Hubungan Suriah dengan Uni Eropa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
2017 source edit
k clean up, added orphan, underlinked tags
Baris 1:
{{Underlinked|date=Februari 2023}}
{{Orphan|date=Februari 2023}}
 
[[Uni Eropa]] (''European Union'') dengan [[Suriah]] (''The Syrian Arab Republic'') memiliki hubungan kerjasama baik utamanya dalam bidang ekonomi. Namun, pasca terjadinya perang sipil di Suriah pada tahun 2011, Uni Eropa memberikan sanksi secara politik. Uni Eropa tetap membuka hubungan dengan masyarakat Suriah melalui perlindungan untuk masyarakat sipil melalui bantuan dan mediasi politik.
 
Baris 7 ⟶ 10:
Pasca perang sipil, kerjasama Ekspor Uni Eropa ke Suriah tetap kurang lebih tetap sama, meskipun dengan volume yang jauh lebih rendah: pada tahun 2013 ekspor Uni Eropa ke Suriah terutama terdiri dari produk pertanian (50,7%), mesin dan peralatan transportasi (19,4%), dan bahan kimia ( 18,2%). Pada tahun 2017, ekspor Uni Eropa ke Suriah masih terdiri dari produk pertanian (€ 0,1 miliar, 32,3%), bahan kimia (€ 0,1 miliar, 23,6%), dan mesin dan peralatan transportasi (€ 0,1 miliar 18,8%)
 
Kerjasama bidang impor Uni Eropa dari Suriah sempat berubah pada tahun 2013 yang terdiri dari bahan bakar dan produk pertambangan (36,8%), produk pertanian (31,4%) dan produk manufaktur dalam bahan kimia tertentu (5,8%). Pada 2017, impor UE dari Suriah terutama terdiri dari produk pertanian (€ 0,07 miliar, 81,8%).<ref name="ec.europa.eu">Syria, http://ec.europa.eu/trade/policy/countries-and-regions/countries/syria/</ref>
 
Namun sejak terjadinya perang sipil di Suriah yang diawali oleh The Arab Spring, pada tahun 2011 yang kemudian berkembang menjadi pemberontakan bersenjata hingga jatuhnya korban korban dari masyarakat sipil. Pada masa yang bertepatan juga dengan krisis Euro, sehingga Uni Eropa sempat terbagi antara ikut intervensi dengan krisis Suriah. Dengan Inggris dan Prancis mengusulkan untuk mempersenjatai para pemberontak rezim Assad, tetapi Jerman dan negara anggota lainnya menolak hal tersebut.<ref>John Pett amd Anton La Guardia, Unhappy Union: 145 </ref>
 
Akhirnya, Uni Eropa mengambil langkah tegas dengan memberikan sanksi pemutusan kerja sama dengan Suriah.<ref>Gordon Kerr, A Short History of The MiddleEast, from ancient empires to Islamic State:177</ref> Selain dalam hal kerjasama antar negara, sanksi juga dalam bentuk dilarangnya perjalanan, beberapa pembekuan asset untuk beberapa pejabat negara yang bertanggungjawab dalam menangani konflik, hingga penyitaan senjata untuk Suriah. .<ref>Konflik Suriah: Akar Masalah Dan Dampaknya A.Muchaddam Fahham* A.M. Kartaatmaja**, Politica Vol. 5 No. 1 Juni 2014: 42</ref> Beberapa tindakan seperti larangan impor minyak mentah dan produk minyak bumi serta pembatasan ekspor termasuk pada barang-barang penggunaan ganda, peralatan utama dan teknologi untuk industri minyak dan gas, serta peralatan telekomunikasi tertentu dan barang-barang mewah juga dilakukan.<ref>Syria, http://name="ec.europa.eu"/trade/policy/countries-and-regions/countries/syria/</ref> Sejauh kini, sanksi Uni Eropa kepada Suriah masih diperpanjang lagi hingga Juni 2019.<ref>EU Extends Sanctions Against Syria for One Year, https://sputniknews.com/world/201805281064875994-eu-sanctions-syria-extension/</ref>
 
== Uni Eropa pada Krisis Suriah ==