Kabupaten Jombang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Referensi
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
Baris 50:
| web = {{url|http://www.jombangkab.go.id/}}
}}
'''Jombang''' ({{Lang-jv|[[Hanacaraka]]: ꦗꦺꦴꦩ꧀ꦧꦁ, [[Pegon]]: جَومباڠ}}) adalah sebuah [[kabupaten]] yang terletak di bagian tengah [[Provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]].<ref>{{Cite web|last=Sugendal|first=Zainuddin|date=2022-02-17|title=Jombang Pasca-Prapanca|url=https://www.tebuireng.co/jombang-pasca-prapanca/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-02-02}}</ref> Ibu kotanya adalah [[Jombang, Jombang|Kecamatan Jombang]]. Kabupaten Jombang memiliki ketinggian 44 meter di atas permukaan laut, dan berjarak 79&nbsp;km dari barat daya [[Surabaya]], ibu kota Provinsi [[Jawa Timur]]. Luas wilayah kabupaten Jombang yakni 1.159,50&nbsp;km².<ref>{{cite web|url=http://www.depdagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/35/name/jawa-timur/detail/3517/jombang|title=Detail Kabupaten Jombang|publisher=Depdagri.go.id|date=|accessdate=2011-07-24|archive-date=2011-12-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20111216122929/http://www.depdagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/35/name/jawa-timur/detail/3517/jombang|dead-url=yes}}</ref> Pada tahun [[2021]], penduduk Jombang mencapai 1.325.914 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1.143 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="JOMBANG"/>
 
Kabupaten Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas utara, dan selatan Pulau [[Jawa]] ([[Surabaya]]-[[Ngawi]]-[[Solo]]-[[Yogyakarta]]), jalur Surabaya-[[Tulungagung]], serta jalur [[Malang]]-[[Tuban]].<ref>{{cite web|url=http://www.webdesign-jatim.blogspot.com/|title=Web Design Jatim|publisher=Webdesign-jatim.com|date=|accessdate=2011-07-21}}</ref>
Baris 93:
 
== Sejarah ==
Penemuan fosil ''[[Homo Mojokertensis|Homo mojokertensis]]'' di lembah [[Sungai Brantas]] menunjukkan bahwa seputaran wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang diduga telah dihuni sejak ratusan ribu tahun yang lalu.<ref>{{Cite web|last=Sugendal|first=Zainuddin|date=2022-02-17|title=Jombang Pasca-Prapanca|url=https://www.tebuireng.co/jombang-pasca-prapanca/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-02-02}}</ref>
 
Tahun 929, Raja [[Mpu Sindok]] memindahkan pusat Kerajaan [[Mataram Kuno|Mataram]] dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, diduga karena letusan [[Gunung Merapi]] atau serangan [[Kerajaan Sriwijaya]]. Beberapa literatur menyebutkan pusat kerajaan yang baru ini terletak di [[Watugaluh, Diwek, Jombang|Watugaluh]]. Suksesor Mpu Sindok adalah Sri Isyana Tunggawijaya (947-985) dan Dharmawangsa (985-1006). Tahun [[1006]], sekutu Sriwijaya menghancurkan ibu kota kerajaan Mataram, dan menewaskan [[Dharmawangsa|Raja Dharmawangsa]]. [[Airlangga]], putra mahkota yang ketika itu masih muda, berhasil meloloskan diri dari serbuan Sriwijaya, dan menghimpun kekuatan untuk mendirikan kembali kerajaan yang telah runtuh. Bukti petilasan sejarah Airlangga sewaktu menghimpun kekuatan kini dapat dijumpai di [[Sendang Made]], Kecamatan [[Kudu, Jombang|Kudu]]. Tahun 1019, [[Airlangga]] mendirikan Kerajaan [[Kahuripan]], yang kelak wilayahnya meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali, serta mengadakan perdamaian dengan Sriwijaya.
Baris 101:
Menyusul runtuhnya Majapahit, agama [[Islam]] mulai berkembang. Jombang kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Seiring dengan melemahnya pengaruh Mataram, kolonialisasi [[Belanda]] menjadikan Jombang sebagai bagian dari wilayah VOC pada akhir abad ke-17, yang kemudian menjadi bagian dari [[Hindia Belanda]] pada awal abad ke-18, dan juga, seperti di daerah lain, pernah diduduki oleh Bala Tentara Dai Nippon ([[Jepang]]) pada tahun 1942 sampai Indonesia merdeka pada tahun 1945.
 
