Pulau Kemaro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k top: clean up, added underlinked tag
Ontex (bicara | kontrib)
k Sejarah tentang Pulau Kemaro, karna saya lihat ada kesalahan penyebutan nama benteng dan sejarahnya kurang lengkap
Tag: referensi YouTube kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru VisualEditor
Baris 11:
 
== Sejarah ==
Pada Tahun 1659 terjadi Perang Benteng Pertama (I) di Ibukota Kerajaan Palembang yang bernama Keraton Kuto Gawang yang melibatkan Benteng-benteng pertahanan Kerajaan Palembang di Pulau Kemaro dalam menghadapi ekspedisi militer VOC. Pertempuran ini terjadi disekitar Pulau Kemaro dan Plaju. Saat itu di Pulau Kemaro sudah terdapat Benteng Maguntama dan Benteng Bamagangan serta satu Benteng Rakit di perairan sungai musi. Diseberang sungai, di daerah Plaju ada Benteng Tambak Bayo dan Benteng Martopuro di Bangus Kuning. Namun VOC akhirnya berhasil menduduki Palembang pada tahun 1659 itu, semua benteng yang ada di sekitar Keraton Kuto Gawang (sekarang wilayah kawasan PT.Pusri) diluluh-lantakkan oleh VOC, termasuk Benteng Manguntama, Bamagangan, Benteng Rakit, Tambak Bayo dan Martopuro. Bahkan tak ada sedikit pun sisa-sisa bangunan benteng yang masih berdiri hingga saat ini. Saat terjadi Perang Benteng Kedua (II) tahun 1812, yaitu perang antara Kesultanan Palembang dengan Kerajaan Inggris, terjadi juga pertempuran dahsyat disekitar Pulau Kemaro ini yang melibatkan Benteng-benteng pertahanan tersebut diatas. Tahun 1819 dan 1821, terjadi Perang Benteng Ketiga (III), Keempat (IV) dan Kelima (V) antara Kesultanan Palembang Darussalam dengan Kerajaan Belanda, dan peranan Benteng-benteng pertahanan di Pulau Kemaro seperti; Benteng Manguntama, Benteng Bamagangan, dan Benteng Rakit kembali memegang peranana penting, disamping Benteng Tambak Bayo di Plaju dan Benteng Martopuro di Bagus Kuning.<ref name=":1">{{Cite web|last=Adil|first=HG Sutan|year=31 Agustus 2022|title=PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 & 19 di Palembang|url=https://www.youtube.com/watch?v=9J6-ZUjGxEk|website=https://www.youtube.com/@truebackhistoryofficial4204}}</ref>
Pada Perang Palembang I dan Perang Palembang II sepanjang awal abad ke-19, Kesultanan Palembang Darussalam mendirikan salah satu benteng maritim terkuat di atas tanah Pulau Kemaro bernama Benteng Tambak Bayo.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://srivijaya.id/2018/02/28/kisah-pulau-kemaro-legenda-atau-sejarah|title=Kisah Pulau Kemaro, Legenda atau Sejarah?|last=|first=|date=28 Februari 2018|website=srivijaya.id|access-date=|archive-date=2019-10-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20191010040758/https://srivijaya.id/2018/02/28/kisah-pulau-kemaro-legenda-atau-sejarah|dead-url=yes}}</ref> Pulau Kemaro sendiri dipilih sebagai lokasi pertahanan lapis pertama karena kawasannya tidak pernah terendam saat permukaan Sungai Musi sedang tinggi. Sedangkan kawasan lain selalu terendam air Sungai Musi, karena sebagian besar kawasan Palembang merupakan rawa air.<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/regional/read/2494878/kisah-heroik-di-balik-keindahan-pulau-kemaro|title=Kisah Heroik di Balik Keindahan Pulau Kemaro|last=|first=|date=28 April 2016|work=liputan6.com|access-date=}}</ref>
 
Pada Perang Palembang I dan Perang Palembang II sepanjang awal abad ke-19, Kesultanan Palembang Darussalam mendirikan salah satu benteng maritim terkuat di atas tanah Pulau Kemaro bernama Benteng Tambak Bayo.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://srivijaya.id/2018/02/28/kisah-pulau-kemaro-legenda-atau-sejarah|title=Kisah Pulau Kemaro, Legenda atau Sejarah?|last=|first=|date=28 Februari 2018|website=srivijaya.id|access-date=|archive-date=2019-10-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20191010040758/https://srivijaya.id/2018/02/28/kisah-pulau-kemaro-legenda-atau-sejarah|dead-url=yes}}</ref> Pulau Kemaro sendiri dipilih sebagai lokasi strategis pertahanan lapis pertama pertahanan karena kawasannya tidak pernah terendam saat permukaan Sungai Musi sedang tinggi. Sedangkan kawasan lain selalu terendam air Sungai Musi, karena sebagian besar kawasan Palembang merupakan rawa air.<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/regional/read/2494878/kisah-heroik-di-balik-keindahan-pulau-kemaro|title=Kisah Heroik di Balik Keindahan Pulau Kemaro|last=|first=|date=28 April 2016|work=liputan6.com|access-date=}}</ref>
Benteng pertahanan Pulau Kemaro menjadi kunci penting masuknya kolonial Belanda ke Palembang. Dalam berbagai invasinya, Belanda kehilangan banyak kapal dan anak buah karena pertahanan Benteng Tambak Bayo yang solid.<ref name=":1" />
 
