Arkeologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Illchy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Satrio Haqqan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
Tujuan arkeologi beragam dan menjadi perdebatan yang panjang. Di antaranya adalah yang disebut dengan paradigma arkeologi, yaitu menyusun sejarah [[kebudayaan]], memahami perilaku manusia, serta mengerti proses perubahan budaya. Karena bertujuan untuk memahami budaya manusia, maka ilmu ini termasuk ke dalam kelompok ilmu [[humaniora]]. Meskipun demikian, terdapat berbagai ilmu bantu yang digunakan, antara lain [[sejarah]], [[antropologi]], [[geologi]] (dengan ilmu tentang lapisan pembentuk bumi yang menjadi acuan relatif umur suatu temuan arkeologis), [[geografi]], [[arsitektur]], [[paleoantropologi]] dan [[Antropologi biologis|bioantropologi]], [[fisika]] (antara lain dengan karbon c-14 untuk mendapatkan pertanggalan mutlak), ilmu [[metalurgi]] (untuk mendapatkan unsur-unsur suatu benda logam), serta [[filologi]] (mempelajari naskah lama).
 
Arkeologi pada masa sekarang merangkumi berbagai bidang yang berkait. Sebagai contoh, penemuan mayat yang dikubur akan menarik minat pakar dari berbagai bidang untuk mengkaji tentang pakaian dan jenis bahan digunakan, bentuk [[keramik]] dan cara penyebaran, kepercayaan melalui apa yang dikebumikan bersama mayat tersebut, pakar kimia yang mampu menentukan usia galian melalui cara seperti metode pengukuran karbon 14. Sedangkan pakar genetik yang ingin mengetahui pergerakan perpindahan manusia purba, meneliti [[DNA|DNA-]]nya.
 
Secara khusus, arkeologi mempelajari budaya masa silam, yang sudah berusia tua, baik pada masa [[prasejarah]] (sebelum dikenal tulisan), maupun pada masa sejarah (ketika terdapat bukti-bukti tertulis). Pada perkembangannya, arkeologi juga dapat mempelajari budaya masa kini, sebagaimana dipopulerkan dalam kajian budaya bendawi modern (''modern material culture'').
Baris 26:
'''Purbawanisme''' merupakan kombinasi kata dari 'purbawan' dan imbuhan dari bahasa Inggris '-isme'. Menurut Kamus [[Dewan Bahasa dan Pustaka]], purbawan memiliki maksud sebagai orang yang mengkaji, mengumpul dan menjual barang-barang antik<ref>Nama, ''Kamus Dewan Bahasa Edisi Keempat.'' Dewan Bahasa dan Pustaka. Kuala Lumpur. 2007. hlm. 1253</ref> manakala '-isme' bermaksud sifat dan kelakuan.<ref>ibid. hlm. 590</ref> Dapat disimpulkan bahwa 'purbawanisme' berarti sikap dan perilaku orang yang mempelajari, mengoleksi, dan menjual barang antik. Istilah yang lebih popular digunakan dalam bahasa Inggris adalah ''antiquity'' atau ''antiquarianism''. Istilah tersebut pertama kali muncul pada abad ke-15 sebagai salah satu cabang sejarah ''Renaissance Humanism.''<ref>Shaw, Ian. Jameson, Robert. ''A Dictionary of Archaelogy.'' Blackwell Publisher Ltd. USA. 1999. hlm. 65</ref>
 
Kegiatan purbawanisme yang pertama telah dilakukan oleh [[Nabonidus]] (555–538 SM), raja terakhir [[Babylon]] sebelum ditaklukan oleh [[Cyrus Agung]]. BeliauDia sangat meminati sejarah peradaban Babylon dan telah menemukan kuil [[Naram-Sin]] yang dibangun 2200 tahun sebelum masa pemerintahannya.
 
Pada zaman pemerintahan [[Julius Caesar]], barang artifakartefak seperti tempayan, senjata purba, dan perunggu merupakan beberapa hasil penemuan tentara Romawi semasa mengeledah kuburan kuno di tanah-tanah jajahan mereka seperti di [[Yunani]] dan [[Italia]]. [[Suetonis]] mencatatkan bahwa kegiatan pengumpulan barangan purba oleh Maharaja [[Augustus Caesar]]. Sementara itu, [[Strabo]] mengatakan bahawa Julius Caesar telah mendirikan daerah jajahan [[Romawi]] untuk tentara-tentaranya di [[Corinth]]. Setelah itu, kekayaan yang terdapat di dalam kuburan lama telah dijual kepada kolektor Romawi yang menghargai barang bersejarah Yunani.<ref>Hole, Frank. Heizer, Robert F. ''Arkeologi Prasejarah: Satu Pengenalan Ringkas.'' 1990. Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka. hlm. 33</ref>
 
Pada abad ke-14 hingga 17 Masehi, '[[Cabinets of Curiosity]]' menjadi puncak minat publik terutama raja-raja monarki seperti Rudolf II, kaisar Romawi (memerintah dari tahun 1576–1612), Ferdinand II, Archduke of Austria sedangkan dua koleksi barang yang terkenal adalah –milikmilik Ole Worm (15881654) dan Athanasius Kircher (1602–1680). Selama abad ke-15, minat yang tumbuh untuk mengumpulkan kekayaan dimulai di Italia dan berkembang di bawah pemerintahan para pendeta seperti Sixtus IV (1471–1484). Alexander VI, sebaliknya, mulai melakukan eksplorasi untuk menambah jumlah koleksinya. Hal Ituitu telah menjadikan aktivitas sebagai budaya di antara orang kaya, pendeta dan orang-orang gereja dan ini menandai Zaman Reformasi atau 'Dilettanti' (kegembiraan dalam [[bahasa Italia]]).
 