Jombang juga menjadi bagian dari wilayah gerakan revolusi kemerdekaan Indonesia.<ref>{{Cite web|last=Abdurrahman|first=Syarif|date=2021-08-18|title=Pertempuran Jumat Legi di Kota Jombang|url=https://www.tebuireng.co/pertempuran-jumat-legi-di-kota-jombang/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-02-02}}</ref> Etnis [[Tionghoa]] juga berkembang dengan adanya tiga kelenteng di wilayah Jombang, yang sampai sekarang masih berfungsi. Etnis [[Arab]] juga cukup signifikan berkembang. Hingga kini pun masih ditemukan sejumlah kawasan yang mayoritasnya adalah etnis Tionghoa dan Arab, terutama di kawasan perkotaan.
 
Tahun [[1811]], didirikan [[Kabupaten Mojokerto]], yang wilayahnya meliputi Kabupaten Jombang masa kini. Jombang merupakan salah satu [[residen]] di dalam Kabupaten Mojokerto. Bahkan [[Trowulan, Mojokerto|Trowulan]] (di mana merupakan pusat Kerajaan Majapahit), masuk dalam [[kawedanan]] (''onderdistrict afdeeling'') Jombang.
Baris 113:
== Pemerintahan ==
=== Daftar Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Jombang}}Bupati perempuan Jombang pertama Hj Mundjidah Wahab<ref>{{Cite web|last=Abdurrahman|first=Syarif|date=2022-08-20|title=Kiai Keturunan Joko Tingkir di Jombang|url=https://www.tebuireng.co/kiai-keturunan-joko-tingkir-di-jombang/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-02-02}}</ref> merupakan putri pahlawan nasional KH A Wahab Hasbullah. Secara nasab, Kiai Wahab sambung sampai Joko Tingkir. Secara ringkas, tokoh Jombang yang keturunan Joko Tingkir yaitu pendiri Nahdlatul Ulama dan pahlawan nasional yaitu KH M Hasyim Asy’ari, pahlawan nasional KH Abdul Wahab Hasbullah, pahlawan nasional KH A Wahid Hasyim, presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah).
{{utama|Daftar Bupati Jombang}}
 
{{:Daftar Bupati Jombang}}
Dari kalangan tokoh perempuan ada Nyai Hj Khoiriyah Hasyim, Nyai Sholilah, Hj Mundjidah Wahab (Wakil Bupati Jombang 2013-2018, Bupati Jombang 2018-2023) dan masih banyak lagi kiai keturunan Joko Tingkir yang tidak mungkin ditulis satu persatu.{{:Daftar Bupati Jombang}}
 
=== Perwakilan ===
Baris 189 ⟶ 190:
 
== Pendidikan ==
Kabupaten Jombang memiliki sejumlah perguruan tinggi, di antaranya Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng, [[Universitas Darul Ulum]] (UNDAR), [[Universitas KH. A. Wahab Hasbullah]] (UNWAHA), [[Institut Agama Islam Bani Fattah (IAIBAFA) Jombang]] , STKIP PGRI Jombang, STIE PGRI Dewantara, Universitas Hasyim Asy'ari (UNHASY), [[Universitas Pesantren Darul Ulum]] (UNIPDU), STIKES Pemkab Jombang, STIKES ICME, Sekolah Tinggi Agama Islam At-Tahdzib (STAIA), dan [[Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah (STIES) BABUSSALAM]].
Kabupaten Jombang memiliki kurang lebih 809 [[Sekolah Dasar|SD]] atau sederajat; 270 [[Sekolah Menengah Pertama|SMP]] atau sederajat; 140 [[Sekolah Menengah Atas|SMA]] atau sederajat; dan 69 [[Sekolah Menengah Kejuruan|SMK]] atau sederajat. Keseluruhannya meliputi sekolah negeri maupun swasta.
 
Baris 264 ⟶ 265:
== Pariwisata ==
{{utama|Pariwisata di Jombang}}
Makam ulama<ref>{{Cite web|last=Abdurrahman|first=Syarif|date=2021-10-23|title=Makam Ulama Jombang, Nomor Dua Tokoh Hebat|url=https://www.tebuireng.co/makam-ulama-jombang-nomor-dua-tokoh-hebat/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-02-02}}</ref> merupakan destinasi wisata terpenting di Kabupaten Jombang. Setiap hari ada ribuan peziarah dari berbagai daerah ke makam ulama Jombang. Khususnya ke makam KH Hasyim Asy’ari dan Gus Dur.
Kabupaten Jombang memiliki berbagai keindahan alam, dan potensi pariwisata lain yang menarik. Sangat disayangkan, potensi tersebut pada umumnya belum digali, dan tidak memiliki pendukung sarana dan prasarana yang memadai untuk memajukan pariwisata di Kabupaten Jombang, sehingga menunggu adanya investasi untuk menggarapnya. Hal ini sangat penting dan menguntungkan, mengingat posisi Kabupaten Jombang yang bersebelahan dengan daerah tujuan wisata alam [[Malang]] di tenggara, [[Pacet, Mojokerto|Pacet]]-[[Trawas, Mojokerto|Trawas]]-Tretes di timur, serta wisata historis ([[Majapahit|situs Majapahit]]) [[Trowulan, Mojokerto|Trowulan]].
 