Benteng pertahanan Pulau Kemaro menjadi kunci penting dan strategis masuknya kolonialbangsa Belandakolonialis ke Palembang. Dalam berbagai invasinyaekspedisi militernya, Bangsa Kolonialis seperti VOC, Kerajaan Inggris dan Kerajaan Belanda kehilangan banyak kapal dan anak buah karena pertahanan Benteng-benteng di Pulau Kemaro Tambak Bayo yang solid dibawah komando Benteng Manguntama.<ref name=":1" />
Namun Belanda akhirnya berhasil menduduki Palembang pada tahun 1821, semua benteng yang ada di sekitar Keraton Kuto Gawang—sekarang wilayah Pusri—diluluh-lantakkan oleh Belanda, termasuk Benteng Tambak Bayo. Bahkan tak ada sedikit pun sisa-sisa bangunan benteng yang masih berdiri hingga saat ini.
 
Namun Belanda akhirnya berhasil menduduki Palembang pada tahun 18211659, semua benteng yang ada di sekitar Keraton Kuto Gawang—sekarang wilayah Pusri—diluluh-lantakkan oleh Belanda, termasuk Benteng Manguntama, Bamagangan, Benteng Rakit, Tambak Bayo dan Martopuro. Bahkan tak ada sedikit pun sisa-sisa bangunan benteng yang masih berdiri hingga saat ini.
 
Fungsi Pulau Kemaro sejak tahun 1965 hingga tahun 2012 terbagi menjadi empat fase, diantaranya : fungsi Pulau Kemaro pada tahun 1965-1967 adalah sebagai kamp tahanan. Kamp ini telah terjadi serangkaian peristiwa mengenaskan yang banyak menewaskan para tapol (tahanan politik). Namun fungsi sebagai kamp tersebut kemudian hilang diakhir tahun 1967 dan berganti fungsi baru. Fungsi Pulau Kemaro pada tahun 1968-1997 adalah sebagai tempat pemukiman dan tempat ibadah. Sejak tahun 1968 pulau ini mulai dihuni oleh peduduk yang jumlahnya semakin meningkat. Selain itu, pada periode ini pula Pulau Kemaro mulai dijadikan sebagai tempat pemujaan. Banyak masyarakat yang telah mengunjungi Pulau Kemaro untuk berdoa, berziarah dan meminta peruntungan. Fungsi Pulau Kemaro tahun 1998-2007 adalah sebagai lahan pertanian. Pola fikir penduduk yang semakin maju, didukung dengan lokasi yang berada di tengah-tengah sungai sangat mendukung untuk dibukanya lahan pertanian guna meningkatkan taraf hidup penduduk Pulau Kemaro. Fungsi Pulau Kemaro tahun 2008-2012 adalah sebagai Objek Wisata Ritual.<ref name=":0" />
 
== Tempat Wisata ==
Daya tarik Pulau Kemaro adalahsekarang ini hanyalah sebuah Pagoda berlantai 9 yang menjulang di tengah-tengah pulau yang dibangun baru tahun 2006. Sedangkan keberadaan Benteng-benteng pertahanan Kerajaan Palembang dan Kesultanan Palembang di Pulau Kemaro tidak ada bekasnya lagi.

Pagoda berlantai 9 ini tingginya 45 meter dengan masing-masing tingkatnya 5 meter. Pagoda dibangun sembilan tingkat dimaksudkan agar sejalan dengan makna Feng Shui. Pagoda Tiongkok ini memiliki delapan sudut seperti simbol ''Pat Kwa'' atau KedelapanTrigram. Warna pagoda tersebut memiliki warna-warna yang cerah sesuai dengan makna simbol warna yang terdapat pada kepercayaan Tiongkok.<ref>{{Cite journal|last=Wanaputri|first=Diah Ayu|year=2015|title=Kajian Ornamen Pagoda Tiongkok di Pulau Kemaro Palebang Sumatra Selatan|url=http://eprints.uny.ac.id/21389/1/Skripsi%20%28full%29_Diah%20Ayu%20Wanaputri_11207241006_Pend%20Seni%20Kerajinan.pdf|journal=|volume=|issue=|pages=|doi=}}</ref>
 
Selain pagoda ada klenteng yang sudah dulu ada. Klenteng Hok Tjing Rio atau lebih dikenal Klenteng Kwan Im dibangun sejak tahun 1962. Di depan klenteng terdapat makam Tan Bun An (Pangeran) dan Siti Fatimah (Putri) yang berdampingan. Kisah cinta mereka berdualah yang menjadi legenda terbentuknya pulau ini.