Jumo, Jumo, Temanggung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abyadh Habibie (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k clean up, removed stub tag
Baris 14:
 
== Sejarah ==
Jumo adalah sebuah desa kuno yang kemungkinan ada sejak zaman Kedhu atau era Pajang bersama dengan Desa Margawati dan sekitarnya. Termasuk desa-desa kuno yang merupakan sisa era [[Mataram Kuno]]. Jumo juga dikenal dengan sebutan ''Toya Jumo''.
 
Desa Jumo bermula dari dua orang pelarian yang berasal dari keluarga trah kerajaan (''kusumo'') atau darah biru dari [[Keraton Kartasura]] (Solo) pada abad ke-14 sampai dengan abad ke-18, yang berkisar tahun 1485-1835, saat itu [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] sudah datang di [[Hindia Belanda|Indonesia]]. Kedua orang tersebut adalah [[Kyai]] Jumo (''Nujum Kusumo'') dan Kyai Muneng. Beliau menentang kedatangan VOC (Belanda) di tengah-tengah pusat pemerintahan Keraton Kartasura yang dirasa ikut [[Intervensi|mengintervensi]] urusan politik pemerintahan kerajaan agar tujuannya tercapai yakni menjajah dengan cara politik [[Devide et impera|Devide et Impera]]. VOC menancapkan pilar-pilar kekuasaaannya yang kemudian menindas rakyat Indonesia pada umumnya. Kemudian beliau berdua menuju ke arah barat laut, sampai tepatnya di Temanggung Utara, di mana daerah tersebut masih merupakan alas "''gung lewang-lewung''" yang merupakan hutan.
Baris 23:
 
* Padukuhan Soroditan diambil dari nama besar Kyai Sorodito
 
* Padukuhan Jagalan yang diambil dari nama besar Kyai Jagong
* Padukuhan Bondalem yang diambil dari nama besar Kyai Dalem
Baris 31 ⟶ 30:
 
* Kyai Jumo (''Nujum Kusumo'') dimakamkan di [[Bandunggede, Kedu, Temanggung|Gunung Gede sebelah selatan Desa Jumo]]
 
* Kyai Dalem dimakamkan di Dusun Bondalem
* Kyai Sorodito dimakamkan di Dusun Soroditan
Baris 37 ⟶ 35:
* Kyai Jagong dimakamkan di Dusun Jagalan
 
Jumo mengalami puncak kejayaan pada zaman Surakarta dengan menjadi tempat menikmati hari tua Adipati Sindurejo yang merupakan patih Keraton Surakarta. Adipati Sindurejo sendiri sebelum menjadi patih memiliki gelar Tumenggung Mangkuyudo yang berjasa pada saat menyatukan Mangkunegara dengan Kasunanan, memberikan tempat tinggalnya di Solo untuk dijadikan Mangkunegaran. Ia juga berjasa dalam mengatur pembagian wilayah Kasunanan Surakarta dengan Kasultanan Yogyakarta. Adipati Sindurejo membangun sebuah [[masjid]] di Jumo seperti halnya famili satu darahnya dari klan Notoyudo yang lebih condong ke [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Kasultanan Yogyakart]]<nowiki/>a di [[Ketitang, Jumo, Temanggung|Desa Ketitang]], Kecamatan Jumo.
 
Adipati Sindurejo wafat dan dimakamkan di belakang masjid yang dibangunnya, dan sekarang nama beliau diabadikan menjadi nama masjid tersebut yakni Masjid Jami' “ADIPATI SINDUREJO“. Sementara makam para kyai yang menjadi cikal bakal nama dusun-dusun di Desa Jumo sampai sekarang masih dirawat dan dijadikan tempat yang dihormati, makam tersebut dijadikan obyek [[Nyadran|sadranan]] (''nyadran'') desa sebagai wujud penghormatan kepada leluhur desa.
 
== Batas Wilayah ==
Baris 68 ⟶ 66:
* Godegan
{{Jumo, Temanggung}}
 
 
{{Authority control}}
 
{{Kelurahan-stub}}