Selain wisata religi makam Gus Dur, Jombang juga memiliki lima makam ulama yang layak dikunjungi. Makam para ulama tersebut sebagai bukti bahwa Jombang memiliki stok orang hebat yang tidak ada habisnya.
 
Makam-makam ulama Jombang tetap terawat dengan baik dan bersih. Selain itu, pengunjung juga tidak harus merogoh kocek dalam-dalam hanya sekedar untuk berkunjung. Ini lima rekomendasi makam ulama di Jombang yang layak dikunjungi beserta wiridan khusus saat ziarah sebagai berikut:
 
'''Pertama. makam KH Abdul Wahab Chasbullah'''
 
Makam Kiai Wahab terletak di komplek Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, tepatnya di sisi barat Desa Tambakrejo, Kecamatan/Kabupaten Jombang. KH Abdul Wahab Chasbullah merupakan pahlawan Nasional dan Ulama inspirator, salah satu pendiri dan penggerak organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU). Ia juga merupakan santri kinasih dari KH M Hasyim Asyari. Kiai Wahab tercatat pernah menjadi lurah Pesantren Tebuireng.
 
Makam Kiai Wahab terus mengalami renovasi demi kenyaman pengunjung. Pemerintah Kabupaten Jombang juga punya perhatian khusus ke sosok Kiai Wahab. Makam ini memiliki parkir yang dan tempat istirahat. Makam KH Abdul Wahab Chasbullah buka selama 24 jam dan terbuka untuk umum. Di masa pandemi Covid-19 ini juga masih buka, hari jumat dan di akhir pekan makam Kiai Wahab selalu dipadati peziarah.
 
Di makam Kiai Wahab, umumnya santri Tambakberas membacakan yasin, tahlil dan salawat sebagai berikut:
 
'''مولاى صلى و سلم دائما أبدا على حبيبك خير الخلق كلهم'''
 
'''هو الحبيب الذي ترجى شفاعته لكل''' '''هول من الأهوال مقتحم'''
 
'''يا رب بالمصطفى بلغ مقاصدن واغفر لنا ما مضى يا واسع الكرم'''
 
'''Kedua, makam Kiai Asy’ari, Leluhur Gus Dur'''
 
Rasa tidak lengkap apa bila ziarah ke makam Gus Dur tanpa datang ke makam Kiai Asy’ari di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Jombang. Dari arah makam Gus Dur, peziarah harus melakukan perjalanan ke arah barat beberapa kilo. Kiai Asy’ari adalah ayah kandung dari KH M Hasyim Asy’ari. Kiai Asy’ari merupakan santri dari Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
 
Makam Kiai Asyari cukup luas, bersih dan memiliki musala serta tempat bagi peziarah untuk membacakan doa. Setiap hari selalu ada peziarah yang membacakan doa di pusaran Kiai Asy’ari. Makam Kiai Asy’ari juga sering dijadikan lokasi mengaji bagi santri hafalan Qur’an atau sekedar mengulang hafalannya. Seperti santri dari Pesantren Madrasatul Qur’an Tebuireng dan Pesantren Al-Ma’arij.
 
Para penghafal Qur’an ini betah berjam-jam duduk membaca ayat suci Al-Quran. Bahkan ada yang khatam dalam satu kali duduk. Penghafal Al-Qur’an memilih makam KH M Hasyim Asy’ari dan Kiai Asy’ari untuk tempat khusus. Kiai Asy’ari adalah tokoh hebat yang berhasil mendidik tokoh sekelas KH M Hasyim Asy’ari menjadi tokoh Islam terpenting di Indonesia.
 
Namun, di makam Kiai Hasyim Asy’ari dan Gus Dur, umumnya para penghafal Al-Qur’an dan santri Tebuireng akan membaca surat Al-Kahfi terlebih dahulu sebelum melakukan doa lainnya. Kiai Hasyim Asy’ari dikenal sebagai tokoh yang rutin membaca Al-Kahfi dan Waqi’ah sepanjang hidupnya.
 
'''Ketiga, makam KH Bisri Syansuri'''
 
Makam besannya Kiai M Hasyim Asy’ari ini terletak di kawasan Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Kiai Bisri adalah mertua dari Kiai Wahid Hasyim dan kakek dari Gus Dur
 
KH Bisri Syansuri merupakan salah satu pendiri organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) bersama 3 Kiai lainnya yaitu KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Chasbullah dan KH Romli Tamim. Beliau juga sebagai salah satu pendiri pondok pesantren putri pertama di Jawa Timur yang dulunya sempat banyak yang menentang dengan adanya Ponpes putri.
 
