Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal [[evolusi]], oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi [[mikroorganisme]] [[patogen]] di lingkungan mereka.<ref>{{Cite web|url=https://www.coursehero.com/file/52624660/anatomi-cacingdocx/|website=www.coursehero.com|access-date=2023-01-31}}</ref>Penelitian yang telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa cacing tanah memiliki [[kekebalan humoral]] dan seluler mekanisme.<ref>{{Cite journal|last=Mustain|first=Amalina Hafidhah|date=2014|title=Uji Aktivitas Serbuk Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Terhadap Fagositosis Sel Makrofag Peritoneum Tikus Wistar Jantan|url=http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/78265|publisher=Universitas Gadjah Mada}}</ref> Selain itu telah ditemukan bahwa cairan selom cacing tanah mengandung lebih dari 40 [[protein]] dan pameran beberapa aktivitas biologis sebagai berikut: [[cytolytic]], [[proteolitik]], [[antimikroba]], [[hemolitik]], hemagglutinating, tumorolytic, dan kegiatan mitogenic.<ref>{{Cite journal|last=Loisya|first=Loisya|date=2019-03-03|title=DAYA HAMBAT EKSTRAKSI CACING TANAH (Lumbricus rubellus) DALAM BEBERAPA KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi SECARA IN VITRO|url=https://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/2593|language=en}}</ref>
Cairan dari selom [[foetida Eisenia Andrei]] telah diteliti memiliki sebuah aktivitas [[antimikroba]] terhadap [[Aeromonas hydrophila]] dan [[Bacillus]] [[megaterium]] yang dikenal sebagai [[patogen]] cacing tanah.<ref>{{Citation|title=AgribisnisAneka Ternak|urlname=http":2" //repository.unpkediri.ac.id/3752/|accessdate=2023-01-31|language=en|first=sapta|last=andaruisworo}}</ref> Setelah itu diperoleh dua protein, bernama [[Fetidins]], dari cairan selom cacing tanah dan menegaskan bahwa aktivitas antibakteri ini disebabkan karena fetidins.<ref>{{Citation|title=AgribisnisAneka Ternak|urlname=http":2" //repository.unpkediri.ac.id/3752/|accessdate=2023-01-31|language=en|first=sapta|last=andaruisworo}}</ref> [[Lumbricus rubellus]] juga memiliki dua agen antibakteri bernama [[Lumbricin]] 1 dan Lumbricin 2. Baru-baru ini, dua jenis faktor antibakteri yang mempunyai aktivitas seperti [[lisozim]] dengan aktivitas [[hemolitik]] serta pengenalan pola protein bernama selom cytolytic faktor (CCF) telah diidentifikasi dalam foetida Eisenia cacing tanah.{{fact}}<ref name=":2" /> Lysenin protein yang berbeda dan Eisenia foetida lysenin-seperti protein memiliki beberapa kegiatan yang diberikan cytolytic hemolitik, antibakteri dan membran-permeabilizing properti.<ref name=":2">{{cite journal
| author = Arslan-Aydogdu EO,Cotuk A
| year = 2008
Baris 75:
}}</ref>
[[Protein]] yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki mekanisme [[antimikroba]] yang berbeda dengan mekanisme antibiotik.{{fact}}<ref name="zagarese" /> Antibiotik membunuh [[mikrorganisme]] tanpa merusak jaringan tubuh.{{fact}}<ref name=":1">{{Cite book|last=Sudigdoadi|first=Sunarjati|date=2015|url=http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/09/mekanisme-timbulnya-resistensi-antibiotik-pada-infeksi-bakteri.pdf|title=MEKANISME TIMBULNYA RESISTENSI ANTIBIOTIK PADA INFEKSI BAKTERI|publisher=Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran|pages=3|url-status=live}}</ref> Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya dengan dua cara, yaitu dengan menghentikan jalur metabolik yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri.{{fact}}<ref name=":1" /> Sedangkan, mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel bakteri.{{fact}} Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian.{{fact}}<ref name="zagarese" /> Dengan cara ini, bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri.<ref name=zagarese>{{citation
|title=A new Model for Analyzing Antimicrobial Peptides with Biomedical Applications