Leonardus Benyamin Moerdani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2 |
Mommy Debby (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 105:
Moerdani mencapai posisi ini dengan sedikit agak berbeda karena ia tidak pernah memerintah di unit yang lebih besar dari batalyon dan tidak menjabat sebagai Panglima Daerah Militer ([[Kodam]]) dan [[Kepala Staf Angkatan Darat]]. Selain sebagai pemimpin ABRI, Moerdani juga ditunjuk menjadi [[Pangkopkamtib]], dan mempertahankan posisinya di Pusintelstrat, yang berganti nama menjadi [[Badan Intelijen Strategis]] (BAIS). Tidak seperti Panglima ABRI [[Orde Baru]] sebelumnya, Moerdani tidak memegang Departemen Pertahanan dan Keamanan.
=== Reorganisasi ABRI ===
Moerdani segera mengambil langkah untuk membenahi ABRI, pemotongan anggaran, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan profesionalisme sebagai tujuan langsungnya.{{sfn|Pour|2007|p=239}}
Berkaitan dengan struktur komando, pertama Moerdani
Moerdani juga mengurangi porsi kurikulum non-militer [[Akabri]]. Untuk meningkatkan kualitas input Akademi serta untuk memperkuat basis nasionalis, Moerdani mengonsep sekolah menengah atas untuk melatih bakat bangsa yang cerah untuk kemudian menjadi anggota kelompok elit nasional ([[SMA Taruna Nusantara]], sekarang berjalan dan terletak bersamaan dengan Akademi ABRI di [[Magelang]]). Moerdani juga meningkatkan kerja sama antara Angkatan Bersenjata negara-negara [[ASEAN]].{{sfn|Pour|2007|p=242}}
=== Peristiwa Tanjung Priok ===
Latar belakang Benny Moerdani yang beragama Katolik akan mencuat ke permukaan pada tahun 1984 ketika bersama-sama dengan Panglima Kodam V/Jayakarta, [[Mayor Jenderal]] [[TNI]] [[Try Sutrisno]], memerintahkan untuk menggunakan [[Peristiwa Tanjung Priok|tindakan keras terhadap demonstran Islam]] di [[Tanjung Priok (disambiguasi)|Tanjung Priok]], Jakarta yang mengakibatkan kematian. Moerdani mengklaim bahwa para demonstran telah terprovokasi dan tidak bisa dikendalikan secara damai dan sebagai hasilnya ia memerintahkan tindakan keras.{{sfn|Pour|2007|p=264}} Moerdani bersikeras bahwa dia tidak pernah ingin menganiaya [[Muslim]] dan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah Muslim di seluruh Jawa untuk meningkatkan citranya dengan Muslim.
|