Beliau merupakan kakek dari Gus Dur yang juga turut berkorban melawan penjajah di Republik Indonesia salah satunya pernah menjadi Kepala Staf Komando untuk menjadi penghubung antara gerakan massa yang dikerahkan oleh Bung Tomo dengan para kiai seluruh Jawa Timur menjelang peristiwa 10 November di Surabaya.
 
Di hari biasa makam ini juga buka selama 24 Jam dan dibuka untuk umum. Namun, di masa pandemi Covid-19 masih tutup sebab letaknya yang di dalam Ponpes Mambaul Ma’arif Denanyar, dikawatirkan terjadi penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren.
 
Santri Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar umumnya wiridan andalannya yaitu ''ya hayyu ya qayyum, la ilaha illa Anta subhanaka inni kuntu minadzalimin'',”
 
'''Keempat, makam KH Romli Tamim dan KH Tamim Irsyad'''
 
Makam tersebut berada di makam keluarga tepatnya di kawasan Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. KH Tamim Irsyad merupakan pendiri dari Ponpes Darul Ulum, Rejoso dan saat ini menjadi salah satu pondok terbesar di Kabupaten Jombang.
 
Sedangkan KH Romli Tamim merupakan salah satu ulama besar Nahdlotul Ulama (NU) dan beliau ialah salah satu mursyid thariqah NU yang menciptakan bacaan istiqhasah.
 
Di hari biasa makam ini juga buka selama 24 jam dan terbuka untuk umum. Namun, sama dengan makam ulama lainnya pada saat pandemi Covid-19 ini masih di tutup untuk umum.
 
Umumnya santri Pesantren darul Ulum membaca ''istighasah'' yang dibuat oleh KH Romli Tamim. Selama membuat istighasah tersebut KH Romli Tamim berriyadoh agar Istighasah dapat bermanfaat di dunia dan di akhirat
 
'''Kelima, makam Sayid Sulaiman'''
 
Makam Sayid Sulaiman terletak di Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. Ia merupakan salah satu tokoh agama dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Timur.
 
Sayid Sulaiman ialah keturunan dari ulama dari Yaman dan ibunya merupakan putri dari sunan gunung jati. Maka tak heran jika ia merupakan salah satu pendakwah terkenal pada masanya.
 
Sayid Sulaiman mendirikan Pesantren Sidogiri di Desa Sidogiri Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur. Sayyid Sulaiman memiliki marga Basyaiban, salah satu dari beberapa marga keturunan Rasulullah.
 
Sayyid Sulaiman merupakan ulama’ yang berasal dari Cirebon. Sedangkan ayahnya merupakan seorang pedagang yang datang dari Hadramaut, Yaman. Sedangkan ibunya, Syarifah Khadijah.
 
Sekembalinya dari Keraton Solo, Sayid Sulaiman pamit kepada istrinya yang sedang hamil tua untuk pergi ke Ampel Surabaya. Kemudian dia melanjutkan perjalanan ke Jombang. Namun di tengah perjalanan, Sayid Sulaiman jatuh sakit hingga akhirnya wafat dan dimakamkan di Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung.
 
Makam ini dibuka untuk umum dan buka selama 24 jam. Di masa pandemi Covid-19 makam ini juga masih buka. Saat ziarah ke makam Sayid Sulaiman, umumnya masyarakat sekitar memperbanyak membaca salawat.
 
Kabupaten Jombang juga memiliki berbagai keindahan alam, dan potensi pariwisata lain yang menarik. Sangat disayangkan, potensi tersebut pada umumnya belum digali, dan tidak memiliki pendukung sarana dan prasarana yang memadai untuk memajukan pariwisata di Kabupaten Jombang, sehingga menunggu adanya investasi untuk menggarapnya. Hal ini sangat penting dan menguntungkan, mengingat posisi Kabupaten Jombang yang bersebelahan dengan daerah tujuan wisata alam [[Malang]] di tenggara, [[Pacet, Mojokerto|Pacet]]-[[Trawas, Mojokerto|Trawas]]-Tretes di timur, serta wisata historis ([[Majapahit|situs Majapahit]]) [[Trowulan, Mojokerto|Trowulan]].
 
Kabupaten Jombang memiliki beberapa tempat pariwisata yang menarik, yaitu [[Pemandian Sumberboto]] di Mojowarno, [[Candi Arimbi]] di Bareng, [[Sendang Made]] di Kudu, [[Kedung Cinet]] di Plandaan, [[Kedung Sewu]] dan Desa Manduro yang berpenduduk asli Madura di Kabuh, perkebunan teh, cengkih, dan durian, [[Tretes|air terjun Tretes]], serta arung jeram (''rafting'') di [[Wonosalam]].