=== Zaman arkeologi prasejarah (1820–1920) ===
'''Arkeologi Prasejarahprasejarah''' berkembang di Eropa dan Amerika Serikat. Bidang kepurbakalaan dewasa ini lebih menitikberatkan pada penggambaran dan rekonstruksi kehidupan lampau serta memandang budaya secara normatif. Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya banyak teori yang dapat digunakan di lapangan. Singkatnya, sejarah perkembangan arkeologi saat ini lebih pada konstruksi dan penguatan metode penelitian sebagai hasil dari teori-teori yang dikumpulkan dari berbagai cabang. Hal ini menunjukkan bahwa arkeologi merupakan bidang multidisiplin.
 
Dari disiplin geologi, gagasan lapisan tanah dipelopori oleh [[James Hutton]]<ref>[http://www.gutenberg.org/files/12861/12861-h/12861-h.htm Hutton, James. 1785. Theory of the Earth] </ref> sedangkan Theory of Uniformity<ref>[http://www.gutenberg.org/files/33224/33224-h/33224-h.htm Lyell, Charles. 1833. ''Principles of Geology.''] </ref> oleh [[Charles Lyell]] digunakan untuk mempelajari perkembangan arkeologi manusia. Hal ini juga membuktikan bahwa pendapat Injil pada masa itu tidak akurat karena bagi mereka, keberadaan manusia adalah 4002 SM tetapi menurut studi geologi, umur bumi jauh lebih tua dari waktu yang dikemukakan oleh Injil. [[Sistem Tiga Zaman]] yang diperkenalkan oleh [[Christian Jurgensen Thompsen]] telah memfasilitasi pembagian waktu berdasarkan artefak yaitu [[Zaman Batu]], [[Zaman Perunggu]] dan [[Zaman Besi]].
Baris 39:
Namun, [[Jacques Boucher de Perthes]] pada tahun 1841 sebelumnya menganjurkan gagasan bahwa arkeologi manusia jauh lebih awal dari 6004 tahun. Dia juga salah satu tokoh yang berpendapat bahwa arkeologi sejarah dapat dipetakan menurut periode geologi. Hasilnya, studi stratigrafi dikembangkan lebih lanjut oleh William Smith di Kents Cavern, Inggris.
 
Teori Evolusi [[Charles Darwin]] dicetuskan awalnya dari matlamat ingin mengkaji kepurbakalaan manusia. TeoriTeorinya beliauperihal asasnyaasas mengenai proses evolusi manusia daripada spesis primat primitf kepada manusia modenmodern dan dibukukan pada tahun 1871,The Descent of Man, yang sehingga kini terkesan dalam kajian asal usul manusia. Idea beliau juga menyebabkan kajian terhadap kepurbakalaan manusia dilakukan berdasarkan tinggalan kebudayaan.
 
Selama ini pula, arkeologi tua berkontribusi banyak pada perkembangan bidang tersebut. Di Diantaranyaantaranya adalah teknik untuk memahami [[hieroglif Mesir | hieroglif]] dari studi [[Batu Rosetta]] oleh [[Jean-Francois Champollion]], penemuan patung besar [[Asiria]] dan perpustakaan [[tulisan paku]] di [[Kuyunjik]] oleh Paul Emile Botta, Austen Henry Layard dan Henry Rawlinson, penemuan dan studi tentang sisa-sisa budaya [[Peradaban Maya | Maya]] di Yucatan, Meksiko oleh John Lloyd Stephen, penggalian situs Awamoa di [[Selandia Baru]] oleh Walter Mantell pada tahun 1852 dan yang terpenting, teknik penggalian sistematis oleh Jenderal August Lane-Fox Pitt-Rivers di Wor Barrow, Cranborne Chase di selatan Inggris.
 
Perkembangan terkini juga telah menyaksikan munculnya banyak museum dan kelompok penelitian arkeologi, seperti British Archaeological Association (1844), Romisch-Germanisches Zentralmuseum (1852), Smithsonian Institution, Washington DC (1855), Peabody Museum, Harvard (1866), Egypt Exploration Society. (1882), Museum Naturhistorisches, Wina (1882), dan Museum fur Volkerkunde, Berlin (1886).
Baris 55:
 
=== Zaman Arkeologi Baru (1960–2000) ===
'''Arkeologi Barubaru''' diperkenalkan oleh Lewis Binford, seorang arkeolog asal Amerika Serikat dan David Clarke dari Inggris pada pertengahan 1960-an.
 
== Perkembangan di Indonesia ==