Sirahan, Cluwak, Pati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-. Beliau +. Ia)
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 15:
Desa Sirahan terletak di wilayah perbatasan [[Kabupaten Pati]] - [[Kabupaten Jepara]]. Dikenal sebagai pusat pendidikan keagamaan.
 
== Sejarah ==
 
=== Awal Sirahan ===
 
Sareman, kepala desa Sirahan pertama adalah pemenang sayembara membongkar batu besar yang menghalangi penyempurnaan pembangunan irigasi yang diselenggarakan pemerintah [[Belanda]] yang merencanakan saluran irigasi mencapai wilayah Tayu, maka bendungan (sambong) yang sudah ada akan dipindah ke lokasi yang lebih atas (tinggi).
Baris 25:
Kisah tentang bebas pajak itu ada dua versi, yaitu yang bebas pajak hanya keturunan Mbah Sareman, namun ada yang mengatakan yang bebas pajak adalah seluruh masyarakat Desa Sirahan. Sayangnya, surat perjanjian itu hilang (terbakar). Sumber lain mengatakan sengaja dibakar oleh pihak-pihak tertentu agar ketentuan bebas pajak tidak berlaku.
 
=== Putri China ===
Pemerintahan Desa Sirahan terjadi pada masa kejayaan Mataram dibawah Raja ke-3, [[Sultan Agung]]. Mataram pada masa itu memiliki wilayah kekuasaan meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat.
 
Karena jasanya dalam perang Mataram di Batavia itu, Sareman diberi hadiah seorang Putri Cina. Pernikahan dengan Putri Cina itu menurunkan putra tunggal bernama Poting. Sareman juga memiliki keturunan yang diperkirakan hasil pernikahan dengan wanita pribumi bernama: Singodiwiryo, Tumpak dan Sukijah. Singodiwiryo belakangan menjabat Kepala Desa Sirahan Ke-3 dan memiliki empat keturunan bernama Kaseh, Sakinah, Sadino dan H Abdullah. Anak cucu mereka kini hampir “memenuhi” Desa Sirahan.
=== Akhir masa penjajahan ===
Kepala Desa Sirahan terakhir yang mengalami masa penjajahan adalah Singo Guno. Tugas utama Kepala Desa adalah menarik pajak yang berlangsung setiap hari Rabu. Setiap Desa pada masa itu memiliki brankas besi penyimpan uang pajak yang setiap saat diambil Petugas Kepolisian PP dari Setenan (Kecamatan).
 
Menjelang akhir masa jabatan Singo Guno, penduduk Sirahan mengalami penderitaan akibat penjajahan [[Jepang]]. Dibandingkan Belanda, pemerintahan Jepang lebih kejam. Mereka menguras habis bahan makanan sehingga penduduk kelaparan.
 
=== Zaman kemerdekaan ===
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya [[17 Agustus]] [[1945]], sistem pemerintahan desa mengalami perombakan. Pemerintahan Singo Guno berakhir pada tahun itu juga.
 
Baris 42:
Sistem pemerintahan berjalan secara tradisional. Kepala Desa tidak pernah berpidato dihadapan masyarakatnya. Namun, penghormatan masyarakat terhadap Kepala Desanya masih tinggi.
== Peemerintahan ==
Dalam catatan sejarah desa, Kepala Desa Sirahan yang pertama bernama Sareman sekitar tahun [[1638]] M. Ia seorang prajurit [[Kerajaan Mataram]] dan pernah terlibat dalam pertempuran melawan [[Belanda]] di [[Batavia]].