Monumen Soco: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 44:
Pembantaian oleh orang-orang PKI di daerah setempat terjadi pada 18 September 1948. PKI mulai melakukan penculikan pada sekitar pukul 04.00 dini hari, pada malam sebelumnya mereka menggelar Tari Gambyong. Markas gerakan PKI setempat berada di Desa Bogem, Kecamatan Kawedanan (dulu Gorang Gareng), Kabupaten Magetan. Aparat pemerintahan desa, kecamatan, berserta para ulama, tokoh masyarakat, tentara, dan polisi waktu itu turut menjadi korban. Mereka diculik dan dibawa ke PG Rejosari. Setelah dibantai, mayatnya diangkut dengan gerbong menuju Desa Soco dan dibuang ke dalam sumur.
 
== Isi monumen ==
== Koleksi dan Tokoh Penting di Monumen Soco ==
=== Gerbong Kertapati ===
[[Berkas:Gerbong Kertapati.jpg|jmpl|Gerbong Kertapati|kiri]]
 
'''Gerbong Kertapati''' adalah gerbong yang menjadi bukti para korban keganasan PKI di Magetan pada tahun 1948 dari pabrik gula Redjo Sari, Gorang-Gareng menuju ke Desa Soco. Gerbong ini sekarang dimonumenkan di samping Monumen Soco yang terletak di Desa Soco, Kecamatan Bendo, 15 Km arah timur dari pusat kota Kabupaten Magetan.
 
=== Monumen sumur tua===
 
[[Berkas:Tokoh Penting.jpg|jmpl|kiri|Daftar korban Pemberontakan PKI 1948 di Monumen Soco]]
 
Sumur ini menjadi lokasi penguburan massal para korban pembantaian yang ditimbun menjadi satu. Di sumur tua tersebut, ditemukan tak kurang dari 108 jenazah korban kebiadaban PKI. DiantaranyaDi antaranya 78 orang yang dapat dikenali sementara sisanya tidak dapat dikenali. Sumur-sumur tua yang tak terpakai di Desa Soco memang dirancang oleh PKI sebagai tempat pembantaian massal sebelum melakukan pemberontakan. Adapun beberapa nama tokoh yang menjadi korban pembantaian di Desa Soco adalah Bupati Magetan Sudibjo, Jaksa R Moerti, Muhammad Suhud (ayah mantan Ketua DPR/MPR, Kharis Suhud), Kapten Sumarno dan beberapa pejabat pemerintah serta tokoh masyarakat setempat termasuk KH Soelaiman Zuhdi Affandi, pimpinan Pondok Pesantren Ath-Thohirin Mojopurno, Magetan. PKI membantai tokoh-tokoh tersebut karena mereka adalah tokoh penting yang dapat mempengaruhi masyarakat untuk bertindak atau melakukan sesuatu yang dapat melawan PKI.
 
[[Berkas:Tokoh Penting.jpg|jmpl|kiri]]
 
 
 
'''Sumur Tua Soco yang telah ditimbun dan dijadikan Monumen'''
 
Sumur ini menjadi lokasi penguburan massal para korban pembantaian yang ditimbun menjadi satu. Di sumur tua tersebut, ditemukan tak kurang dari 108 jenazah korban kebiadaban PKI. Diantaranya 78 orang yang dapat dikenali sementara sisanya tidak dapat dikenali. Sumur-sumur tua yang tak terpakai di Desa Soco memang dirancang oleh PKI sebagai tempat pembantaian massal sebelum melakukan pemberontakan. Adapun beberapa nama tokoh yang menjadi korban pembantaian di Desa Soco adalah Bupati Magetan Sudibjo, Jaksa R Moerti, Muhammad Suhud (ayah mantan Ketua DPR/MPR, Kharis Suhud), Kapten Sumarno dan beberapa pejabat pemerintah serta tokoh masyarakat setempat termasuk KH Soelaiman Zuhdi Affandi, pimpinan Pondok Pesantren Ath-Thohirin Mojopurno, Magetan. PKI membantai tokoh-tokoh tersebut karena mereka adalah tokoh penting yang dapat mempengaruhi masyarakat untuk bertindak atau melakukan sesuatu yang dapat melawan PKI.
 
== Pranala luar ==