Begalan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
Jei Eux (bicara | kontrib)
Menambahkan Konten :)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
'''Begalan''' adalah salah satu [[tradisi]] [[budaya]] masyarakat [[Jawa]], utamanya [[Banyumas]] yang dilaksanakan sebagai bagian dari [[prosesi]] pernikahan. Begalan kali pertama diperkenalkan semasa [[Bupati]] [[Banyumas]] XIV, Raden Adipati [[Tjokronegoro]] (tahun 1850). Tradisi yang hanya ditampilkan apabila mempelai laki-laki merupakan putra [[sulung]], ini berupa perarakan pengantin, para penari, penabuh [[gamelan]], dilengkapi dengan usungan berupa perabot rumah tangga.<ref>{{Cite web
 
Ada beberapa proses dalam tardisi begalan, yaitu:
 
1. Sang pelakon (baca: Cucuk Lampah) akan membawa tandu berisikan peralatan rumah tangga di hadapan pengantin.
 
2. Sang pelakon (baca: Cucuk Lampah) akan memulai tradisi dengan membuat guyonan dalam bahasa Banyumasan, guyonan ini bisanya berisi guyonan tentang rumah tangga, atau kondisi sosial yang kemudian di buat sebagai guyonan, yang paling umum terjadi adalah pengantin pria akan di tanya "Apa yang kamu suka dari Mba ..(pengantin perempuan)" dan kemudian jawabannya akan di komplutasikan menjadi guyonan.
 
3. Dengan suara yang keras sang pelakon (baca: Cucuk Lampah) akan menggiring (biasanya para tamu tahu acara puncak akan di laksanakan) lalu pelakon segera memukul tandu yang berisi peralatan rumah tangga dengan keras, para tamu pun akan merebutkan peralatan rumah tangga yang ada.
 
Peralatan rumah tangga yang ada pun tidak sembarangan, ada makna di balik nama atau barang rumah tangga (biasanya alat dapur) makna tersebut erat kaitannya dengan keharmonisan dalam rumah tangga, contohnya adalah 'Suwir' alat masak tradisional ini melambangkan bahwa cinta kedua pengantin ini jangan 'disuwir-suwir' atau dibagai-bagi.
 
Terdapat beberapa alat memasak lainnya, yang memiliki makna tentang menjaga keharmonisan atau kelangenan suatu rumah tangga.
 
|url=http://budayajawa.id/tradisi-begalan-banyumasan/
|website=Budaya Jawa