Kerajaan Amarasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
k clean up
Baris 2:
 
== Sejarah ==
Asal usul Amarasi diceritakan dalam berbagai legenda. Versi tertua mengatakan bahwa garis dinasti kerajaan ini berasal dari [[Kerajaan Wehali|Wehali]]. Salah satu anggota keluarga, Nafi Rasi, secara tidak sengaja memecahkan mangkuk berharga dan terpaksa melarikan diri karena kemarahan saudaranya. Bersama para pengikutnya, ia pergi ke Beboki-Insana di bagian utara dari Wehali, dan kemudian ke pantai selatan Timor Barat.<ref name="Geerloff Heijmering 1847">Geerloff Heijmering, 'Bijdragen tot de geschiedenis van Timor', ''Tijdschrift voor Nederlandsch-Indë'' 9:3 1847.</ref>
 
Di tempat tersebut ia mendirikan sebuah kerajaan dengan bantuan senjata api yang telah diperoleh di Beboki-Insana. Kelompok penjelajah dari Belu tiba dan meningkatkan kekuatan dari Nafi Rasi.<ref> name="Geerloff Heijmering, 'Bijdragen tot de geschiedenis van Timor', ''Tijdschrift voor Nederlandsch-Indë'' 9:3 1847.<"/ref> Meskipun berasal dari Belu, penduduk daerah ini termasuk dalam kelompok [[Suku Atoni|Atoni]], berbicara menggunakan [[dialek]] [[Bahasa Uab Meto'|Dawan]].
 
Sumber-sumber Eropa mengkonfirmasi bahwa Amarasi merupakan kerajaan kuat di Timor Barat pada awal abad ke-17. Kerajaan ini dipengaruhi oleh [[Katolik|agama Katolik]] melalui [[misionaris]] [[Dominikan|Dominika]] di 1630-an, dan ternyata menjadi negara klien penting untuk Portugal. Akibatnya, Amarasi melawan [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Perusahaan Hindia Belanda]] (''Vereenigde Oost-Indische Compagnie'' atau VOC), yang berusaha untuk memperluas kekuasaannya di Timor karena tertarik dengan cendana yang memiliki nilai komersial. Ekspedisi [[Belanda]] yang berukuran cukup besar dipimpin oleh [[Arnold de Vlaming van Oudshoorn]] (1656) dikalahkan oleh Amarasi dan Portugal.<ref>Arend de Roever, ''De jacht op sandelhout''. </ref>
 
Selama hampir satu abad setelah peristiwa ini, Amarasi tetap menjadi bawahan Portugal, melawan negara klien VOC di Timor khusunya di daerah [[Kota Kupang|Kupang]]. Pertempuran ini berupa [[Perang|peperangan]] skala kecil.<ref>Hans Hägerdal, 'White and Dark Stranger Kings; Kupang in the Early Colonial Era', ''Moussons'' 12 2009, p. 153.</ref> Amarasi sebenarnya dihitung sebagai salah satu bukti kekuasaan Portugal di Timor pada era ini.<ref>Artur Teodoro de Matos, ''Timor Português, 1515-1769''. </ref>
 
=== Penguasaan Belanda ===
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_Radja_van_Amarasi_met_krijgers_TMnr_10001759.jpg|jmpl|Raja Amarasi.]]
Pada tahun 1749, tentara Amarasi dipaksa untuk berpartisipasi dalam perang skala besar yang dipimpin oleh Portugal menghadapi Belanda di Kupang. Dalam [[Pertempuran Penfui]], Portugal dipukul mundur oleh pasukan VOC, sementara Amarasi melarikan diri dari lapangan pertempuran dan kemudian diserahkan ke VOC. Dalam waktu yang singkat, pada tahun 1752, Amarasi berusaha untuk menarik diri dari Belanda dan kembali bergabung kembali Portugal. Namun, kerajaan ini dikalahkan oleh negara klien Belanda lainnya, raja Amarasi dipaksa memeluk agama Protestan agar terbebas dari pemenjaraan. Sebagian besar rakyat dibunuh atau diperbudak. Sisa penduduk Amarasi diperbolehkan menetap di tanah mereka setelah beberapa tahun. Dari titik ini, kerajaan ini tetap dalam kekuasaan Belanda sampai tahun 1940-an.<ref>H.G. Schulte Nordholt, ''The Political System of the Atoni of Timor''. </ref> Perlawanan terhadap Belanda oleh raja (uispah) Amarasi Don Alfonzo Koroh berlangsung dalam dua gelombang (1749 dan 1752). Belanda membalas serangan Amarasi pada tahun 1843 dimana Don Alfonzo Koroh kalah dalam Perang Penfui ini. Ia dengan terpaksa memeluk agama Kristen Protestan. Doko mencatat bahwa pada tahun 1847 Belanda menempatkan seorang Posthouder di Baun untuk mengawasi raja dan masyarakatnya yang telah beralih dari Katolik ke Protestan.<ref>Doko I.H, ''Nusa Tenggara Timur dalam Kancah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Balai Pustaka, 1973''. </ref> Kekalahan perang, yang diikuti dengan pemaksaan untuk menerima dan memeluk agama Kristen Protestan ini kemudian digambarkan dalam satu motif tenun ikat di Amarasi yang terkenal yaitu, Koroh natiik Maria. Terjemahan harfiahnya adalah, Koroh tendang Maria. Maknanya, raja Amarasi sebagai representasi masyarakat wilayah Amarasi yang memeluk agama Katolik melepaskannya dan beralih menjadi pemeluk agama Kriten Protestan.<ref>Bani Heronimus, ''Koroh natiik Maria, Tabloit InfoNTT, edisi Januari 2018''.</ref>
 
=== Indonesia ===
Baris 18:
 
Esu Rasi ,Kiri Rasi,Muni rasi,Koroh rasimm  . Muni  Obe, Tefa koroh,  Kefi Rasi ,  Obe Koroh,Rasi Koroh,   Taku Obe,   Rasih Koroh, Izak Koroh,  Alex Koroh,  HA Koroh,   Feki Koroh,
 
 
Referensi{{Reflist}}