Kabupaten Jepara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: gambar rusak VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 115:
-->
[[Berkas:Ansicht Japare Java.jpg|jmpl|200px|Pemandangan kota [[Jepara, Jepara|Jepara]] di sekitar tahun 1650, dengan latar belakang Gunung Muria.]]
[[Berkas:Selat Muria di abad ke-16.svg|jmpl|200px|Gunung Muria pada pertengahan abad ke-16, ketika masih terpisah oleh Selat Muria]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een groep houtsnijders uit Japara aan het werk TMnr 10017719.jpg|jmpl|200px|Pengukir Jepara di zaman kolonial]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het huis van het dorpshoofd van Bawoe TMnr 10017364.jpg|jmpl|200px|Rumah warga Jepara era Hindia Belanda.]]
 
Jauh sebelum adanya kerajaan-kerajaan di tanah jawa. Di ujung sebelah utara pulau Jawa sudah ada sekelompok penduduk yang diyakini orang-orang itu berasal dari daerah Yunnan Selatan yang kala itu melakukan migrasi ke arah selatan. Jepara saat itu masih terpisah oleh selat Juwana.
 
Asal nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara, dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat permukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku “Sejarah Baru Dinasti Tang (618–906 M)” mencatat bahwa pada tahun 674 M seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kaling atau [[Kalingga]] yang juga disebut [[Jawa]] atau Japa dan diyakini berlokasi di Keling, kawasan timur Jepara sekarang ini, serta dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Ratu Shima yang dikenal sangat tegas.