena [[Agresi Militer Belanda II|kota JogyaJogjakarta sendiri sudah diduduki Belanda, yang menandai mulainya Perang kemerdekaan II.]] Sehinggasehingga HS harus mengubah tujuan, yang semula akan kearah timur menjadi kearah barat yang lebih aman, dan mencari kesatuan terdekat untuk bergabung sementara.
 
Akhirnya, iaIa berjalan menjauhi kota JogyaJogjakarta kearah barat dan bertemu dengan Letkol Sukanda Bratamenggala, Wakil Kepala Staf Teritorial Markas Besar Komando Djawa (MBKD) di [[Godean, jadilahSleman|Godean]] iasehingga Ia kemudian bergabung dengan Staf MBKD yang membawanya ke [[Jawa Barat]], tempat dimana ia nantinya menghabiskan hampir setengah dari perjalanan kariernya sebagai prajurit [[TNI]]. TahunPada tahun 1949, Ia ikut [[Long March Siliwangi|long march Siliwangi]] dari [[Yogyakarta]] ke [[Jawa Barat]], menghadapi Belanda dan menumpas gerakan DI/TII (1949). Tahundan tahun 1951, 1952, 1953, 1961, 1962,. SelesaiSeusai perang kemerdekaan, Ia ikut serta menghadapi DI/TII. TahunPada tahun 1955-1957, HS dengan Ayah sama-sama bertugas ditempat yang sama, ketika HS menjadi Perwira Operasi Resimen Infanteri 6/Sriwijaya berkedudukan di [[Lampung]] dan [[Muhammad Mangundiprojo|ayahnya]] menjabat Residen Lampung. Lettu HS menikah dengan Nonon Ratnapuri di [[Tasikmalaya]], yang dikenalnya ketika bertugas di Priangan Timur. Resepsi pernikahannya berlangsung di Lampung, (anak Residen). dikarunia empat orang anak, yaitu Purwanto Indrawan, Dwi Prihanti Indriani, Tri Susanti Indrayani dan Cahyono Indrakusuma.
 
Tahun 1960-1961, menjadi Perwira Staf Pasukan Garuda II, Markas Operasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (Misi Perdamaian PBB) Danyon (1961-1964), [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] di Leopoldiville, [[Kongo]]. Tahun 1963, bertugas di Timur Tengah sebagai Komandan Brigade Selatan, United Nations Emergency Forces. 6 April 1964, operasi “gempur,” dimana Gelombang operasi gempur dimulai dini hari dari [[Pinrang]] tepat dimana sehari sebelumnya secara licik berusaha membunuh [[M. Yusuf|Kolonel Inf M. Yusuf]] [[Kodam XIV/Hasanuddin|Pangdam XIV/Hasanudin]]. 10 April 1964, HS berhasil merebut kembali [[Polewali]], pusat dari pasukan pembangkang pimpinan Letkol Andi Selle. saat menjadi [[Yonif 330/Tri Dharma|Danyonif 330/Kujang I Siliwangi]] memimpin operasi “balas” 2 Mei 1964, HS telah berpangkat Letkol, ditarik kembali ke Kodam VI/Siliwangi, menjadi Kepala Staf Brigif 15/Tirtayasa (sekarang menjadi [[Brigade infanteri 15|Brigif 15/Kujang II]] [[Kodam III/Siliwangi]]).
Baris 50:
=== Pemberontakan Kahar Muzakar ===
Di tengah kekalutan, Mayor Himawan Soetanto justru mengambil inisiatif untuk memimpin pasukan [[Batalyon Infanteri Lintas Udara 330|Batalyon 330/Kujang-1]], menyerbu ke sarang para pemberontak PRRI pada tanggal [[6 April]] [[1964]]. Pasukan [[Batalyon Infanteri Lintas Udara 330|Batalyon 330/Kujang-1]], yang sebenarnya hanya seper-lima dari seluruh kekuatan pasukan PRRI di [[Polewali]], akhirnya berhasil membunuh Letkol Andi Sele dan menghancurkan salah satu kekuatan utama pemberontakan [[Abdul Kahar Muzakkar|Kahar Muzakar]] di [[Sulawesi Selatan]]. Karena keberaniannya, [[Kasad|Panglima TNI Angkatan Darat]] (PANGAD), [[Ahmad Yani|Letjen TNI Ahmad Yani]] memberikan kenaikan pangkat khusus kepada Himawan Soetanto menjadi Letnan Kolonel dan juga Bintang Jasa Nararya pada HUT [[Kodam III/Siliwangi]] ke-19 di Lapangan Tegalega, 20 Mei 1965. Pada hari itu para tokoh-tokoh Siliwangi yang tergabung dalam Operasi yang bernama ''"Operasi Kilat"'', dan telah berhasil menumpas pemberontakan [[Abdul Kahar Muzakkar|Kahar Muzakar]] juga mendapatkan penghargaan dari PANGAD. Tokoh-tokoh tersebut antara lain [[Solihin G. P.|Kolonel Solichin GP]], [[Yogie Suardi Memet|Mayor Jogi S Memet]], Letkol Djajadi, Letda Umar Sumarna, dan yang cukup terkenal namanya adalah Koptu Sadeli, sang penembak [[Abdul Kahar Muzakkar|Kahar Muzakar]].<ref>{{Cite news|last=Soesilo|date=2010-10-20|title=Himawan Soetanto, Jago Perang yang Cinta Damai|url=https://www.antaranews.com/berita/229365/himawan-soetanto-jago-perang-yang-cinta-damai|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2022-06-16|first=Triharyo|editor-last=Bambang}}</ref>
 
=== Pendudukan Kampus ITB ===
Ia juga menjadi saksi hidup pendudukan kampus ITB oleh tentara pasca Pemilihan umum 1977 yang muncul sebagai akibat penolakan pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden untuk Sidang Istimewa MPR RI 1977. Akibat keengganannya untuk menertibkan kampus ITB dari gerakan demonstrasi tersebut, Ia "dimutasikan" menjadi Duta Besar Indonesia untuk Malaysia.<ref>{{Cite web|date=2018-07-07|title=Jenderal yang Disalahkan|url=https://historia.id/militer/articles/jenderal-yang-disalahkan-6aqdn|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2023-01-25}}</ref>
 
== Meninggal Dunia ==